Tiga unit drone yang dikembangkan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) kini tengah diproduksi oleh PT Dirgantara Indonesia. Rencananya, tiga unit drone itu akan dirilis akhir tahun ini.
Hal itu disampaikan Direktur Pusat Teknologi industri Pertahanan Keamanan BPPT, Joko Purwono, Rabu (3/9/2014). “Sekarang masih dalam proses produksi di PTDI, dan rencananya dalam waktu dekat sudah selesai," kata Joko di ujung telepon.
Ketiga Drone itu diberi nama Wulung PA 08, 09 dan PA 10. Ketiganya dipersiapkan untuk tujuan pengawasan daerah perbatasan. Dengan kemampuan beroperasi hingga enam jam, pesawat nir awak ini mampu terbang dengan ketinggian 10 hingga 12 ribu meter.
Hingga kini belum dipastikan lokasi pengoperasian tiga unit drone ini. Namun, diperkirakan Pontianak akan lebih dulu menggunakan ini mengingat pihak terkait dinilai lebih siap.
Joko mengatakan, produksi Wulung juga sekaligus menyatakan kesiapan lembaga penelitian untuk mendukung rencana presiden terpilih Jokowi dalam menggunaan drone guna pengawasan wilayah nusantara.
Kepala Program Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA) itu optimistis, Wulung mumpuni. “Kita harus bisa buktikan bahwa Wulung bisa memberikan manfaat,” tutur Joko. Bila dapat beroperasi dengan baik, rencananya dua unit drone akan diproduksi lagi.
Wulung telah mengalami beberapa pengembangan dari prototype-nya. Misalnya, Wulung sudah menggunakan noice reduction untuk mengatasi masalah kebisingan yang sebelumnya dikeluhkan.
Wulung sebelumnya telah diujicoba terbang pada 11 Oktober 2012. Pesawat terbang tanpa awak itu dinyatakan mampu terbang dengan jelajah maksimum 73,4 kilometer. Wulung bakal dilengkapi dengan kamera mumpuni seharga Rp 1 miliar. (Tribun)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Kamis, 04 September 2014
PT. DI Akan Rilis Tiga Drone Buatan Indonesia di Akhir Tahun 2014
Label:
Drone,
Industri Pertahanan,
Produk Nasional,
PT DI,
UAV
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Masih ingat dengan drone combatan yang tengah dirancang Indonesia? Ya siapalagi kalo bukan Drone Medium Altitude Long Endurance Black Eagle....
-
Kapal berteknologi tercanggih TNI AL saat ini, KRI Klewang-625, terbakar di dermaga Pangkalan TNI AL Banyuwangi, Jawa Timur. Hingga berita i...
-
Kejujuran 11 prajurit Kopassus mengakui kesalahan, menembak empat tahanan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cebongan Sleman, Yogyakarta, mendat...
-
Kementerian Pertahanan saat ini menunggu kedatangan perangkat alat sadap yang dibeli dari pabrikan peralatan mata-mata kondang asal Inggris,...
-
Sistem pertahanan Indonesia diciptakan agar menjamin tegaknya NKRI, dengan konsep Strategi Pertahanan Berlapis. SISTEM Pertahanan Indonesi...
-
Perusahaan tekstil dan garmen, PT Sri Rejeki Isman (Sritex) di Sukoharjo, Jawa Tengah sudah tersohor di seluruh dunia karena kualitas kain d...
-
Aksi baku tembak kembali terjadi di perbatasan Jayapura, Papua dengan Papua Nugini antara aparat TNI dengan kelompok sipil bersenjata. Apar...
-
PT Pindad (Persero) telah mampu memproduksi produk militer kelas dunia. Mengadopsi teknologi dan ilmu dari Eropa dan NATO (North Atlantic T...
-
Bahwa partisipasi prajurit Kopassus dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB merupakan kesempatan yang sangat berharga dan sekaligus tantangan...
pengawasan perbatasan dan perairan bukan dimulai dari idenya jokowi, tapi sudah dimulai diterapkan di jamannya pak SBY ini.jd ide ini adalah idenya pak SBY.
BalasHapusokelah, siapapun yg punya ide kalo positif buat bangsa ya wajib dukung toh...sudah gak zaman lagi antar pimpinan saling menjatuhkan,ti guyu pitek,,, yg ada malah harus saling mendukung.. cntoh dan awal yg baik antara Pak SBY dan JKW ini perlu dilestarikan kedepan. rakyat sllu memantau
BalasHapus