NKRI sudah dikepung rapat oleh neokolim yang hampir sekarat ini: Darwin Australia, Cocos Island, Diego Garcia, Guam, Filipina sampai Singapura.
Ke depan, sistem hegemoni politik-ekonomi berdasar model domestikasi tidak lagi menjadi jaminan berlanjutnya hegemoni. AS harus melihat kenyataan semakin sangarnya China di Asia Pasifik, belum lagi agresifnya Rusia yang mulai bermain-main di Pasifik, termasuk rencananya membuat pangkalan militer di Vietnam. Dan juga jangan lupakan rencana Rusia membuat pangkalan "riset ruang angkasa" di sebuah pulau "Negeri Timur" yang tengah menggeliat bangkit. AS sangat naif dan bodoh jika melihat konstelasi semacam ini, AS masih berpikiran dia sebagai kekuatan unipolar era akhir 1990-an, yang cukup menghegemoni NKRI melalui sistem domestikasi saja.
Kalau Indonesia mau, konflik bisa diledakkan di depan hidung Australia. Sekarang Timor Leste "merapat" ke China, makanya AS dan Australia kebakaran jenggot. China cuma menghormati Indonesia, tinggal menunggu "ijin" dari Indonesia untuk membangun pangkalan di Timles. Kartu "as" ada di tangan NKRI. Jika NKRI ijinkan, Xi Jinping tinggal buat pangkalan langsung menantang pangkalan nekolim AS di Darwin Australia. Maka kita tinggal melihat "pesta kembang api" di Pasifik Selatan. Saatnya NKRI bermain cerdas dan strategis!
Dan Cina baru saja menguji tembak rudal pemburu kapal induk AS, DONGFENG 21-D. Rudal ini mampu mengejar kapal induk AS hingga range 2000 km dan berkecepatan lebih dari 4,5 mach (4,5 kali kecepatan suara). Makanya AS sekarang makin meradang dan megap-megap Mas Arief. Biarkan China saja yg meremukkan AS yang sudah sekarat ini. (GFI)
Penulis Tjokrogeni Ibrahim, Alumni Fakultas Teknik Elektro, Universitas Brawijaya, Malang
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Jumat, 01 November 2013
Saatnya Indonesia Bermain Cerdas dan Strategis di Kancah Politik Asia Pasifik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Di Era tahun 60an TNI AU/AURI saat itu pernah memiliki kekuatan udara yang membuat banyak negara menjadi ‘ketar ketir’, khususnya negara-ne...
-
Rusia mengharapkan Indonesia kembali melirik pesawat tempur sukhoi Su-35, pernyataan ini diungkapkan Wakil Direktur "Rosoboronexport...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Tentara Nasional Indonesia (TNI) berencana menambah armada kapal selam untuk mendukung pertahanan laut. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), L...
-
Oleh : Brigjen TNI Bambang Hartawan, M.Sc Berangkat dari sejarah, ide sering berperan sebagai kekuatan pendorong di belakang suatu tra...
-
Rencana Amerika Serikat (AS) menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang, membawa implikasi ...
-
Ribuan senjata serbu SS2 V5C pesanan Kopassus sedang diproduksi oleh PT Pindad. Untuk tahap awal, Kopassus akan mendapatkan 1000 pucuk SS2...
Indonesia harus membantu China membuat pangkalan militer di timor leste dengan syarat jika papua hendak diinvasi/dibebaskan oleh amerika maka China harus memberi bantuan ke NKRI dalam rangka mempertahankan Papua
BalasHapusposisi strategis Indonesia
BalasHapusAustralia dan Amerika sudah berusaha merangkul Indonesia (Pitchblack Exercise 2012) melawan "musuh dari utara" dalam hal ini India dan China dan Indonesia menjawabnya dgn pengiriman SU-27skm dan SU-32mk2 milik Indonesia ikut latihan gabungan yg terdiri dari Amerika, Australia, New Zaeland, Thailand, Singapura hasilnya hibah F-16 block 25 (bukan 52) usang plus paket upgrade (bayar) dari Amerika.. Sekarang bisa kita lihat posisi strategis Indonesia diantara 2 kekuatan dunia.. Tinggal kita memilih kekuatan mana yg memberikan keuntungan lebih.. Atau kita bisa memanfaatkan letak strategis Indonesia untuk mengambil keuntungan dari kedua kekuatan dunia tersebut
BalasHapushanya bisa berikan koment balasan.GOOOOOD IDEA,,,,indonesia harus pandai memilih ,mengambil dan menggunakan kesempatan sebaik mungkin .lalu perkuatkan diri secara cepat maupun lambat.gunakan perang dingin china,amerika ,australia dan singapore untuk memperoleh teknologi mereka melalui joint prodction yg di sertai alih teknologi,biarkan mereka terus berperang,indonesia tinggal lihat saja
Hapusmenurut sy RI jgn terlalu menyolok pro china, tp justru ke Rusia india Korut atau Iran. hub kita dg china secara politik tentu saja bagus tp dilain sisi kita hrs segera dapatkan teknologi rudah china yg sdg digarap. dg Rusia kita juga harus cepat datangkan hibah 10 KS Kilo dan Rudal S300. ini ptg agar bila Barat (amrik cs) mulai ambil jarak dg kita, kita sdh punya taring utk menjaga diri.
