Flying Boat Gever OS |
Saat ini sebagian besar (65 persen) komponen perahu terbang buatan Indonesia Maritime Institute (IMI), masih berasal dari luar negeri, terutama terkait dengan urusan mesin. Bobot penuh dengan penumpang maksimal 900 kilogram. IMI mengklaim perahu terbang ini menggunakan bahan bakar bio ethanol (premium) dan pertamax.
Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (KP3K) KKP, Sudirman Saad meminta agar pengembangan flying boat didorong dan didukung penuh oleh semua pihak, agar sampai dalam tahap produksi dan sesuai harapan. Karya flying boat ini merupakan inisiatif yang bagus untuk penguatan sistem angkutan transportasi laut Indonesia di masa depan.
Berdasarkan catatan KKP, harga flying buat buatan Indonesia Rp 1,5 miliar, jauh lebih murah dibanding produk serupa buatan Korea Selatan yang dibandrol Rp 15 miliar/unit. Flying Boat hasil karya IMI diharapkan bisa diterima pasar.
Kerjasama dengan Kementerian Pertahanan
Gayung bersambut, uluran tangan datang dari Kementerian Pertahanan. Balitbang Kemenhan menandatangai kesepakatan bersama (MoU) dengan IMI untuk pengembangan Flying Boat GEVER-OS type khusus, untuk kepentingan pertahanan Indonesia. Direktur Eksekutif IMI, Y Paonganan mengatakan perahu terbang ini akan diluncurkan kembali pada bulan April 2014.
Selain Korea Selatan, negara lain yang menggunakan flying boat untuk keperluan pertahanan adalah Iran. Flying boat Bavar-2 milik Iran dilengkapi senjata mesin, night vision dan peralatan pengintai, untuk merekam dan mengirim gambar dan data. Pengamat militer menduga flying boats Bavar 2 Iran telah mengadopsi teknologi yang membuatnya dapat menghindari radar. (JKGR)
Indonesia sbg negara yg terkenal dng belasan ribu pulau sngat beralasan jika memiliki 1500 unit Flying boat dng kemampuan spt yg dimiliki Flying boat Bavar-2 milik Iran dilengkapi senjata mesin,roket berpemandu laser jg inframerah dan torpedo, GPS, night vision dan peralatan pengintai, untuk merekam dan mengirim gambar dan data, dilnkapi radar pasif, juga mengadopsi teknologi yang membuatnya dapat menghindari radar.
BalasHapusSelama mesin belum bikinan sendiri akan sangat mudah diembargo luar. Ini tidak lebih sekedar asembling mesin luar ke indo. Kasarnya luar menjual prahu ke indo dgn cara protolan, kita hanya disuruh ngrakit sendiri. Itu salah satu strategi marketing mereka supaya produknya laku
BalasHapus