Pesawat baling-baling (turbo prop) R80 rancangan Mantan Menristek BJ Habibie akan mulai diproduksi massal pada 2018. Setelah itu, PT Regio Aviasi Industri (PT RAI) sebagai produsen akan mengembangkan pesawat lain dengan kapasitas lebih banyak.
Komisaris PT RAI Ilham Habibie mengatakan pengembangan pesawat R80 telah rampung, perusahaan akan mengembangkan pesawat yang lebih panjang dengan kapasitas di atas 80 kursi.
"Ke depan R80 akan lebih panjangan menjadi R100. Akan diperpanjang menjadi R100. Kalau R80 penumpangnya 80 penumpang, R100 itu 100 penumpang," kata Ilham saat ditemui di sela acara penandatanganan MoU antara PT RAI dengan Dassault Systèmes di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Selasa (8/4/2014).
Putra dari Mantan Menristek BJ Habibie ini mengatakan R100 merupakan rencana jangka panjang dari PT RAI. Saat ini, perusahaan akan fokus menyelesaikan pembuatan pesawat R80 berkapasitas 80 penumpang yang sudah masuk dalam tahap desain awal. Pesawat ini ditargetkan akan mulai terbang (prototipe) di 2017 dan diproduksi di 2018.
"Ini (R80) dulu diselesaikan, tahun 2018 yang ini (diproduksi)," jelas Ilham.
Sementara itu, Presiden Direktur PT Regio Aviasi Industri Agung Nugroho menyebut pesawat lain yang akan dikembangkan tersebut tak hanya dari segi kapasitasnya saja yang akan berubah, melainkan fitur-fitur lainnya.
"Semuanya nanti berubah, disesuaikan," katanya.
Sumber : Detik
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Selasa, 08 April 2014
Setelah R80, BJ Habibie Siapkan Pesawat R100 Kapasitas 100 Penumpang
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Di Era tahun 60an TNI AU/AURI saat itu pernah memiliki kekuatan udara yang membuat banyak negara menjadi ‘ketar ketir’, khususnya negara-ne...
-
Rusia mengharapkan Indonesia kembali melirik pesawat tempur sukhoi Su-35, pernyataan ini diungkapkan Wakil Direktur "Rosoboronexport...
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Tentara Nasional Indonesia (TNI) berencana menambah armada kapal selam untuk mendukung pertahanan laut. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), L...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Rencana Amerika Serikat (AS) menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang, membawa implikasi ...
-
(Disampaikan dalam Roundtable Discussion yang diselenggarakan oleh Global Future Institute, bertema: Indonesia, Rusia dan G-20, Kamis 25 Apr...
-
Oleh : Brigjen TNI Bambang Hartawan, M.Sc Berangkat dari sejarah, ide sering berperan sebagai kekuatan pendorong di belakang suatu tra...
Pesawat ini sangat cocok sekali utk menjadi pesawat RI 1. Seharusnya kita bangga produk lokal dipakai sama RI 1. Dan juga cocok dgn harga, emat bahan bakar, dan juga bisa mendarat di landasan yg pendek seperti di propinsi kita semua. Pesawat ini memang tdk bisa melacak adanya serangan rudal, tetapi penumpangannya pesawat ini bisa melacak adanya penderitaan rakyat RI.
BalasHapus