Delegasi Indonesia dan Filipina sepakat untuk meninjau kembali (revisi) Perjanjian Patroli Perbatasan dan Pelintas Batas Tahun 1975 antara Indonesia dan Filipina.
Kadispen Koarmatim Letkol Laut (KH) Maman Sulaeman di Surabaya, Rabu, menjelaskan hal itu menjadi salah satu kesepakatan dalam Sidang Ke-34 Komite Perbatasan Indonesia-Filipina di Davao, Filipina, 4-6 November 2015.
Dalam sidang itu, Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksda TNI Darwanto selaku Ketua Komite Perbatasan Indonesia memimpin delegasi Indonesia dalam sidang tahunan komite itu untuk membahas isu-isu perbatasan kedua negara.
Pangarmatim berharap diskusi yang dilaksanakan oleh delegasi kedua negara itu meningkatkan kerja sama mengenai masalah perbatasan dan maritim.
Sementara itu, Letjen Aurelio D. Baladad, selaku ketua Komite Perbatasan Filipina, menyampaikan sidang tersebut menandai hubungan yang damai dan harmonis antara kedua negara yang telah memasuki dekade keempat.
Ia berharap Perjanjian Patroli Perbatasan dan Pelintas Batas tahun 1975 dilakukan revisi sesuai dengan perkembangan zaman.
Sidang komite kedua negara kepulauan terbesar di dunia itu terbagi dalam dua Sub Komite yakni Sub Komite A dan B.
Sub Komite A membidangi masalah patroli perbatasan dan komunikasi membahas beberapa permasalahan diantaranya adalah pertimbangan untuk melibatkan aparat penegak hukum sipil di bidang maritim dalam pelaksanaan patroli terkoordinasi (Philindo Corpat) dan meningkatkan sarana komunikasi selama pelaksanaan patroli laut bersama.
Selain itu, membahas beberapa pelanggaran yang merupakan kejahatan antarnegara dan terorganisasi, seperti lalu lintas obat-obatan terlarang dan penyelundupan pekerja, untuk dijadikan sebagai bagian dari tindakan yang termasuk dalam pelanggaran perbatasan antara kedua negara
Sub Komite B membidangi masalah pelintas batas dan intelijen yang membahas beberapa masalah yang merupakan implementasi dari perjanjian pelintas batas tahun 1975.
Kedua delegasi membahas mengenai kemungkinan menempatkan petugas Imigrasi dan Bea Cukai di setiap Pos Pelintas Batas dan penerbitan dokumen bagi para pelintas batas.
Selain itu juga dibahas mengenai prosedur pertukaran informasi dan data intelijen di setiap Pos Pelintas Batas.
Mencermati perkembangan terakhir kedua negara, terutama mengenai penandatanganan batas delimitasi Zona Ekonomi Eksklusif antara Indonesia dan Filipina itu, para delegasi sepakat membentuk kelompok kerja teknis internal.
Kelompok kerja teknis itu akan membahas dan meninjau kembali Perjanjian Patroli Perbatasan dan Pelintas Batas Tahun 1975 antara Indonesia dan Filipina.
Selain itu, para delegasi juga menyepakati Sidang Tingkat Ketua Komite Perbatasan Indonesia-Filipina ke-35 akan dilaksanakan di Manado, Indonesia pada tahun 2016. (Antara)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Jumat, 22 April 2016
Indonesia-Filipina sepakati revisi perjanjian patroli perbatasan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Indonesia tidak akan lagi membeli jet tempur Sukhoi dari Rusia, fokus kedepan hanya untuk F-16 dari AS, Marsekal Eris Herryanto mengatakan k...
-
Di Era tahun 60an TNI AU/AURI saat itu pernah memiliki kekuatan udara yang membuat banyak negara menjadi ‘ketar ketir’, khususnya negara-ne...
-
Rusia mengharapkan Indonesia kembali melirik pesawat tempur sukhoi Su-35, pernyataan ini diungkapkan Wakil Direktur "Rosoboronexport...
-
TNI bersama Kementerian Pertahanan (Kemhan) sepakat memilih pesawat tempur generasi kelima Sukhoi (Su-35) buatan Rusia, sebagai pengganti pe...
-
Pihak inteljen Kodam, sambung Hardiono, masih melakukan pendeteksian kebangkitan PKI di wilayah Jateng dan DIY. Pangdam menambahkan memang ...
-
Yahudi dan Israel Merasa Disudutkan Indonesia Kelompok pendukung Israel dan Yahudi menilai, Indonesia kerap menyudutkan mereka. Menurut mere...
-
Mayor Agus Harimurti Yudhoyono Brigif Linud 17 Kostrad mendapatkan penghormatan, menjadi pasukan AD pertama yang menggunakan Ba...
-
TNI Angkatan Laut saat ini memiliki kapal selam sebanyak 12 unit. Alutsista itu, diparkir di wilayah Surabaya, Jawa Timur. “Kita memang ada ...
-
by Narayana ( JKGR ) Jakarta, Medio Maret 2014….Pukul 23.45 wib Malam telah beranjak larut, ketika saya merapihkan setumpuk dokumen yan...
Kalau sdh mengadakan blokade wilayah laut sulu, TNI AL hrs aktif inlejennya masuk sbg nelayan utk pulket dr para teroris maupun kekuatan pasukan Philippine/AS diwilayah yg diduduki dan data intelejen sangat utk tindakan kita selanjutnya.Bravo TNI AL................
BalasHapusKalau sdh mengadakan blokade wilayah laut sulu, TNI AL hrs aktif inlejennya masuk sbg nelayan utk pulket dr para teroris maupun kekuatan pasukan Philippine/AS diwilayah yg diduduki dan data intelejen sangat utk tindakan kita selanjutnya.Bravo TNI AL................
BalasHapus