BalasHapusIni artikelnya tulisan kayak komentar, ngga ada bobot sama sekali, seperti gado-gado ngga ada rasa. Banyak asumsi, ngga ada sumber, dan ngga ada referensi. Terakhirnya ditutup sama rudal Dongfeng, relevansinya apa coba? Judulnya Politik Cerdas, tapi isinya bilang merapat ke China? Apakah itu sesuatu yg cerdas?
BalasHapusBtw, 'Mas Arief' itu siapa, ini lagi ngobrol ya nulisnya?
Oh ya sekedar menambahkan biar tambah seru saya ambil sumber dari http://www.ausairpower.net/APA-Flanker.html
BalasHapusindonesia lagi memainkan politik bunglon soalnya presidennya kayak bunglon alias PERAGU! makannya alutsista nya gado gado... indonesia harus ToT,jangan cuma beli jadi, kalo beli jadi intu jendral2x kancut kerjannya nyedoot duit apbn.
BalasHapusyap mas dodol,pemimpin negara lembik ,seperti kurang yakin dan rada takut-takut.bila di protes oleh rakyat baru celingap-celingup.seperti kucing tersiram ekornya dengan air panas.jadinya banyak tempat indonesia yg di caplok negara tetangga.dan rakyat indonesia(tki) di perlakukan secara biadap.sebab mereka tidak takut dengan indonesia,karena para pemimpin indonesia akan cair hatinya kalau dikasih 1kg bunglon.dan 1kg gado-gado...
Hapusmuflihun lihun..komentar anda bernas juga kalau di perhitungkan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.untuk jangka pendek sebaiknya 10 kapal selam itu di terima oleh pemerintah.kedepannya mungkin planing dengan korea akan menjadi.tapi kalau tidak jadi pun sudah ada 10 kapal selam dari rusia( kalau jadi di beli).soalnya kekuatan bawah air indonesia saat ini benar-benar lubang besar untuk musuh menyusup masuk.dan korbannya adalah sebagian besar kapal perang indonesia.tentang kerja sama membuat rudal C705,semoga dari pihak indonesia maupun china sendiri tidak menemui sebarang hambatan,yg jadi paktor penghalang.dan mengenai rudal pertahanan udara jarak jauh atapun menengah memang seharusnya indonesia segera memiliki.karena kawasan berhampiran NKRI,agaknya sudah hangat-hangat kuku.mereka sudah membenah diri,mungkin boleh di katakan indonesia sedikit ketinggalan,dalam segi peralatan perang,yg paling terlihat pertahanan udara,pesawat tempur,rudal,dan radar..dan sampai sekarang indonesia masih tidak punya pesawat peringatan dini.yg saya heran kemana larinya duit negara,dengan pertumbuhan ekonomi yg sangat baik di dunia,masa negara gak punya duit untuk membeli peralatan tempur yg canggih dan lebih modern,ketimbang f-16 rongsokan....dan pemerintah saya fikir tidak boleh terlalu berharap pada negara luar untuk melindungi indonesia,kalau memang indonesia negara besar dan calon macan asia,kenapa sekarang malah takut dan mau minta pertolongan dengan anjing-anjing lain,atau mungkin saat ini macannya ompong..?.sebagai negara berbasis non blog,rasanya jalan terbaik gunakan perselisihan(perang dingin) china,rusia,vs amerika dan australia.beli barang mereka,ambil teknologi mereka,praktekkan,bikin dan gunakan.tapi jangan jadi negara dengan 1001 prototype .kalau indonesia kedepannya ingin kuat dan di takuti negara lain...maaf saya kurang faham dan hanya ikut nimbrung aja
BalasHapusuntuk jadi kuat sesebuah negara,bukan ekonomi saja yg harus kuat...tapi angkatan perangnnya harus kuat,dan angkatan perang jadi kuat tak cukup hanya membanggakan sumberdaya manusia yg banyak dan perkasa.peralatan perang harus mumpuni ,jumlah mencukupi,kualitas terbaik( bukan rongsokan)..karena kelhatannya lawan2 indonesia kalau terjadi perang,gak ada yg pakai pesawat rongsokan semua fresh,modern,tercanggih dan banyak jumlahnya.jumlah banyak tapi qualitas tidak bagus,tidak banyak bermagna untuk melawan barang yg sedikit tapi lebih canggih.contoh..BMW tahun 80-an tidakmungkin bisa melawan BMW model 2011...baik dari segi apapun...semangat patriotisme setinggi dan sebesar apapun akan jadi omong kosong , kalau peralatan perangnya..lemah,tertinggal dan sedikit jumlahnya...
BalasHapuskalau peralatan yg di miliki TNI itu cukup,baru/fresh.canggih,rasanya TNI pun semangat dan tidak takut jatuh membawanya....tapi situasinya masih lain..pesawat/helikopter ada yg berjatuhan dari langit.untung gak kana pak petani yg sedang bajak sawah..kalau terkena bapak petani nanti kekurangan padi ,jagung,dan kacang.lalu negara bangkrut...hahahaha
BalasHapusKita mulai dr non blok kita galang CiRus(Cina Rusia) memainkan perekonomian global, Iran,India juga masuk dan ASEAN kita buat semeriak mungkin spt acara cap gomek. AS/Ausi pasti klimpungan tdk diajak berdagang,......
BalasHapusbest..best........best...
Hapus