Menteri Pertahanan (Menhan), Purnomo Yusgiantoro, mengatakan antara Pemerintah Republik Indonesia (RI) dan Australia sudah sepakat untuk bersama-sama melakukan patroli di perairan perbatasan kedua negara. Untuk melakukan patroli tersebut, TNI AL akan mendapatkan tambahan pesawat intai produksi PT Dirgantara Indonesia.
"Saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berkunjung ke Australia, saya juga ikut, dan ada kesepakatan untuk melakukan patroli bersama. Untuk melakukannya kita membutuhkan pesawat dan salah satunya adalah CN 235 yang hari ini diserahkan PT Dirgantara Indonesia untuk patroli maritim TNI AL," kata Menhan di hanggar PT Dirgantara Indonesia, Bandung, Jawa Barat, Rabu (2/10).
Purnomo mengatakan patroli terkoordinasi antara dua negara harus dilakukan karena seringnya ditemukan manusia perahu yang hendak menyeberang ke Australia melalui perairan Indonesia. Indonesia sering menjadi transit bagi manusia perahu yang datang dari Timur Tengah.
"Ada juga yang memang menggunakan perahu dari negaranya. Nah, jika ada patroli maka akan diketahui ke arah mana mereka akan pergi. Lalu akan dikordinasikan apa langkah yang bisa diambil. Saya instruksikan kepada TNI AL jika pesawat yang baru diserahkan ini resmi dipakai maka harus digunakan untuk memantau pantai selatan Indonesia, khususnya Jawa," tegasnya.
Purnomo mengatakan Kemhan telah memesan lima unit pesawat dari PT Dirgantara Indonesia, yang tiga unit di antaranya sudah disepakati nilai kontraknya. Tiga pesawat CN 235 itu dibeli melalui anggaran pemerintah sebesar 80 juta dollar AS. Satu pesawat sudah diserahkan kemarin, dua pesawat lainnya akan diserahkan pada akhir tahun ini, dan satu lagi Februari 2014.
"Kontrak pembelian dua unit lainnya kami berharap juga segera disepakati. Mudah-mudahan tahun 2014 semuanya sudah selesai," ujar Purnomo.
Rencana Strategis
Dia menambahkan dalam rencana strategis jangka panjang terkait pengadaan alutsista, TNI memerlukan pesawat jenis CN 212 sebanyak 54 unit, sementara jenis CN 235 diperlukan sebanyak 21 unit. Jumlah itu merupakan jumlah minimal yang harus segera dimiliki TNI agar mampu mengamankan kedaulatan negara. "Semuanya kami pesan di PT Dirgantara Indonesia," kata Menhan.
Sementara itu, Dirut PT Dirgantara Indonesia, Budi Santoso, menyampaikan pembelian pesawat oleh Kemhan menjadi salah satu dorongan bagi perusahaan untuk melakukan revitalisasi dan restrukturisasi agar bisa tumbuh dan maju.
"PT Dirgantara Indonesia juga sangat terbantu dalam pemasaran dan penjualan di luar negeri karena sekarang pemerintah mendukung langsung pemasaran produk PT Dirgantara Indonesia di luar negeri, terutama di Asia. Saat ini, PT Dirgantara Indonesia bisa bersaing dengan produsen pesawat dari negara-negara maju dalam posisi yang setara," ujarnya.
Budi menambahkan kepercayaan dan dukungan yang terus-menerus pada PT Dirgantara Indonesia tersebut akan dijawab dengan hasil produksi pesawat yang mumpuni, terutama bagi keperluan alutsista TNI. Seperti halnya pesawat CN 235 Patmar yang diserahkan kepada TNI AL. (KJ)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Kamis, 03 Oktober 2013
Indonesia - Australia Berpatroli Bersama di Perbatasan Laut Kedua Negara
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Ambisi Besar Sang Jenius Mantan Presiden RI BJ Habibie berencana menghidupkan kembali pesawat N250 yang sempat dipensiunkan oleh Pemerintah...
-
Dalam pidato perdananya sebagai Presiden, Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi berulang kali menegaskan visi pemerintahannya lima tahun ke d...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Penyerangan Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta menggunakan senapan serbu AK-47. Diketahui anggota Kopassus ini baru saja berlatih di Gunung ...
-
Ketua Komisi Satu DPR Mahfudz Siddiq menyatakan, tawaran 10 unit kapal selam dari Rusia kepada Indonesia, merupakan hal menarik dan perlu di...
-
Hacker Indonesia berhasil mematikan situs http://asis.gov.au hingga status 404 Not Found. Sasaran berikutnya adalah situs http://asio.gov.au...
-
Ketua Payuguban Pelaku Pertempuran Lima Hari di Semarang Soedijono (90) mengaku kecewa pada banyaknya kasus korupsi di negeri ini. ...
-
Siapa yang tidak kenal dengan Rafale? Pemerhati dunia militer, khususnya dunia aviasi militer pastilah mengenal sosok pesawat tempur andalan...
-
Mungkin belum banyak yang tahu kalau ada sebuah perjanjian maha penting yang dibuat Presiden I RI Ir Soekarno dan Presiden ke 35 AS John F...
-
Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Marsetio mengatakan segera mengirim tim teknis ke Rusia untuk memastikan Indonesia akan memb...

Tidak ada komentar:
Posting Komentar