Pesawat Jet Hawk 100 Gagal Take Off |
"Kejadian tersebut berlangsung selama 15 menit. Dimulai pukul 13.25 Wib dan begitu gagal 'take off', pesawat langsung ditarik dari landasan pacu," ujar Kepala Penerangan dan Perpustakaan (Kapentak) Lanud Pekanbaru Mayor Filfadri, kepada Antara di Pekanbaru, Selasa.
Lebih lajut dia menjelaskan, ketika pesawat sudah berada di landasan pacu dan berjalan dibawa kecepatan rendah, tiba-tiba sistem di pesawat memberikan sinyal adanya gangguan pada sistem rem.
Namun secara keseluruhan, kondisi pesawat tidak mengalami kerusakan apapun termasuk pilot atau penerbangan dalam kondisi selamat dan tidak mengalami cedera apapun.
"Kondisi pesawat dalam keadaan baik tidak ada kerusakan yang berarti, hanya bagian rem saja yang mengalami kerusakan dan perlu perbaikan," katanya.
Pesawat tempur jenis Hawk 100 itu sedang berada dalam kondisi latihan rutin, untuk mengamankan perairan Selat Malaka dan daerah terluar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), katanya lagi.
Jadwal perbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru sempat terganggu, karena adanya pesawat tempur milik TNI AU yang mengalami kerusakan di landasan pacu sekitar 30 menit.
Kondisi yang terjadi pada jam sibuk penerbangan, menyebabkan jadwal menjadi terganggu. Setidaknya ada dua keberangkatan dan dua kedatangan pesawat yang dilaporkan mengalami penundaan yakni Lion Air dan Garuda Indonesia dengan tujuan Jakarta.
Sedangkan untuk kedatangan, pesawat Wings Air dari Batam dan Sriwijaya dari Jakarta, terpaksa ditunda sekitar 30 menit menunggu hasil evakuasi pesawat tempur yang mengalami kerusakan di landasan pacu.
TNI AU Bentuk Satgas
Pesawat tempur TNI AU jenis Hawk 100 milik Skuadron 12 gagal lepas landas di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru pada Selasa 5 Februari 2013. Namun hingga kini masih belum diketahui penyebabnya.
Untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan pesawat milik TNI AU, Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Madya TNI Ida Bagus Putu Dunia akan membentuk Satuan Tugas (Satgas) Khusus menangani satuan terbang dan kerja.
"Ya, memang TNI AU dihadapkan kepada tugas yang cukup berisiko tinggi dan kita paham bersama, maka kita membentuk satuan tugas yang khusus menangani satuan terbang dan kerja selain tugas dan tanggung jawab yang melekat kepada komandannya," kata Bagus Putu di sela-sela Rapim TNI AU di Mabes TNI AU, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (6/2/2013).
Menurutnya, hingga saat ini timnya masih menyelidiki apa penyebab dari kejadian gagal terbangnya pesawat TNI AU di Pekanbaru, Riau. "Kita mencari akar permasalahannya dan kemudian kita ambil tindakan-tindakan apa yang seharusnya dan mudah-mudahan itu tidak terjadi dikemudian hari," harapnya.
Dia mengungkapkan, pihaknya bersyukur awak pesawat yang mengendarai pesawat tempur TNI AU jenis Hawk 100 milik Skuadron 12 itu bisa selamat dan tidak ada masalah yang berarti. Begitu juga dengan pesawatnya hanya mengalami masalah di sistem pengeremannya saja.
"Mudah-mudahan di dalam rapim kali ini kita juga membahas yang terkait dengan kecelakan-kecelakaan itu. Artinya kita harus mencari akar permasalahannya. Sehingga kita bisa menyimpulkan secara bulat dan dapat mencari solusinya," jelasnya. (Pelita | Liputn6)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar