TNI memiliki satuan elite yakin satuan Komando Pasukan Khusus atau Kopassus yang diakui dunia. Bagi seorang prajurit yang ingin bergabung dengan Kopassus harus menyiapkan fisik dan mental kuat. Karena untuk masuk dalam satuan ini harus melalui pendidikan dan pelatihan yang super ketat dan sulit.
Dalam buku "Kopassus Untuk Indonesia" karya Iwan Santosa dan E.A Natanegara, diceritakan betapa beratnya masuk menjadi anggota Kopassus. Selama pendidikan Komando, siswa akan diberikan tahap-tahap pendidikan. Tahap-tahap itu seperti Tahap Basis (teori tentang kemampuan Prajurit Komando yang berisi ilmu medan, menembak, pengetahuan senjata ringan dan pengetahuan Demosili).
Kemudian tahap Gunung Hutan, tahap ini dimaksudkan agar prajurit memiliki kemampuan untuk beradaptasi dan mengatasi hambatan di gunung dan hutan. Latihan yang diberikan antara lain penjejakan atau anti penjejakan, survival, dan ilmu medan.
Dan terakhir tahap Rawa laut. Tahap ini dimaksudkan agar prajurit mampu beradaptasi dengan medan rawa laut. Latihannya seperti pengenalan rawa laut, patroli, dan pendaratan laut. Ada juga pembinaan jasmani militer. Latihannya cukup menyeramkan. Seperti ketangkasan jasmani (lempar pisau, renang militer). Lalu latihan bela diri ala militer, dan kesegaran jasmani.
Pendidikan ini teramat berat bagi prajurit komando. Mereka harus menjalankan pendidikan ini selama berbulan-bulan lamanya, dengan kondisi yang cukup memprihatinkan. Seperti kurang tidur, hanya membawa dua stel pakaian, ditambah suara menggelegar dari para pelatih yang jumlahnya lumayan banyak yang terus membakar semangat para prajurit.
Menurut pengakuan pasukan Kopassus yang sudah melewati pendidikan tersebut, kehadiran pelatih jauh lebih menakutkan daripada bertemu setan di hutan, karena mereka dididik dengan begitu keras. Yang lebih beratnya, selama 7 bulan pendidikan siswa tidak diperkenankan berhubungan dengan keluarga, dan tidak ada hari libur. Secara otomatis prajurit selalu bersama pelatih dan pengasuh di medan latihan Batujajar, Situ Lembang, Cilacap dan Nusa Kambangan.
Salah satu latihan terberatnya adalah jalan kaki yang merupakan latihan akhir tahap Gunung Hutan dan mengawali tahap latihan Rawa Laut di Pantai Cilacap. Jalan kaki ini dilakukan sepanjang 500 kilometer, atau dari Batujajar hingga Cilacap. Wajar saja banyak yang menyerah dalam latihan ini.
Dalam satu hari, mereka harus menempuh jarak sekitar 50 kilometer menelusuri bukan jalan raya. Diawali dengan bangun jam 4 pagi di Batujajar, mempersiapkan diri, beribadah, dan memasak sendiri untuk makan hari atau bekas hari itu. Kemudian, pukul 5 pagi mereka berangkat dan terus berjalan hingga sekitar pukul lima atau enam sore setiap harinya.
Sesampainya di Cilacap, mereka tak beristirahat. Mereka melanjutkan latihan Rawa Laut dan diakhiri dengan Latihan Pelolosan dan Uji Kerahasiaan. Latihan-latihan itu dianggap berat, karena siswa selama enam jam dianggap sebagai tawanan oleh pihak musuh dan terus mendapat deraan fisik sambil mempertahankan samaran yang diberikan.
Keberhasilan pendidikan komando, tidak bisa lepas dari peran pelatih yang berdedikasi tinggi, berkualitas dan bertanggung jawab di Pusat Pendidikan Kopassus guna menggodok para prajurit TNI terpilih yang pantas diluluskan menjadi prajurit komando. Beberapa pelatih bercerita bahwa tanggungjawab menjadi pelatih komando tidaklah ringan.
Salah satu pelatih, Pelda Suwito bercerita saat melatih, dia menerapkan pelatihan dengan disiplin, keras dan tegas tanda melihat latar belakang siswa yang dilatihnya. Sudah menjadi prinsipnya bahwa para calon pemimpin, calon komandan, calon jenderal harus ditempa dengan keras tanpa memberikan toleransi kemudahan terhadap latihan-latihan taktis dan bersifat penting.
"Kalau tidak keras, tidak tegas, lemah, peragu lantas mau jadi apa mereka? Nanti tidak bisa menjadi pemimpin yang tangguh," kata Pelda Suwito.
Jadi di balik pendidikan dan pelatihan keras dari pelatih yang diterima prajurit Kopassus, menjadikan mereka salah satu pasukan elit TNI yang terkuat di dunia.
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Selasa, 02 April 2019
Prajurit Kopassus TNI, Lebih Takut Pelatih daripada Setan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Kapal berteknologi tercanggih TNI AL saat ini, KRI Klewang-625, terbakar di dermaga Pangkalan TNI AL Banyuwangi, Jawa Timur. Hingga berita i...
-
Masih ingat dengan drone combatan yang tengah dirancang Indonesia? Ya siapalagi kalo bukan Drone Medium Altitude Long Endurance Black Eagle....
-
Sistem pertahanan Indonesia diciptakan agar menjamin tegaknya NKRI, dengan konsep Strategi Pertahanan Berlapis. SISTEM Pertahanan Indonesi...
-
Perusahaan tekstil dan garmen, PT Sri Rejeki Isman (Sritex) di Sukoharjo, Jawa Tengah sudah tersohor di seluruh dunia karena kualitas kain d...
-
Kementerian Pertahanan saat ini menunggu kedatangan perangkat alat sadap yang dibeli dari pabrikan peralatan mata-mata kondang asal Inggris,...
-
PT Pindad (Persero) telah mampu memproduksi produk militer kelas dunia. Mengadopsi teknologi dan ilmu dari Eropa dan NATO (North Atlantic T...
-
Pengakuan soal ketangguhan Tentara Nasional Indonesia di hadapan militer dunia lainnya seakan tak habis-habis. Setelah kisah Kopaska AL ata...
-
10 WNI yang diculik kelompok Abu Sayyaf atau Abu Sayyaf Group diduga ada di Pulau Jolo, Filipina Selatan. Lokasi itu selama ini memang menja...
-
Konflik SARA di Ambon pernah sangat mengerikan. Situasi semakin buruk saat gudang senjata Brimob dijarah. Sejumlah anggota TNI maupun Polri ...
Mantap betul.. lanjutkan
BalasHapus