Panglima Jenderal TNI, Moeldoko mengatakan TNI, Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) bersama Pemerintah Malaysia akan melakukan pertemuan besok, Senin (26/5) di Jakarta. Pertemuan formal tersebut akan membahas kesepakatan baru mengenai wilayah Tanjung Datu.
"Kemenlu menjadi fasilitator dan pertemuan besok yang dibahas mengenai kesepakatan baru. Jika grey area jangan diapa-apakan," ujar panglima Jenderal TNI Moeldoko kepada wartawan di Dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Ahad (25/5).
Ia menuturkan TNI sudah mengusir secara fisik pembangunan mercusuar yang dilakukan oleh pihak Malaysia. Menurutnya, TNI sudah mengirimkan 3 kapal perang dari Natuna ke Tanjung Datu. "Prinsipnya sudah berhenti (pembangunan)," tegasnya.
Menurutnya, TNI akan mengibarkan bendera Merah Putih di area pembangunan mercusuar di wilayah Tanjung Datu. "Jika (pembangunan) masih masuk di wilayah Indonesia maka (bangunan) tidak akan dibongkar akan tetapi akan berdiri bendera," ungkapnya.
Moeldoko mengatakan TNI sedang melakukan evaluasi mengenai wilayah Tanjung Datu yang menjadi perhatian dan perdebatan pihak Malaysia dan Indonesia. Ia mengatakan TNI akan membangun sejumlah kekuatan di wilayah Tanjung Datu.
Menurutnya, TNI akan membangun planal, pangkalan udara dan satuan infanteri Angkatan Darat (AD) disana. Ia mengatakan 28 Mei, TNI akan mengundang gubernur Kalimantan Barat serta seluruh unsur dan Bupati, untuk merumuskan bersama secara konkret (terkait wilayah Tanjung Datu).
Moeldoko mengatakan pembangunan tersebut akan dilakukan secara bertahap. Termasuk akan menempatkan pasukan besar di wilayah Tanjung Datu. Menurutnya, secara geo strategi, jika terjadi instabilitas di laut Cina Selatan akan berdampak ke Natuna dan Tanjung Datu.
Ia mengatakan saat ini perjanjian mengenai wilayah Tanjung Datu antara Indonesia dengan Malaysia sudah ada, tinggal menunggu komitmen. Sebelumnya, pemerintah Malaysia melakukan pembangunan mercusuar di wilayah sengketa Tanjung Datu yang berbatasan dengan Indonesia.
Panglima TNI Akan tancapkan Sangsaka Merah Putih di Tj Datok
Panglima TNI Jenderal Moeldoko menunggu pertemuan antara pemerintah Indonesia dengan Malaysia terkait wilayah sengketa. Sang jenderal menyatakan akan mendirikan Merah Putih di bangunan yang dibangun pihak Malaysia di wilayah Tanjung Datok.
"Bangunan yang sudah ada, kalau nanti masuk wilayah Indonesia, Saya akan berdirikan bendera Merah Putih di sana. Bangunannya tidak akan saya bongkar," kata Moeldoko di Markas Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (25/5/2014).
3 Kapal perang Indonesia pun masih berjaga di perairan yang menjadi wilayah sengketa itu. Pertemuannya sendiri akan dilakukan Senin (26/5) besok di Jakarta dengan melibatkan Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertahanan, TNI dan pemerintah Malaysia.
"Yang dibahas membuat kesepakatan baru. Kalau grey area, jangan macam-macam!" ujar Moeldoko.
Moeldoko kemudian menegaskan akan memperkuat pertahanan di wilayah-wilayah perbatasan, khususnya Kalimantan Barat. Ia berencana untuk bertemu dengan gubernur Kalbar dan perwakilan TNI dari Kalbar untuk membahas penambahan kekuatan ini.
"Nah ini sedang dilakukan evaluasi. Kita akan membangun sejumlah kekuatan. Planal akan dibangun, pangkalan udara, infanteri juga di sana," kata Moeldoko.
"Tanggal 28 Mei, saya undang gubernur Kalbar, bupati dan seluruh unsur TNI di sana untuk merumuskan kekuatan yang kita gelar di sana. Nantinya mau saya besar," tambahnya mengakhiri keterangan.
Sumber : ROL | Detik
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Senin, 26 Mei 2014
TNI Akan Bangun Pangakalan Militer di Tanjung Datu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
"Bangkitnya Teknologi Nuklir Indonesia" Tahun ini di bawah Dirut baru Dr.Ir.Yudiutomo Imardjoko, BatanTek tidak hanya bisa ...
-
Rencana Amerika Serikat (AS) menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang, membawa implikasi ...
-
Banyak orang yang menunggu kapan pesawat R-80 yang merupakan pengembangan dari pesawat N250 buatan Bacharudin Jusuf Habibie, atau yang lebih...
-
Di Era tahun 60an TNI AU/AURI saat itu pernah memiliki kekuatan udara yang membuat banyak negara menjadi ‘ketar ketir’, khususnya negara-ne...
-
Indonesia tidak akan lagi membeli jet tempur Sukhoi dari Rusia, fokus kedepan hanya untuk F-16 dari AS, Marsekal Eris Herryanto mengatakan k...
-
Secara resmi Perang Dingin antara Amerika Serikat (AS) dengan Uni Sovyet - kini Rusia, sudah berakhir dua dekade lalu. Perang dua kekuatan...
-
Perancis menawarkan pembuatan pesawat tempur Rafale di Malaysia, jika negara Jiran itu mau memilih Rafale sebagai pesawat tempur baru mereka...
-
PT Dirgantara Indonesia menyatakan siap membuat tiga unit pesawat angkut CN-295 pada 2014. Tiga unit itu merupakan pesawat ketujuh, kedelapa...
Natuna, Tanjung Datu dan Batam sangat strategis utk kepentingan pertahanan NKRI dr serangan wilayah Barat serta dpt sbg pertumbuhan wilayah segitiga wisata yg masuk daerah Kogabwilhan wilayah Tengah.
BalasHapus