Menjadi seorang pengawal presiden bukanlah pekerjaan mudah. Tak kenal lelah dan waktu bahkan keluarga pun sempat dinomorduakan karena rutinitas sehari-hari yang padat. Pertanggungjawabannya pun tak main-main, seorang Pasukan pengawal presiden (Paspampres) harus menjamin keselamatan orang nomor 1 dan 2 di Indonesia.
Kisah ini diceritakan oleh Letkol Inf Novi Helmy Prasetya, yang kini sudah menjabat sebagai Komandan Grup D Paspampres. Pria kelahiran Bangkalan, Madura, November 1971 ini mulai masuk Paspampres pada tahun 2003.
Kala itu dirinya menjabat sebagai Kepala Seksie Operasi Paspampres. Sebagai garda terdepan pengamanan presiden, Novi mengaku kadangkala tugasnya keteteran. Tak jarang pimpinannya memarahi Novi karena melakukan kelalaian.
"Kalau kita dapat wejangan atau teguran dari komandan kita anggap itu vitamin, jangan dibawa ke hati. Kita harus tanggapi secara positif," ujar Novi saat diwawancara detikcom, di Mako Paspamres, Tanah Abang, Jakarta, Selasa (4/3/2014).
Selama mengawal Megawati menjadi Presiden RI ke 5, Novi mengaku banyak hal positif yang bisa didapatkannya. Salah satunya adalah kesiapan dalam menjalani tugas. Novi menceritakan agenda presiden yang suka dadakan dan kondisi macet Jakarta memang terkadang menyulitkan.
Bahkan bagi seorang pasukan elit berpangkat kapten seperti Novi dirinya terkadang tak sungkan-sungkan mengendarai sepeda motor bebek guna mengamankan sang presiden.
"Dulu jaman Ibu Mega banyak sekali agenda dadakan sedangkan kondisi jalanan kan macet. Makanya saya tancap gas pakai motor untuk sterilkan daerah yang akan dituju. Enggak cuma sekali, sering saya begitu macet-macetan demi tugas," terang pria beranak dua ini.
Di jaman Presiden SBY, Novi naik jabatan menjadi Wakil Komandan Detasemen Pengamanan Instalasi dan setelah itu dia menjabat sebagai kil Komandan Detasemen Pengamanan Pribadi. Menjadi pengamanan di bidang instalasi kepresidenan juga bukan tugas mudah. Novi pun harus rela mensterilkan toilet tempat acara presiden.
Bagaimana dengan urusan keluarga? Novi menjawab hal itu bukanlah masalah. Dia bisa mensiasati hal tersebut dengan memberikan pengertian kepada istri dan anak-anaknya. Di waktu senggang, jika tidak dinas, Novi memanfaatkan betul momen itu untuk bersama keluarga.
"Jadi saya selalu bilang ke anak saya, kita siap dadakan jalan. Karena saya kan memang enggak bisa janji. untungnya anak-anak dan istri mengerti tugas kita," ucapnya sambil tersenyum.
Bagi Novi, kewaspadaan selama menjadi anggota Paspamres sangat diperlukan. Meleng sedikit bisa berakibat fatal apalagi jika terjadi apa-apa dengan RI 1 dan RI 2. Tidak hanya Panglima TNI saja yang akan marah, bisa-bisa rakayat pun ikut mencemooh.
Kini Novi sudah menjadi Komandan Grup D, tugas dan tanggung jawab lebih berat. Dia sebagai pembina pasukan pengamanan mantan Presiden dan Wakil Presiden harus bisa mendidik anak buahnya supaya tetap fokus menjalankan tugasnya. Novi juga harus meyakinkan kondisi anak buahnya supaya tetap fit dalam melakukan pengamanan. (Detik)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Jumat, 07 Maret 2014
Lika-liku Tugas Paspampres mengawal orang nomor 1 dan 2 di Indonesia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Ambisi Besar Sang Jenius Mantan Presiden RI BJ Habibie berencana menghidupkan kembali pesawat N250 yang sempat dipensiunkan oleh Pemerintah...
-
Dalam pidato perdananya sebagai Presiden, Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi berulang kali menegaskan visi pemerintahannya lima tahun ke d...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Penyerangan Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta menggunakan senapan serbu AK-47. Diketahui anggota Kopassus ini baru saja berlatih di Gunung ...
-
Ketua Komisi Satu DPR Mahfudz Siddiq menyatakan, tawaran 10 unit kapal selam dari Rusia kepada Indonesia, merupakan hal menarik dan perlu di...
-
Hacker Indonesia berhasil mematikan situs http://asis.gov.au hingga status 404 Not Found. Sasaran berikutnya adalah situs http://asio.gov.au...
-
Ketua Payuguban Pelaku Pertempuran Lima Hari di Semarang Soedijono (90) mengaku kecewa pada banyaknya kasus korupsi di negeri ini. ...
-
Siapa yang tidak kenal dengan Rafale? Pemerhati dunia militer, khususnya dunia aviasi militer pastilah mengenal sosok pesawat tempur andalan...
-
Mungkin belum banyak yang tahu kalau ada sebuah perjanjian maha penting yang dibuat Presiden I RI Ir Soekarno dan Presiden ke 35 AS John F...
-
Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Marsetio mengatakan segera mengirim tim teknis ke Rusia untuk memastikan Indonesia akan memb...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar