Duta Besar Indonesia untuk PBB, Desra Percaya menegaskan, praktik hukuman mati yang dianut Indonesia tidak melanggar HAM dan juga hukum internasional. Foto istimewa |
Dirinya berpendapat, ini adalah cara Indonesia untuk mengatasi tantangan yang ada, di mana setiap negara memiliki cara yang berbeda-beda. "Setiap negara memiliki tantangan yang khas. Penerapan hukuman ini merupakan respon Pemerintah terhadap tantangan unik di Indonesia dan merupakan bagian dari pelaksanaan kedaulatan," ujarnya, dalam rilis yang diterima Sindonews pada Selasa (17/2/2015).
Sementara itu, dirinya juga menyayangkan sikap Sekertaris Jenderal (Sekjen) PBB Ban Ki-moon yang turut mengintervensi Indonesia perihal hukuman mati. Ki-moon, melalui juru bicaranya meminta Indonesia untuk menghentikan eksekusi mati terhadap dua gembong narkoba sindikat Bali Nine, Myuran Sukumaran dan Andrew Chan.
"Indonesia menghargai upaya Sekjen PBB untuk melakukan komunikasi langsung dengan Pemerintah, namun menyayangkan sikapnya yang didasarkan pada pemahaman sempit dan sepihak. Sikap tersebut berpotensi mengurangi integritas Sekjen PBB dalam menjalankan mandatnya, khususnya terkait pembahasan isu hukuman mati yang masih berlangsung di PBB," tambahnya. (Sindo)
gara gara si abot dan kimoon brasil juga ikutan protes, klama an diploma & kedaulantan makin rpuh, lebih baik memutuskan diplomatik antara negara asing yang melanggar hukum indonesia d ,habis gimana lg tu
BalasHapus