Detasemen Khusus (Densus) 88 berhasil menembak mati terduga teroris di beberapa tempat. Wakil Ketua MPR Hajroyanto Y Thohari menilai, penanganan teroris di Indonesia masih pemberantasan bukan pencegahan.
"Kita melihat penanganan terorisme di Indonesia itu cenderung lebih menekankan pada pemberantasan, jarang perhatikan aspek pencegahan," ujar Hajriyanto saat dihubungi wartawan, Jumat (10/5/2013).
Pola pemberantasan terorisme, menurutnya, polisi atau Densus 88 hanya waktu peristiwa saja, sehingga tidak ada upaya pencarian akar kenapa bisa muncul teroris. "Tidak dicari akar-akarnya, kenapa timbul sakit kepala itu. Sakit kepala itu kan fenomena gejala yang gambaran terjadi karena gangguan syaraf, yang dilakukan Densus 88, ini kurang melakukan pendekatan kausal. Kausal approach," kata dia.
Politikus Partai Golkar ini melanjutkan, selama ini Densus 88 masih banyak melakukan pemberantasan dengan menembak mati terorisme, tapi saat bersamaan teroris terus bermunculan. "Ini terus bermuncul, ditembak satu muncul seribu. Aspek pencegahan tidak berhasil dilakukan" ucapnya.
Hajriyanto menganalisis, munculnya terorisme dipicu banyak faktor, bisa kemiskinan, pengangguran, kekecewaan sosial, ketidakpuasan, atau frustrasi masa depan yang tidak jelas, akhirnya kemudian dibumbui dengan teologi ekstrim, sehingga muncul terorisme.
"Kalau pendekatannya cuman deradikalisasi, orang jadi teroris karena pemahaman agama yang sempit, radikal. Karena itu, maka program deradikalisasi tidak bisa berdiri sendiri, harus sama-sama dengan penanganan pengangguran," pungkasnya.
Perlu pendekatan khusus untuk redam terorisme
Pendekatan secara persuasif oleh para tokoh agama adalah hal yang paling efektif, hal ini disampaikan oleh Sesmenko Polhukam Langgeng Sulistyono.
Dia mengatakan, saat ini yang harus dilakukan adalah melakukan pendekatan yang tepat pada sasaran. Tentunya harus dilakukan dnegan para ahli dalam hal ini ialah, para tokoh agama yang mengatahui ajaran Islam dalam hal ini, karena menyangkut keyakinan seseorang.
Menurutnya, dengan adanya Badan Penanggulangan Nasional Teroris (BNPT), diupayakan dengan membuka jaringan dan menghubungkan para tokoh untuk merumuskan pola ke bawah dalam menanggulangi teroris.
“Kita tidak bisa melakukan memisahkan peran masing-masing karena hal ini membutuhkan kerjasama untuk membangun jaringan,” katanya saat ditemui di Hotel Grand Sahid, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Sabtu (11/5/2013).
Lebih lanjut dia mengatakan, permasalahan teroris tidka akan pernah habis, karena dilihat semakin waktu jaringan yang ada sangatlah meluas dan menjamur. Namun sebagai lembaga pertahanan negara, diharuskan optimis untuk mampu menembus jumlah para teroris dan melindung NKRI. “Penanggulangan teroris ini kita jadikan salah satu agenda utama dalam ancaman terhadap NKRI,” tegasnya. (Sindo)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Sabtu, 11 Mei 2013
Densus 88 Harusnya Mencegah, Bukan Cuma Memberantas Terorisme
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
- Kelebihan Pesawat Airbus A400M Yang Akan Di Beli TNI AU
- Kapal Patroli Hiu Dihadang Kapal Coast Guard Malaysia Di Perairan Indonesia
- Prajurit Kopassus TNI, Lebih Takut Pelatih daripada Setan
- KRI Banda Aceh-593 dan KRI Halasan-630 Ikuti Pameran Maritim di Malaysia
- Mabes TNI Beri Penjelasan Terkait Mobil TNI Angkut Logistik di Acara Prabowo-Sandi
Berita Populer
-
TNI bersama Kementerian Pertahanan (Kemhan) sepakat memilih pesawat tempur generasi kelima Sukhoi (Su-35) buatan Rusia, sebagai pengganti pe...
-
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro tiba tiba menyampaikan kabar mengejutkan terkait kontrak pengadaan tiga kapal selam Changbogo buatan ...
-
Yahudi dan Israel Merasa Disudutkan Indonesia Kelompok pendukung Israel dan Yahudi menilai, Indonesia kerap menyudutkan mereka. Menurut mere...
-
by Narayana ( JKGR ) Jakarta, Medio Maret 2014….Pukul 23.45 wib Malam telah beranjak larut, ketika saya merapihkan setumpuk dokumen yan...
-
"Inisiator Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) Situs Gunung Padang berpikir untuk melaporkan temuan ini ke TNI-Polri." Inisiator Ti...
-
Pihak inteljen Kodam, sambung Hardiono, masih melakukan pendeteksian kebangkitan PKI di wilayah Jateng dan DIY. Pangdam menambahkan memang ...
-
Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko menerima Bintang Kehormatan DKAT (Darjah Kepahlawanan Angkatan Tentera) dari Pemerintah Malaysia, Sen...
-
Ketua Komisi Satu DPR Mahfudz Siddiq menyatakan, tawaran 10 unit kapal selam dari Rusia kepada Indonesia, merupakan hal menarik dan perlu di...
-
TNI Angkatan Laut saat ini memiliki kapal selam sebanyak 12 unit. Alutsista itu, diparkir di wilayah Surabaya, Jawa Timur. “Kita memang ada ...
-
PT Pindad (Persero) akan meluncurkan 2 panser Anoa varian terbaru pada awal November 2014 di acara Indo Defence 2014 di JIExpo Kemayoran, Ja...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar