Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri berharap Inggris memberikan penjelasan terkait aksi penyadapan yang dilakukan oleh agen intelijen mereka (GHCQ) terhadap delegasi konferensi G20 tahun 2009. Hal itu disampaikan oleh Menlu Marty Natalegawa yang ditemui usai menerima kunjungan kerja Menlu Nikaragua, Samuel Santos Lopez, Selasa 18 Juni 2013.
Marty mengaku sudah membaca artikel di harian Guardian tersebut dan berharap pemerintah Inggris menjelaskan duduk permasalahan yang sebenarnya. "Bukan untuk apa pun juga, melainkan supaya masalah ini dapat dikelola dengan baik," ujar Marty.
Kendati berharap penjelasan dari pemerintah Inggris, Marty mengaku tidak akan memanggil Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Mark Canning, untuk meminta keterangan. "Penyampaian melalui media itu sudah baik dan cukup. Tapi apabila saya bertemu dengan Dubesnya di suatu acara, tentu akan ditanyakan," kata Marty.
Menurut Marty, semua diplomat Indonesia selalu bekerja dengan sangat hati-hati dan sesuai dengan pekerjaan mereka. Hal itu disebabkan pengetahuan mereka soal adanya cara-cara memperoleh informasi di luar jalur konvensional.
Namun Marty menepis bahwa spionase diplomatik sudah biasa terjadi dan dilakukan. "Saya tidak mengatakan hal semacam ini biasa terjadi dalam praktek diplomasi. Tetapi para diplomat Kemlu tentu selalu bertindak dengan penuh kehati-hatian supaya tidak akan ada masalah yang dapat menganggu kepentingan nasional negara," kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, harian Inggris The Guardian kembali mengungkap fakta baru yang dibeberkan oleh pembocor rahasia AS, Edward Snowden. Mantan teknisi NSA itu mengatakan bahwa badan intelijen komunikasi Inggris (GCHQ) telah menyadap delegasi pertemuan tingkat tinggi yang berlangsung di London pada tahun 2009 silam.
Dalam beberapa dokumen yang diperlihatkan oleh Snowden kepada Guardian dalam format Power Point, terungkap bahwa mereka menyasar tiga pejabat dari tiga negara yaitu mantan Menteri Keuangan Turki, Mehmet Simsek, delegasi dari Afrika Selatan dan mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev.
Pada Senin kemarin ketiga negara tersebut mengaku berang saat tahu para delegasinya pernah dimata-matai oleh Inggris. Kemlu Turki bahkan sampai memanggil Dubes Inggris untuk Turki, David Reddaway dan menuntut penjelasan.
Afsel walau tidak menuntut keterangan dari pemerintah Inggris, namun mereka mengutuk aksi penyadapan itu. Sementara pejabat tinggi di Rusia terlihat kesal.
Mereka mengaku geram dengan Inggris yang bekerja sama dengan agen NSA untuk menyadap semua komunikasi mantan Presiden mereka.
"Tahun 2009 silam merupakan tahun Rusia-AS sepakat mengumumkan adanya perbaikan hubungan. Tapi saat yang sama agen intelijen AS mendengarkan komunikasi telepon Dmitry Medvedev. Dalam situasi seperti ini, bagaimana kami dapat mempercayai lagi pengumuman Barack Obama itu?" ujar seorang anggota senat di Dewan Federasi Rusia, Igor Morozov.
Sumber : Viva News
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Rabu, 19 Juni 2013
Diplomat Disadap Inggris, Menlu RI Minta Penjelasan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Ambisi Besar Sang Jenius Mantan Presiden RI BJ Habibie berencana menghidupkan kembali pesawat N250 yang sempat dipensiunkan oleh Pemerintah...
-
Dalam pidato perdananya sebagai Presiden, Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi berulang kali menegaskan visi pemerintahannya lima tahun ke d...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Penyerangan Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta menggunakan senapan serbu AK-47. Diketahui anggota Kopassus ini baru saja berlatih di Gunung ...
-
Ketua Komisi Satu DPR Mahfudz Siddiq menyatakan, tawaran 10 unit kapal selam dari Rusia kepada Indonesia, merupakan hal menarik dan perlu di...
-
Hacker Indonesia berhasil mematikan situs http://asis.gov.au hingga status 404 Not Found. Sasaran berikutnya adalah situs http://asio.gov.au...
-
Ketua Payuguban Pelaku Pertempuran Lima Hari di Semarang Soedijono (90) mengaku kecewa pada banyaknya kasus korupsi di negeri ini. ...
-
Siapa yang tidak kenal dengan Rafale? Pemerhati dunia militer, khususnya dunia aviasi militer pastilah mengenal sosok pesawat tempur andalan...
-
Mungkin belum banyak yang tahu kalau ada sebuah perjanjian maha penting yang dibuat Presiden I RI Ir Soekarno dan Presiden ke 35 AS John F...
-
Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Marsetio mengatakan segera mengirim tim teknis ke Rusia untuk memastikan Indonesia akan memb...
negara lemah, diplomasi payahhhhh......
BalasHapusPenjelasannya pak menlu ?, apa gua pikirin dan lu jangan ngibulin gue. Hee....hee...salin menjaga..
BalasHapus