Menangkap simpatisan atau orang-orang yang secara terbuka mendukung kelompok Negara Islam atau ISIS di Indonesia diakui bukan hal yang mudah.
Juru bicara Kepolisian RI, Ronny Sompie, mengatakan bahwa mendukung ISIS bukan merupakan tindak pidana.
"Dulu memang ada pasal tentang makar, tentang mendirikan negara di Indonesia. Tapi pasal itu sudah dicabut," kata Ronny kepada BBC Indonesia.
"Jadi, kalau ada deklarator ISIS yang kami tangkap, itu karena kami menduganya terkait atau terlibat suatu tindak pidana," jelas Ronny.
"Di luar itu tentu kami terus melakukan pemantauan atas orang-orang yang kami nilai mendukung ISIS," tambahnya.
Sejauh ini setidaknya dua orang ditangkap karena menyatakan mendukung ISIS, di antaranya Afif Abdul Majid.
Pengacara Afif, Achmad Michdan, mengatakan kliennya sekarang sepertinya dijerat dengan kasus pelatihan kamp militer di Aceh.
Michdan mengatakan keyakinannya bahwa aparat keamanan tidak bisa meneruskan kasus dukungan Afif ke ISIS.
"Kalau soal dukungan ke ISIS, itu bukan kejahatan. Itu bukan tindak pidana," ujar Michdan.
'Ladang baru' perjuangan
ISIS kembali menjadi perbincangan setelah muncul laporan satu lagi tersangka pelaku bom bunuh diri ISIS di Irak disebut-sebut berasal dari Indonesia.
Peneliti terorisme dari Universitas Gadjah Mada, Najib Azca, mengatakan para pendukung ISIS di Indonesia diperkirakan adalah 'orang-orang lama' atau kalangan yang pernah bersentuhan dengan jihadisme.
Yang juga membuat aparat keamanan mengendus mereka karena 'simpul-simpul' komunikasi para jihadis tidak selalu terjalin di dalam negeri.
"Mereka mungkin ada di Filipina selatan, Thailand, Pakistan, atau Afghanistan," kata Najib.
Ia memperkirakan jumlah simpatisan atau pendukung ISIS di Indonesia antara ratusan hingga seribuan orang.
"Mereka ini melihat Suriah dan Irak sebagai 'ladang baru' perjuangan untuk mendirikan suatu negara Islam," kata Najib. (BBC)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Kamis, 16 Oktober 2014
Pendukung ISIS di Indonesia diperkirakan ratusan hingga seribuan orang
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
TNI AL terus berbenah memperbaiki armada kapal perang mereka agar semakin disegani dan berwibawa. TNI AL harus memutar otak di tengah keterb...
-
Masih ingat dengan drone combatan yang tengah dirancang Indonesia? Ya siapalagi kalo bukan Drone Medium Altitude Long Endurance Black Eagle....
-
Kapal berteknologi tercanggih TNI AL saat ini, KRI Klewang-625, terbakar di dermaga Pangkalan TNI AL Banyuwangi, Jawa Timur. Hingga berita i...
-
Konflik SARA di Ambon pernah sangat mengerikan. Situasi semakin buruk saat gudang senjata Brimob dijarah. Sejumlah anggota TNI maupun Polri ...
-
Mayor Agus Harimurti Yudhoyono Brigif Linud 17 Kostrad mendapatkan penghormatan, menjadi pasukan AD pertama yang menggunakan Ba...
-
Sistem pertahanan Indonesia diciptakan agar menjamin tegaknya NKRI, dengan konsep Strategi Pertahanan Berlapis. SISTEM Pertahanan Indonesi...
-
Pengakuan soal ketangguhan Tentara Nasional Indonesia di hadapan militer dunia lainnya seakan tak habis-habis. Setelah kisah Kopaska AL ata...
-
Kementerian Pertahanan saat ini menunggu kedatangan perangkat alat sadap yang dibeli dari pabrikan peralatan mata-mata kondang asal Inggris,...
-
PT Pindad (Persero) telah mampu memproduksi produk militer kelas dunia. Mengadopsi teknologi dan ilmu dari Eropa dan NATO (North Atlantic T...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar