Pengamat intelijen Universitas Indonesia (UI) Wawan Purwanto memastikan intelijen Amerika dan Australia tak mampu membongkar dokumen Indonesia yang berkategori rahasia dan sangat rahasia.
"Hanya dokumen yang bersifat biasa dan terbatas yang berhasil mereka sadap," kata Wawan di Jakarta, Selasa, 12 November 2013. Dan Wawan meyakini Badan Intelijen Negara (BIN) maupun Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) sudah mengetahui aksi penyadapan itu dan mampu mengamankan rahasia negara.
Wawan bisa memastikan hal itu karena dia sendiri sudah mengecek langsung di Wikileaks dan sejumlah dokumen yang pernah disadap mantan pegawai intelijen Amerika, Edward Snowden. Wawan menjelaskan informasi yang berkategori rahasia dan sangat rahasia hanya ada 10 persen. Sedangkan yang biasa dan terbatas jumlahnya 90 persen.
"Dilihat dari apa yang disadap dan dilihat asing, kebanyakan informasi yang terbuka dan sifatnya umum," kata Wawan.
Wawan juga membantah jika intelijen Indonesia kecolongan atas aksi penyadapan tersebut. Peralatan intelijen Indonesia menurutnya bagus dan tak usang sebagaimana disebutkan beberapa pihak. "Peralatan usang itu tak benar. Setiap tahun intelijen kita meng-upgrade peralatannya," kata Wawan yang sering dimintai pendapat oleh lembaga intelijen mengenai kondisi peralatan disana.
Pembaruan peralatan, tambahnya, meliputi alat pengacak sinyal dan sejumlah alat yang dikategorikan alat utama sistem senjata (alutsista). Menurutnya, teknologi penyadapan semakin canggih seiring pesatnya teknologi satelit. Untuk itu, selain terus memperbarui peralatan, lembaga intelijen juga menggunakan pola mengubah kata kunci dan sandi.
Wawan juga mendukung sikap pemerintah Indonesia yang akan meninjau ulang kerja sama dengan Amerika dan Australia atas aksi penyadapan itu. "Menurut saya peringatan itu sudah cukup. Tak perlu dengan upaya pemutusan hubungan diplomatik, itu terlalu jauh," katanya.
"Sekarang bagaimana kita memproteksi diri guna memperkuat lini pertahanan dan senjata yang dimiliki, sehingga penyadapan informasi rahasia dan sangat rahasia tak bisa dilakukan," tuturnya.
Wawan mengatakan BIN dan Lemsaneg selalu meningkatkan kinerja, tetapi untuk melaporkan secara gamblang ke publik, jelas tidak pada porsinya karena sesuai Undang-Undang, BIN dan Lemsaneg harus melaporkannya ke Presiden dan DPR.
"Tapi kalau kita mengatakan intelijen membiarkan gerakan asing dan malah sibuk memata-matai rakyatnya jelas itu menyesatkan. DPR pasti akan beraksi bila intelijen lembek dan ditunggangi penguasa," paparnya. (Artileri)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Ambisi Besar Sang Jenius Mantan Presiden RI BJ Habibie berencana menghidupkan kembali pesawat N250 yang sempat dipensiunkan oleh Pemerintah...
-
Dalam pidato perdananya sebagai Presiden, Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi berulang kali menegaskan visi pemerintahannya lima tahun ke d...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Penyerangan Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta menggunakan senapan serbu AK-47. Diketahui anggota Kopassus ini baru saja berlatih di Gunung ...
-
Ketua Komisi Satu DPR Mahfudz Siddiq menyatakan, tawaran 10 unit kapal selam dari Rusia kepada Indonesia, merupakan hal menarik dan perlu di...
-
Hacker Indonesia berhasil mematikan situs http://asis.gov.au hingga status 404 Not Found. Sasaran berikutnya adalah situs http://asio.gov.au...
-
Ketua Payuguban Pelaku Pertempuran Lima Hari di Semarang Soedijono (90) mengaku kecewa pada banyaknya kasus korupsi di negeri ini. ...
-
Siapa yang tidak kenal dengan Rafale? Pemerhati dunia militer, khususnya dunia aviasi militer pastilah mengenal sosok pesawat tempur andalan...
-
Mungkin belum banyak yang tahu kalau ada sebuah perjanjian maha penting yang dibuat Presiden I RI Ir Soekarno dan Presiden ke 35 AS John F...
-
Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Marsetio mengatakan segera mengirim tim teknis ke Rusia untuk memastikan Indonesia akan memb...

Tidak ada komentar:
Posting Komentar