Wakil Presiden Boediono mengungkapkan belanja militer nasional sangat rendah yaitu 0,7 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sehingga Indonesia masih tertinggal dibanding dengan negara lain di dunia.
"Indonesia masih belum masuk radar, walau beberapa tahun ini meningkat pesat untuk memenuhi kebutuhan minimal pertahanan kita," kata Wapres di Jakarta, Rabu.
Hal tersebut disampaikan Wapres saat membuka "Indo Defence, Indo Aerospace and Indo Marine 2012 Expo and Forum" ke-5, tanggal 7-10 November 2012 di Jakarta Internasional Expo Kemayoran.
Hadir dalam acara itu antara lain Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro serta sejumlah atase pertahanan dari berbagai negara.
Dikatakan Wapres, angka tersebut sangat kecil bila dibandingkan dengan belanja Amerika Serikat yang mencapai 4,7 persen dari PDB-nya atau bahkan Arab Saudi yang mencapai 10 persen dari PDB-nya.
Industri pertahanan adalah industri berprofil tinggi mengingat perputaran uang di sekitarnya sangat besar, katanya.
Wapres mengutip data belanja militer (military expenditure) 2011 berdasarkan riset "Stockholm International Peace Research Institute" yang sebesar 1.738 miliar dolar AS.
"Ini bahkan 2,5 kali PDB kita, bahkan 10 kali jumlah APBN. Ini jumlah yang sangat besar untuk produk-produk yang jumlahnya sebetulnya tidak banyak," kata Wapres.
Wapres juga mengutip statistik impor alat pertahanan Indonesia yang mencapai peringkat 15 dari negara-negara lain di dunia.
"Ini artinya kita masih punya banyak peluang untuk menempatkan produk-produk dalam negeri dan memaksimalkan industri pertahanan kita," katanya.
Menurut Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Indo Defence 2012 ini akan menjadi ajang untuk mempromosikan produk-produk pertahanan dalam negeri, selain menjalin hubungan dagang dengan jaringan industri pertahanan global.
Sesuai dengan tema yang diusung tahun ini, "Empowering Indonesia`s Industry for Defence Modernization, tahun 2012 adalah kebangkitan industri pertahanan nasional seiring dengan terbitnya UU Industri Pertahanan Nasional.
Sumber : Antara
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Kamis, 08 November 2012
Wapres - Peluang Untuk Menempatkan dan Memaksimalkan Produksi Pertahanan Dalam Negri Masih Terbuka Lebar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Di Era tahun 60an TNI AU/AURI saat itu pernah memiliki kekuatan udara yang membuat banyak negara menjadi ‘ketar ketir’, khususnya negara-ne...
-
Rusia mengharapkan Indonesia kembali melirik pesawat tempur sukhoi Su-35, pernyataan ini diungkapkan Wakil Direktur "Rosoboronexport...
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Tentara Nasional Indonesia (TNI) berencana menambah armada kapal selam untuk mendukung pertahanan laut. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), L...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Rencana Amerika Serikat (AS) menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang, membawa implikasi ...
-
Oleh : Brigjen TNI Bambang Hartawan, M.Sc Berangkat dari sejarah, ide sering berperan sebagai kekuatan pendorong di belakang suatu tra...
-
(Disampaikan dalam Roundtable Discussion yang diselenggarakan oleh Global Future Institute, bertema: Indonesia, Rusia dan G-20, Kamis 25 Apr...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar