KRI Sultan Hasanuddin-366 Dijadikan Kapal Markas MTF/ UNIFIL |
Hal ini merupakan pertama kalinya pimpinan MTF dan LAF Navy turut dalam pelayaran kapal perang Indonesia dalam operasi di Area of Maritim Operation Lebanon, sejak Indonesia mengirimkan kapal perang untuk bergabung dengan MTF/UNIFIL pada tahun 2009. Ini merupakan bentuk penghormatan dan kepercayaan yang diberikan kepada pemerintah Indonesia dari pemerintah Lebanon dan Dewan Keamanan PBB atas partisipasi Indonesia dalam misi pemeliharaan perdamaian di wilayah perairan Lebanon.
MTF Commander Rear Admiral Wagnen Lopes de Moraes ZAMITH dengan tiga orang stafnya mengunjungi KRI Sultan Hasanuddin 366 |
Keberadaan dua perwira tinggi bintang dua di KRI Sultan Hasanuddin-366 tersebut bertujuan untuk meninjau kondisi keamanan perairan wilayah Lebanon (AMO) dan pelaksanaan operasi oleh unsur-unsur MTF, terkait dengan isu terkini masalah keamanan di Timur Tengah. Selain itu, kunjungan tersebut juga untuk melihat pelaksanan latihan bersama antara kapal perang angkatan laut Lebanon dengan unsur-unsur MTF (KRI Sultan Hasanuddin-366 dan TCG Meltem-334), serta menyaksikan training para Kadet LAF Navy yang onboard di KRI Sultan Hasanuddin-366. Sejak MTF dibentuk pada tahun 2006, para Kadet LAF Navy diikutsertakan dalam setiap latihan bersama unsur-unsur MTF, dan diharapkan calon pemimpin LAF Navy ini kedepan dapat menjaga wilayah perairannya sendiri dengan kekuatan angkatan lautnya.
Brifing dipimpin oleh Komandan Satgas Maritim TNI Konga XXVIII/D UNIFIL |
Sehari sebelum pelaksanaan latihan didahului dengan operation briefing yang dipimpin oleh Komandan KRI Sultan Hasanuddin-366 (Komandan Satgas Maritim TNI Konga XXVIII/D UNIFIL) dan Leader of The Training Trip LAF Navy Colonel Joseph Ghrayeb dan diikuti oleh para perwira operasi masing-masing unsur dan para Kadet LAF Navy. Briefing dilakukan di Lounge Room Tamtama KRI Sultan Hasanuddin-366 saat sandar di Limasol, Ciprus. Dalam latihan ini angkatan laut Lebanon menurunkan tiga kapal perangnya, yaitu Tabarja, Sour dan Damour, sedangkan unsur dari MTF yaitu KRI Sultan Hasanuddin-366 (Indonesia) dan TCG Meltem-334 (Turki).
Latihan yang dilaksanakan kelima kapal perang tersebut yaitu meliputi Publication Exercise (Pubex) yaitu latihan untuk meningkatkan kemampuan perwira pelaut masing-masing unsur dalam memahami pembuatan, penyampaian dan penerimaan berita taktis, Comms Check yaitu latihan untuk memastikan komunikasi antar unsur terjalin dalam setiap jaringan frekwensi yang telah ditentukan, latihan peran tempur bahaya permukaan dan Assistance Exercise (Assistex) yang meliputi latihan peran penanggulangan kebakaran, Medic Evacuation Exercise (Medevac) dan Winching Exercise (Winchex).
Selain itu dilaksanakan Boarding Exercise (Boardex) yaitu latihan pemeriksaan dan penggeledahan yang dilakukan oleh personel LAF Navy ke KRI Sultan Hasanuddin-366, yang disekenariokan KRI Sultan Hasanuddin-366 sebagai kapal niaga yang dicurigai membawa benda berbahaya. Begitu pula sebaliknya Tim Visit Boarding Search and Seizure (VBSS) KRI Sultan Hasanuddin-366 melaksanakan Boardex ke Damour yang dianggap sebagai suspect vessel. Latihan diakhiri dengan Photo Exercise (Photoex) yaitu pengambilan gambar dari udara kelima unsur tersebut dalam berbagai manuvra laut dan formasi tempur. Pengambilan gambar ini dilakukan dengan menggunakan Helikopter Bolco-105 NV 414 yang onboard di KRI Sultan Hasanuddin-366. Saat latihan bersama ini berlangsung sempat berpapasan dengan tiga kapal perang Rusia yang sedang melintas di Laut Mediteranean.
Setelah tiga hari melaksanakan kegiatan latihan bersama dan berjalan dengan lancar, pada tanggal 15 Juli 2012 KRI Sultan Hasanuddin-366 merapat di pelabuhan Beirut untuk debarkasi personel serta melaksanakan bekal ulang logistik dan perawatan rutin.
Menanggapi tentang pelaksanaan latihan bersama ini, Rear Admiral ZAMITH maupun Rear Admiral Baroudi menyatakan sangat puas dan bangga kepada unsur-unsur yang terlibat dalam latihan dan kepada para Kadet LAF Navy selama mengikuti pelaksanaan latihan. Selain itu, kedua pejabat ini menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada para prajurit KRI Sultan Hasanuddin-366 yang memiliki sikap disiplin dan pofesionalisme yang tinggi dalam mengikuti kegiatan latihan ini.
Mereka juga mengucapkan rasa terima kasih, karena selama dalam pelayaran para prajurit KRI Sultan Hasanuddin-366 menunjukkan sikap ramah dan santun dalam pergaulan di kapal, bahkan Rear Admiral ZAMITH merasa betah dan suatu saat ingin bermarkas kembali di KRI Sultan Hasanuddin-366. Dan sebagai bentuk penghargaan tersebut, bendera kapal markas (flag ship) diberikan dan ditinggalkan di KRI Sultan Hasanuddin-366 karena prestasi dan perfoma yang dimiliki sebagai peace keeper di perairan Lebanon. (Dispenarmatim)
Sumber : Komaritim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar