Imparsial menyoroti empat aspek dalam tubuh TNI yang harus dibenahi agar tentara Indonesia lebih maju lagi. Sorotan tersebut dibuat berkaitan dengan hari jadi TNI ke-67 yang jatuh setiap 5 Oktober.
Direktur Eksekutif Imparsial, Poengky Indarti, mengakui reformasi TNI yang berjalan selama 14 tahun telah membuahkan hasil. Setidaknya, ucap dia, TNI sudah tidak lagi masuk dalam politik, seperti tak ada fraksi ABRI di DPR.
"Kendatipun dalam politik praktis, masih ada anggota TNI mencalonkan diri dalam pilkada," ungkap Poengky, Jumat (5/10).
Capaian itu, menurut Poengky, tidak lantas membuat TNI absen dari sorotan evaluatif. Imparsial, ucap dia, menyoroti empat hal yang harus dijadikan pertimbangan TNI untuk mengevaluasi diri.
Pertama, terang Poengky, TNI seharusnya memfokuskan penambahan anggaran untuk memperkuat AL dan AU. Hal yang perlu jadi pertimbangan, jelas dia, Indonesia adalah negara kepulauan yang memerlukan penguatan militer di laut dan udara. "Artinya, kekuatan militer yang bertumpu di darat sudah tidak relevan lagi," papar Poengky.
Poin kedua, menurut Poengky, adalah adalah melanjutkan pembahasan RUU Revisi UU Peradilan Militer yang berpotensi menjerat aparat TNI pelaku kekerasan. Hal itu, ungkap dia, perlu dilakukan mengingat masih banyak kasus kekerasan oleh aparat tentara yang tidak berujung pada pemberian sanksi atas pelakunya.
Ketiga, papar Poenky, poin yang berkenaan dengan Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista). Dia menyatakan, aspek tersebut masih tidak bisa lepas dari permasalahan.
Misalnya, ucap Poenky, ketika pembelian alutsista yang sebelumnya sudah direncanakan, kemudian di tengah jalan diubah. Dugaan keterlibatan rekanan (broker/agen), tutur dia, juga masih sangat kuat. "Hal ini yang justru melemahkan upaya penguatan alutsista," ungkap Poengky.
Terakhir yang tidak kalah penting, tegas Poengky, adalah kesejahteraan prajurit yang masih sangat rendah. Persoalan itu, harus dipikirkan oleh para petinggi militer agar terjadi pemerataan hasil.
"Para petinggi militer juga harus konsisten dan taat pada UU TNI untuk menghentikan bisnis militer agar aparatnya lebih profesional," jelas Poengky.
Sumber : Republika
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Jumat, 12 Oktober 2012
IMPARSIAL: 4 Aspek Yang Harus Dibenahi TNI
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
AH-64E Apache Untuk Indonesia merupakan tipe terbaru walau bukan tercanggih (AH-64D Longbow sebagaimana dimiliki Angkatan Darat Singapura) ...
-
Kejutan menyenangkan datang di akhir tahun 2013 ini. Sejumlah pengadaan alutsista yang termaktub dalam MEF terus berlangsung, bahkan di perc...
-
Mantan Presiden dan Menristek BJ Habibie angkat bicara soal rencana pengembangan bersama jet tempur canggih antara Indonesia dan Korea Selat...
-
Densus 88 menerima pelatihan, dukungan perbekalan dan operasional yang luas dari Kepolisian Federal Australia. Namun muncul bukti yang sema...
-
6 Polwan cantik yang merupakan presenter NTMC POLRI, Rabu (2/3) pagi mengikuti kegiatan latihan menembak yang berlangsung di Lapangan Tembak...
-
Ekspedisi Belanda tiba di Nusantara pada 1596. Kapal-kapal Belanda menyusul, hingga terbentuk The Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC). ...
-
BANDUNG – Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) M Nasir ingin ada percepatan proyek pembuatan pesawat terbang N219...
-
TNI Angkatan Laut akan melaksanakan latihan perang secara besar-besaran di laut Jawa selama satu bulan, 23 September sampai 23 Oktober 2012....
-
Kapal perang Australia memasuki wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) kembali terjadi sejak pertengahan Desember silam di mana t...
-
Hasil raker Komisi I dengan Menhan dan Panglima TNI membahas Perubahan APBN 2013 dan RAPBN 2014 yang dilakukan secara tertutup, Senin (10/6/...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar