Kepolisian Daerah Jawa Barat masih memburu seorang pelaku berinisial D yang diduga menjadi otak penyelundupan para pencari suaka yang kapalnya tenggelam di lepas pantai Cidaun, Cianjur Selatan hari Rabu (24/07).
Kepala Divisi Humas Polda Jawa Barat, Kombes Martinus Sitompul mengatakan D diperkirakan adalah warga negara India yang mengatur seluruh proses keberangkatan para pancari suaka ke Australia.
Sebelumnya polisi telah menangkap empat orang yang diduga terlibat dalam upaya pemberangkatan para pencari suaka yang berasal dari Iran, Sri Lanka dan Afghanistan.
"Dari keterangan para tersangka D ini katanya memiliki kewarganegaraan India tapi kita akan pastikan jika dia sudah berhasil diatangkap," kata Martinus kepada BBC Indonesia.
"Dia mengkoordinir empat orang ini dan ada beberapa lain termasuk menyiapkan sampan. Jadi tokoh sentralnya memang D ini."
Martinus juga menjelaskan kelompok ini menyiapkan semua kebutuhan dan persiapan para pencari suaka tersebut, mulai dari menentukan tempat tinggal sementara hingga menentukan lokasi pemberangkatan serta alat tranportasi yang digunakan untuk mengangkut mereka.
Bayaran besar
Beberapa pencari suaka yang selamat mengatakan kepada BBC Indonesia mereka harus Klik mengeluarkan uang sebesar US$6000 hingga US$7000 untuk bisa diseberangkan ke Australia.
Mereka mengaku sempat tinggal selama kurang lebih satu bulan di Indonesia sebelum mengikuti perahu yang akan membawa ke Australia.
"Seluruh dana yang dibayarkan itu masih dipegang oleh D yang kita perkirakan masih berada di Indonesia," jelas Kadiv Humas Polda Jabar, Martinus Sitompul.
Ini bukan kali pertama polisi mengungkap kasus penyelundupan manusia di Indonesia yang pelakunya melibatkan warga asing.
Sebelumnya Kepolisian Indonesia menangkap pelaku Klik berkewarganegaraan Afghanistan, Sayed Abbas, yang disebut terlibat dalam tenggelamnya kapal di lepas pantai Jawa Timur pada akhir 2011. Kapal itu mengangkut 200 orang pencari suaka dari sejumlah negara di wilayah Asia Barat dan Timur Tengah.
Upaya pencegahan
Pengamat dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Tri Nuke Pujiastuti menilai sejumlah langkah dan kebijakan yang diambil pemerintah Indonesia saat ini tak akan meredakan derasnya arus kedatangan pencari suaka menuju Australia.
"Mereka masih melihat Indonesia menarik karena ada kelemahan penegakan hukum disini," kata Tri Nuke Pujiastuti.
"Persingahan seperti di Cisarua secara kasat mata bisa kita lihat dan ketika mereka berada di Indonesia, mereka bisa berpindah tanpa diketahui."
Dia juga menilai hukuman terhadap para pelaku yang terlibat sindikat penyelundupan manusia belum mampu membuat jera.
Pelaku penyelundupan seperti Sayeed Abbas misalnya hanya divonis 2,5 tahun padahal sudah terbukti ikut serta mencari kapal untuk dipergunakan membawa imigran gelap asal Afganistan dan Pakistan menuju Australia pada tahun 2008.
Dalam insiden terakhir yang terjadi pada pekan lalu kapal kayu yang membawa sekitar 209 orang tenggelam dan mengakibatkan 20 orang diantaranya tewas.
Kebijakan terakhir yang dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia untuk menekan tingginya angka kedatangan pencari suaka yang ingin menyeberang ke Australia adalah menghentikan pemberian fasilitas Visa Kedatangan kepada warga negara Iran yang kerap menyelundup masuk ke wilayah negeri kangguru itu lewat Indonesia. (BBC)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Selasa, 30 Juli 2013
Polisi Buru Otak Penyelundupan Manusia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Ambisi Besar Sang Jenius Mantan Presiden RI BJ Habibie berencana menghidupkan kembali pesawat N250 yang sempat dipensiunkan oleh Pemerintah...
-
Dalam pidato perdananya sebagai Presiden, Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi berulang kali menegaskan visi pemerintahannya lima tahun ke d...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Penyerangan Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta menggunakan senapan serbu AK-47. Diketahui anggota Kopassus ini baru saja berlatih di Gunung ...
-
Ketua Komisi Satu DPR Mahfudz Siddiq menyatakan, tawaran 10 unit kapal selam dari Rusia kepada Indonesia, merupakan hal menarik dan perlu di...
-
Hacker Indonesia berhasil mematikan situs http://asis.gov.au hingga status 404 Not Found. Sasaran berikutnya adalah situs http://asio.gov.au...
-
Ketua Payuguban Pelaku Pertempuran Lima Hari di Semarang Soedijono (90) mengaku kecewa pada banyaknya kasus korupsi di negeri ini. ...
-
Siapa yang tidak kenal dengan Rafale? Pemerhati dunia militer, khususnya dunia aviasi militer pastilah mengenal sosok pesawat tempur andalan...
-
Mungkin belum banyak yang tahu kalau ada sebuah perjanjian maha penting yang dibuat Presiden I RI Ir Soekarno dan Presiden ke 35 AS John F...
-
Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Marsetio mengatakan segera mengirim tim teknis ke Rusia untuk memastikan Indonesia akan memb...

Tidak ada komentar:
Posting Komentar