SETELAH Direktorat Tindak Pidana Korupsi Badan Reserse Kriminal (Dittipikor Bareskrim) Polri, lagi-lagi Polri mendapat raport merah. Kali ini, kinerja reserse Polri yang dinilai jeblok.
Hal tersebut diungkapkan Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) dari laporan masyarakat yang tidak puas terhadap kinerja reserse Polri mulai dari tingkat Mabes Polri hingga Polsek disejumlah wilayah di Indonesia.
"95 persen pengaduan masyarakat umumnya adalah soal kinerja reserse. Banyak sekali masyarakat yang kecewa dengan reserse,"kata anggota komisioner Kompolnas, Edi Saputra Hasibuan di kantornya di Jakarta, Senin (21/10).
Menurutnya, pengaduan yang banyak diterima adalah pelayanan yang buruk. Mulai dari lamanya waktu penanganan laporan masyarakat, bahkan tidak ada penanganan, hingga adanya keberpihakan.
Selain Kompolnas, Divisi Profesi dan Pengamanan (DivPropam) Polri juga menerima laporan yang sama. Karenanya, Kompolnas dan DivPropam Polri akan membentuk tim khusus untuk melakukan pengawasan terhadap kinerja personel Polri.
"Kedepan kami harap ada tim Kompolnas atau Propam gabung jadi satu untuk melakukan pengawasan kepolisian. Serta, kasus-kasus yang mendapatkan perhatian dari publik akan diselesaikan brsama-sama antara Kompolnas dan Propam,"kata Edi.
Sebelumnya, kinerja Polri dalam menangani kasus korupsi juga dinilai buruk. Padahal, anggaran untuk menangani kasus korupsi telah ditingkatkan oleh pemerintah, yakini Rp190 Miliar.
Sejumlah pengamat menilai, buruknya kinerja Polri dalam penanganan kasus-kasus korupsi disebabkan mudahnya Polri diintervensi oleh pihak lain. Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri Komjen Sutarman pun diminta berkomitmen untuk meningkatkan penanganan kasus korupsi dalam uji kelayakan dan kepatutan sebagai calon Kapolri di DPR RI beberapa waktu lalu. (Jurnas)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Selasa, 22 Oktober 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Di Era tahun 60an TNI AU/AURI saat itu pernah memiliki kekuatan udara yang membuat banyak negara menjadi ‘ketar ketir’, khususnya negara-ne...
-
Rusia mengharapkan Indonesia kembali melirik pesawat tempur sukhoi Su-35, pernyataan ini diungkapkan Wakil Direktur "Rosoboronexport...
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Tentara Nasional Indonesia (TNI) berencana menambah armada kapal selam untuk mendukung pertahanan laut. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), L...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Rencana Amerika Serikat (AS) menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang, membawa implikasi ...
-
Oleh : Brigjen TNI Bambang Hartawan, M.Sc Berangkat dari sejarah, ide sering berperan sebagai kekuatan pendorong di belakang suatu tra...
-
Ribuan senjata serbu SS2 V5C pesanan Kopassus sedang diproduksi oleh PT Pindad. Untuk tahap awal, Kopassus akan mendapatkan 1000 pucuk SS2...
p0lisi tiada guna di rekrut bnyk" buat apa bnyk p0lisi? Dr dl p0lisi cuma nembakin nd meras rakyat doank.apalag! Satlantas..kalaupun tiada uang jg gk akan mau ngetindak kasus..p0lisi skrg asu cibay semuaaa.ndak guna.
BalasHapus