Perusahaan Pertahanan Saab Swedia menandatangani perjanjian kerja sama dengan PT Pindad untuk pemasaran sistem Pertahanan Udara Berbasis Daratan (GBAD) serta memperpanjang umur operasional sistem Rudal Pertahanan Udara TNI,, RBS70.
Perjanjian kerja sama jangka panjang ini bertujuan memenangkan bisnis pertahanan udara di Indonesia. Kerja sama ini akan diperpanjang secara bertahap.
Perjanjian kerja sama meliputi transfer teknologi dari Saab untuk meng-upgrade sistem RBS70 yang dibeli Indonesia tahun 1980-an. Fokus awal kerja sama adalah meningkatkan usia operasional rudal RBS70 Mk2, sekaligus meningkatkan kapasitas dan kemampuan lokal Indonesia dan di PT Pindad.
“Bersama-sama, kami akan menghadapi tantangan untuk memenangkan pengadaan sistem rudal GBAD utama berikutnya. PT Pindad merupakan pasangan yang sempurna untuk Saab. Mereka salah satu perusahaan pertahanan terbesar di Indonesia dan pemasok profesional untuk pertahanan Indonesia. Kemitraan ini memungkinkan untuk melakukan transfer teknologi yang luas dan kerjasama industri, “ujar Peter Carlqvist, Vice President, Head of Saab Indonesia.
Sistem Pertahanan Udara Berbasis Daratan ciptaan Saab, dengan usia operasional 30 tahun, mempunyai desain sistem yang canggih, tingkat kegagalan yang rendah dan telah dilengkapi dukungan pemeliharaan. Hal ini memastikan penghematan dari segi harga dibandingkan dengan kinerja, fleksibilitas taktis, biaya operasional, ketersediaan dan biaya siklus hidup.
Saab akan menyediakan sistem rudal GBAD penuh yang memanfaatkan teknologi terbaru. Perjanjian kerjasama ini juga memenuhi muatan lokal dan transfer teknologi untuk Tentara Nasional Indonesia.
Kemampuan RBS70 NG menggabungkan panduan rudal yang akurat dan tahan gangguan terhadap semua target. RBS70 NG memiliki kemampuan menyerang tidak hanya target kecil UAV dan rudal jelajah, tetapi juga target darat ringan berlapis baja seperti APC.
RBS70 NG memoliki fitur pelacakan sasaran otomatis, pantau termal terintegrasi, membidik sasaran visual, menyederhanakan fungsi tujuan, deteksi simultan beberapa sasaran dan kemampuan semua sasaran dengan rudal BOLIDE.
Diaplikasikan sebagai senjata panggul atau terintegrasi pada kendaraan tempur, RBS70 NG yang mampu melaksanakan banyak misi membuatnya sangat berguna untuk semua jenis situasi, mulai dari perlindungan aset penting hingga unit mekanisasi.
Proyek kerjasama SAAB Swedia dan Pindad ini, tampaknya terkait juga dengan rencana Pindad membuat peluru kendali, seperti yang disampaikan Dirut PT Pindad, Silmy Karim berikut ini:
Kedepan Indonesia harus mampu juga membuat missile (surface to surface, surface to air dll). Kita sedang lakukan persiapan utk program ini
Silmy Karim (@silmykarim) | Twitter
(Saab | JKGR)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Senin, 25 Januari 2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Ambisi Besar Sang Jenius Mantan Presiden RI BJ Habibie berencana menghidupkan kembali pesawat N250 yang sempat dipensiunkan oleh Pemerintah...
-
Dalam pidato perdananya sebagai Presiden, Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi berulang kali menegaskan visi pemerintahannya lima tahun ke d...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Penyerangan Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta menggunakan senapan serbu AK-47. Diketahui anggota Kopassus ini baru saja berlatih di Gunung ...
-
Ketua Komisi Satu DPR Mahfudz Siddiq menyatakan, tawaran 10 unit kapal selam dari Rusia kepada Indonesia, merupakan hal menarik dan perlu di...
-
Hacker Indonesia berhasil mematikan situs http://asis.gov.au hingga status 404 Not Found. Sasaran berikutnya adalah situs http://asio.gov.au...
-
Ketua Payuguban Pelaku Pertempuran Lima Hari di Semarang Soedijono (90) mengaku kecewa pada banyaknya kasus korupsi di negeri ini. ...
-
Siapa yang tidak kenal dengan Rafale? Pemerhati dunia militer, khususnya dunia aviasi militer pastilah mengenal sosok pesawat tempur andalan...
-
Mungkin belum banyak yang tahu kalau ada sebuah perjanjian maha penting yang dibuat Presiden I RI Ir Soekarno dan Presiden ke 35 AS John F...
-
Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Marsetio mengatakan segera mengirim tim teknis ke Rusia untuk memastikan Indonesia akan memb...

Tidak ada komentar:
Posting Komentar