Marinir turut dalam Apel Pengamanan Putusan MK di Ambon. (Foto: Dispen Marinir) |
Dilansir laman Korps Marinir, personel Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan (Yonmarhanlan) IX Ambon terlibat dalam apel gelar TNI-Polri di Lapangan Merdeka Ambon, Kamis (21/8).
Gelar yang dipimpin langsung Pangdam XVI Pattimura Mayjen TNI Meris Wiryandi, selaku pengambil apel tersebut merupakan kesiapsiagaan secara optimal oleh TNI-Polri, khususnya Marinir dalam operasional pengamanan kota Ambon. Apel itu sewaktu-waktu dibutuhkan dan digerakkan mengingat hasil Pilpres beberapa waktu yang lalu masih terdapat gugatan dari salah satu kandidat.
Pangdam XVI Pattimura dalam sambutannya, mengajak seluruh masyarakat bersama-sama TNI/Polri dan Pemerintah Daerah untuk senantiasa menjaga dan menciptakan situasi serta kondisi wilayah yang semakin kondusif, sebab hanya dengan kondisi wilayah yang kondusiflah pembangunan di daerah akan berlangsung dengan lancar yang muaranya akan berhasil menyejahterakan rakyat.
Selain itu, Pangdam XVI Pattimura mengatakan bahwa TNI/Polri merupakan bagian terpadu satu sama lain. Hubungan harmonis yang selama ini telah terjalin dengan baik membuktikan bahwa prajurit TNI/Polri dapat mengatasi berbagai kendala yang dapat mengancam stabilitas keamanan di wilayah Maluku.
“Dengan dilaksanakannya apel ini akan semakin memperkuat kemampuan antisipatif aparat terkait terhadap berbagai potensi konflik baik vertikal maupun horizontal yang mungkin terjadi,” harapnya kepada seluruh peserta apel.
Hal itu menandakan bahwa prajurit Marinir di mana pun berada selalu menjadi garda terdepan dalam pengamanan situasi daerah dalam kondisi apa pun. Di Ambon, itu bukan yang pertama kalinya dilakukan oleh prajurit Marinir.
Peristiwa Ambon Berdarah tahun 1999-2000, prajurit Marinir dengan proaktif mengamankan situasi tesebut dan mendamaikan pihak-pihak yang bertikai. Pascakejadian, Marinir selalu mendapat tempat di hati masyarakat Ambon.
Warga Ambon, Sani Pattikawa, saat dihubungi JMOL menuturkan, masyarakat Ambon merasa nyaman jika berada di dekat Marinir.
“Kehadiran tentara Marinir sangat diterima oleh masyarakat Ambon. Beta ingat saat beta masih kecil ketika terjadi konflik tahun 1999, rumah beta dijaga oleh beberapa pasukan Marinir. Di situ beta selalu diajak bermain tebak-tebakan oleh mereka,” ujar Sani. (JMOL)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar