Menyongsong datangnya era Open Sky Policy 2015, diharapkan dapat menyatukan persepsi insan dirgantara dalam menyikapi kebijakan “Open Sky Policy 2015”, serta bagaimana menyamakan pengertian dan persepsi menghadapi tantangan, disamping terus membangun peran air power sebagai deterence power dalam melindungi kepentingan nasional.
Demikian dikatakan Kasau Marsekal TNI Ida Bagus putu Dunia yang disampaikan Wakasau Marsdya TNI Boy Syahrir Qamar pada pembukaan Internasiona Seminar Air power 2013 yang diselenggarakan Air Power Club Indonesia (APCI) di Gedung Persada Purnawira, Halim Perdanakusuma, Kamis (11/4).
Dikatakan, melihat berbagai peluang dan tantangan dunia kedirgantaraan dikaitkan dengan kepentingan nasional, yang tujuan akhirnya agar kedirgantaraan bisa mendukung optimalisasi semua instrument of national power negara seperti diplomasi, informasional, militer, ekonomi, intelijen, dan penegakan hukum untuk membela kepentingan nasional kita berhadapan dengan lingkungan persaingan dunia internasional masa kini.
Untuk itu, Indonesia harus memiliki peraturan yang jelas, Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional, penguasaan teknologi kedirgantaraan, strategi dan doktrin air power yang tepat, serta memiliki industri penerbangan yang kuat guna mendukung kepentingan nasional.
Tugas TNI AU yang tidak dapat ditawar adalah memiliki kemampuan penangkal utama yaitu pengendalian udara (control of the air) yang merupakan “the first core capabilities of the air power” dengan upaya menata doktrin dan organisasi baru berdasarkan pemahaman, pengetahuan dan analisa yang akurat tentang berbagai tantangan dan peluang yang timbul akibat dari penerapan “Open Sky Policy 2015”, jelas Kasau
Sementara Menhan RI Purnomo Yusgiantoro dalam Key Note Speech mengatakan, dengan tema “The Open Sky Policy: Challenges and readiness”, sangat relevan, dihadapkan pada tugas dan fungsi TNI Angkatan Udara kedepan, hal ini sejalan dengan keinginan dalam percepatan pemenuhan kebutuhan pembangunan potensi pertahanan khusunya alutsista TNI Angkatan Udara.
Seminar ini juga bertujuan untuk mengetahuai tantangan dan kesiapan Indonesia dalam menyongsong datangnya open sky policy 2015 Challenges and Readiness, dalam upaya menyongsong ini maka TNI angkatan Udara harus meningkatkan kesiapan kemampuan dalam menghadapi tantangan tersebut.
Hal ini sebagai wujud profesionalisme dalam mengemban amanat dalam menjaga dan memelihara kedaulatan nasional, mempertahankan dan meningkatkan daya saing nasional, ditengah globalisasi dan libralisasi ruang udara, jelas Menhan. (MPI)
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara Marsekal Pertama TNI Azman Yunus
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Jumat, 12 April 2013
Membangun Air Power untuk Hadapi Open Sky Policy 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Ambisi Besar Sang Jenius Mantan Presiden RI BJ Habibie berencana menghidupkan kembali pesawat N250 yang sempat dipensiunkan oleh Pemerintah...
-
Dalam pidato perdananya sebagai Presiden, Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi berulang kali menegaskan visi pemerintahannya lima tahun ke d...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Penyerangan Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta menggunakan senapan serbu AK-47. Diketahui anggota Kopassus ini baru saja berlatih di Gunung ...
-
Ketua Komisi Satu DPR Mahfudz Siddiq menyatakan, tawaran 10 unit kapal selam dari Rusia kepada Indonesia, merupakan hal menarik dan perlu di...
-
Hacker Indonesia berhasil mematikan situs http://asis.gov.au hingga status 404 Not Found. Sasaran berikutnya adalah situs http://asio.gov.au...
-
Ketua Payuguban Pelaku Pertempuran Lima Hari di Semarang Soedijono (90) mengaku kecewa pada banyaknya kasus korupsi di negeri ini. ...
-
Siapa yang tidak kenal dengan Rafale? Pemerhati dunia militer, khususnya dunia aviasi militer pastilah mengenal sosok pesawat tempur andalan...
-
Mungkin belum banyak yang tahu kalau ada sebuah perjanjian maha penting yang dibuat Presiden I RI Ir Soekarno dan Presiden ke 35 AS John F...
-
Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Marsetio mengatakan segera mengirim tim teknis ke Rusia untuk memastikan Indonesia akan memb...

saya numpang copas ya.... wat laporan tugas kuliah hehehehehehe
BalasHapus