Salah satu terduga teroris yang ditangkap di Kenjeran, Surabaya, Isnaini Romdoni (30) diketahui telah mengikuti latihan militer atau "Tadrib Askira" dengan Santoso selama enam bulan di Poso, Sulawesi Tengah.
"Enam bulan dia (Doni) ada di Poso," kata Kepala Biro Penenrangan Masyarakat Brigjen Pol Boy Rafli Amar usai diskusi yang bertajuk "Gerakan Nasional Pelopor Keselamatan Berlalu Lintas" di Mabes Polri, Jakarta, Selasa.
Boy sebelumnya membenarkan dua terduga teroris tersebut juga teridentifikasi dalam jaringan Santoso yang masuk dalam daftar percarian orang (DPO).
"Mereka adalah satu kawan, satu kelompok yang memang terindikasi pernah melakukan kegiatan pelatihan," katanya.
Dia menambahkan setelah dilakukan penyisiran terhadap tempat latihan di Poso, banyak di antara mereka yang melarikan diri, meninggalkan Poso.
"Jadi, antara lain ada yang lari ke Jawa Timur, termasuk dua terduga teroris yang ditangkap kemarin di Surabaya," kata Brigjen Boy Rafli .
Anggota Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri dan Polda Jawa Timur menggerebek dua terduga teroris di sebuah kontrakan di Jalan Tanah Merah Sayur I, Kenjeran Surabaya pada Senin (20/1) malam pukul 19.00 WIB.
Kedua terduga teroris itu bernama Isnaini Ramdoni alias Doni (30) yang beralamatkan di Probolinggo dan Abdul Majid (35), beralamat di Kenjeran, Surabaya.
Menurut Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Unggung Cahyono, penggerebekan itu sebetulnya dimulai dari pengintaian tim Densus 88 dan Polda Jatim sejak Minggu (19/1) malam.
"Akhirnya, Senin (20/1) malam pukul 19.00 WIB terlihat dua pelaku di sekitaeran SPBU Kedungcowek, Surabaya, lalu diikuti dan ditangkap tanpa perlawanan," katanya.
Dalam penggerebekan itu, ditemukan rangkaian bom di rumah kontrakan yang berjarak hanya satu kilometer dengan Jembatan Suramadu tersebut.
Bom tersebut berbentuk "switching" dan tabung yang memiliki panjang sekitar 30 cm, diameter 5 cm, berisi paku serta rangkaian tersebut menggunakan "timer".
Selain itu, ditemukan pula sebuah ransel, bendera warna hitam, telepon genggam, saklar, transmiter, lampu 12 volt, sumbu api, paku 5 cm dalam satu kantong plastik, lem besi, multitester, solder, kartu keluarga, korek api, dompet berisi uang Rp 4,7 juta, sarung senjata tajam dari kayu dan buku-buku. (Antara)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Rabu, 22 Januari 2014
Teroris Surabaya ikuti latihan militer enam bulan di Poso
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Ambisi Besar Sang Jenius Mantan Presiden RI BJ Habibie berencana menghidupkan kembali pesawat N250 yang sempat dipensiunkan oleh Pemerintah...
-
Dalam pidato perdananya sebagai Presiden, Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi berulang kali menegaskan visi pemerintahannya lima tahun ke d...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Penyerangan Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta menggunakan senapan serbu AK-47. Diketahui anggota Kopassus ini baru saja berlatih di Gunung ...
-
Ketua Komisi Satu DPR Mahfudz Siddiq menyatakan, tawaran 10 unit kapal selam dari Rusia kepada Indonesia, merupakan hal menarik dan perlu di...
-
Hacker Indonesia berhasil mematikan situs http://asis.gov.au hingga status 404 Not Found. Sasaran berikutnya adalah situs http://asio.gov.au...
-
Ketua Payuguban Pelaku Pertempuran Lima Hari di Semarang Soedijono (90) mengaku kecewa pada banyaknya kasus korupsi di negeri ini. ...
-
Siapa yang tidak kenal dengan Rafale? Pemerhati dunia militer, khususnya dunia aviasi militer pastilah mengenal sosok pesawat tempur andalan...
-
Mungkin belum banyak yang tahu kalau ada sebuah perjanjian maha penting yang dibuat Presiden I RI Ir Soekarno dan Presiden ke 35 AS John F...
-
Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Marsetio mengatakan segera mengirim tim teknis ke Rusia untuk memastikan Indonesia akan memb...

Tidak ada komentar:
Posting Komentar