Pengamat Teroris Mardigu Wowiek Prasantyo, menyarankan agar pihak kepolisian dapat bekerjasama pasukan Den-81 alias Detasemen Penanggulangan Teror (Gultor) Kopassus untuk menumpas gerakan teroris yang berada di Poso.
"Kita tahu bahwa pasukan Den-81 itu lengkap dan mengenal medan, berbeda dengan polisi," kata Mardigu, saat berbincang dengan Okezone, Selasa, (25/12/2012)
Dia percaya dengan melibatkan TNI (Tentara Nasional Indonesia), dengan taktik militer, kelompok teroris di Poso dapat dilunmpuhkan, sebelum melakukan aksi terornya. "Ini kan ekstra crime, jadi perlu penanganan ektra juga," tukasnya.
Sebelumnya Mardigu menilai pihak kepolisan telah kalah langkah dengan para teroris. "Saya rasa polisi sudah kalah langkah dengan teroris," kata Mardigu saat berbincang dengan Okezone, Selasa, (25/12/2012).
Dia menambahkan kelompok teroris di Poso punya sejarah menarik, berbeda yang berada di daerah-daerah lain di Indonesia.
Sekedar diketahui teror bom kembali terjadi di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Sasarannya lagi-lagi anggota polisi. Sebuah bom rakitan ditemukan di pos pengamanan Operasi Lilin Maleo di Pasar Sentral Poso pagi tadi.
Kapolda Sulteng, Brigjen Pol Dewa Parsana, dalam pesan singkat yang diterima wartawan, Selasa (25/12/2012), menjelaskan,benda bom berpengatur waktu itu ditemukan oleh seorang polisi yang hendak bertugas pada pukul 06.00 Wita.
Benda mencurigakan tersebut berada di dalam ransel yang diletakkan di bawah tempat duduk di dalam pos.Petugas kemudian melaporkan temuan tersebut ke Mapolres Poso. Tim Gegana Brimob Polda Sulteng pun segera mendatangi lokasi.
Sumber : Okezone
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Rabu, 26 Desember 2012
Tumpas Teroris Poso, Polisi Perlu Gandeng TNI
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
AH-64E Apache Untuk Indonesia merupakan tipe terbaru walau bukan tercanggih (AH-64D Longbow sebagaimana dimiliki Angkatan Darat Singapura) ...
-
Kejutan menyenangkan datang di akhir tahun 2013 ini. Sejumlah pengadaan alutsista yang termaktub dalam MEF terus berlangsung, bahkan di perc...
-
Mantan Presiden dan Menristek BJ Habibie angkat bicara soal rencana pengembangan bersama jet tempur canggih antara Indonesia dan Korea Selat...
-
Densus 88 menerima pelatihan, dukungan perbekalan dan operasional yang luas dari Kepolisian Federal Australia. Namun muncul bukti yang sema...
-
6 Polwan cantik yang merupakan presenter NTMC POLRI, Rabu (2/3) pagi mengikuti kegiatan latihan menembak yang berlangsung di Lapangan Tembak...
-
Ekspedisi Belanda tiba di Nusantara pada 1596. Kapal-kapal Belanda menyusul, hingga terbentuk The Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC). ...
-
BANDUNG – Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) M Nasir ingin ada percepatan proyek pembuatan pesawat terbang N219...
-
Mayor Agus Harimurti Yudhoyono Brigif Linud 17 Kostrad mendapatkan penghormatan, menjadi pasukan AD pertama yang menggunakan Ba...
-
Kapal perang Australia memasuki wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) kembali terjadi sejak pertengahan Desember silam di mana t...
-
Hasil raker Komisi I dengan Menhan dan Panglima TNI membahas Perubahan APBN 2013 dan RAPBN 2014 yang dilakukan secara tertutup, Senin (10/6/...
saya setuju dengan komentar bpk Mardigu, Poso mempunyai sejarah panjang sejak zaman kemerdekaan. Perlu sekali dilibatkan TNI, terutama intelejen tempurnya,TNI memiliki kemampuan olah teritorial, mempynyai kemampuan kontra gerilya. Polisi belum lengkap hanya dengan senjata canggih seperti FBI-CIA tetapi harus punya olah yudha antigerilya, jadi menurut saya polisi harus libatkan TNI tidak usah gengsi karena ini sudah membawa nama NKRI, menurut saya polisi sdh ketinggalan beberapa langkah oleh teroris bukan hanya selangkah. Sekali lagi jangan korbankan nyawa anak bangsa karena keangkuhan korps...tks
BalasHapussya sangat setuju dengan pendapat pak Heryo Dharma
BalasHapusdalam segala hal TNI is the Best
BalasHapus