Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Marciano Norman mengatakan, Indonesia memiliki kerja sama yang baik dengan bagian penelitian intelijen Malaysia. Bila diminta membantu, katanya, BIN siap menurunkan kekuatan untuk melacak dugaan keterlibatan teroris dalam kasus hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH 370 Kuala Lumpur-Beijing pada Sabtu (8/3/2014) lalu.
"Kami berkoordinasi dengan research division Malaysia karena kami selama ini bekerja sama baik. Apabila ada informasi dukungan dari intelijen sana, BIN akan siap membantu. Sampai sekarang, mereka belum minta itu. Tapi kami tetap berhubungan," ujar Marciano di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (10/3/2014).
Menurut dia, hilangnya pesawat Malaysia Airlines telah menimbulkan sejumlah spekulasi, seperti aksi terorisme, peledakan, pembajakan, human error, hingga kesalahan teknis pesawat. Terkait dugaan adanya aksi terorisme, ia mengatakan perlu penelitian lebih jauh karena belum ada bukti pendukung.
"Jadi jangan terlalu cepat ke sana. Semua kemungkinan coba diurai. Kalau kemungkinannya ada yang menangani sendiri, kalau berkaitan dengan terorisme, harus berkomunikasi dengan BIN dari beberapa negara yang punya informasi tentang itu," ujarnya.
Pesawat Malaysia Airlines MH 370 bertolak dari Kuala Lumpur pada Sabtu (8/3/2014) pukul 00.41. Hilang kontak terjadi pada pukul 02.40. Pesawat itu seharusnya mendarat di Beijing pada Sabtu pukul 06.30 waktu setempat.
Data termutakhir menunjukkan bahwa pesawat jenis Boeing 777-200 itu membawa 239 penumpang. Dari jumlah tersebut, 153 penumpang adalah warga negara China, 38 warga negara Malaysia, dan 7 warga negara Indonesia (WNI). Ketujuh WNI itu adalah Firman Chandra Siregar, Herry Indra Suadaya, Lomr Sugianto, Ferry Indra Swadaya, Indrasuria Tanurisam, Chynthyatiomrs Vinny, dan Willy Surijanto Wang.
Upaya pencarian terus dilakukan dengan bantuan lintas negara, mulai dari Vietnam, Indonesia, hingga China. Hingga kini, penyebab hilangnya kontak pesawat Malaysia Airlines itu belum diketahui. Maskapai penerbangan masih menelusuri sejumlah nama penumpang yang ternyata diketahui membawa paspor palsu. (Kompas)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Selasa, 11 Maret 2014
BIN Siap Bantu Telusuri Dugaan Aksi Teroris di Malaysia Airlines
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Ambisi Besar Sang Jenius Mantan Presiden RI BJ Habibie berencana menghidupkan kembali pesawat N250 yang sempat dipensiunkan oleh Pemerintah...
-
Dalam pidato perdananya sebagai Presiden, Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi berulang kali menegaskan visi pemerintahannya lima tahun ke d...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Penyerangan Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta menggunakan senapan serbu AK-47. Diketahui anggota Kopassus ini baru saja berlatih di Gunung ...
-
Ketua Komisi Satu DPR Mahfudz Siddiq menyatakan, tawaran 10 unit kapal selam dari Rusia kepada Indonesia, merupakan hal menarik dan perlu di...
-
Hacker Indonesia berhasil mematikan situs http://asis.gov.au hingga status 404 Not Found. Sasaran berikutnya adalah situs http://asio.gov.au...
-
Ketua Payuguban Pelaku Pertempuran Lima Hari di Semarang Soedijono (90) mengaku kecewa pada banyaknya kasus korupsi di negeri ini. ...
-
Siapa yang tidak kenal dengan Rafale? Pemerhati dunia militer, khususnya dunia aviasi militer pastilah mengenal sosok pesawat tempur andalan...
-
Mungkin belum banyak yang tahu kalau ada sebuah perjanjian maha penting yang dibuat Presiden I RI Ir Soekarno dan Presiden ke 35 AS John F...
-
Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Marsetio mengatakan segera mengirim tim teknis ke Rusia untuk memastikan Indonesia akan memb...

Halaaaaaaah BIN itu kerjanya apa sih selama ini? wong australia menyadap RI aja BIN ga bisa berbuat apa2... Ini lagi mau cari pesawat MAL, ga usah kebanyakan gaya deh.
BalasHapus