Sudah saatnya Indonesia mengembangkan dan membangun pembangkit listrik tenaga nuklir bergerak terapung, atau Floating Mobile Nuclear Power Plant. Pasalnya, sejauh ini hanya Indonesia yang belum memiliki tenaga nuklir untuk pembangkit listrik, sehingga ekonomi Indonesia masih jauh tertinggal.
“Jika pemerintah mulai berpikir mengembangkan dan membangun listrik tenaga nuklir, maka bisa melakukan percepatan pertumbuhan ekonominya,” kata Ketua Umum Persatuan Insinyur Profesional Indonesia, Raswari, kepada Jurnal Maritim, Rabu (12/3) di Kawasan Jakarta Selatan.
Dikatakan Raswari, sudah saatnya Indonesia mempunyai infrastruktur listrik tenaga nuklir, sebab kekayaan alam Indonesia sangat mendukung, terutama adanya uranium. “Apalagi, Pemerintah Jokowi mencanangkan program Poros Maritim Dunia, Tol Laut, dan infrastruktur harus didukung dengan listrik yang memadai.”
Daripada pemerintah mengembangkan proyek listrik selain nuklir, melihat kebutuhannya, pemerintah bisa menjadikan proyek ini (listrik tenaga nuklir) sebagai proyek strategis. “Melihat geografis Indonesia, sangat memungkinkan bila dikembangkan pembangkit listrik bertenaga nuklir berupa kapal. Jangan lagi Indonesia dengan jumlah penduduk terbesar ini tertinggal dari negara lain.”
Alumni Mesin FTUI angkatan 1975 ini mengatakan, Vietnam terpantau sudah memiliki power plant bertanaga nuklir. Apalagi, Indonesia sudah lebih dulu merdeka dari penjajahan, tentu punya strategi agar tidak ‘dikebiri’ negara adidaya sekalipun. “Sehingga, Indonesia bebas mengembangkan nuklir untuk meningkatkan kapasitas listrik dalam negeri,” tutur Raswari.
Dukungan SDM nasional, menurut dia sudah mendukung, mulai dari lulusan SMK yang tinggal diberikan training khusus untuk bidang desain, ahli madya, sarjana S1 hingga S3. “Tinggal pemerintah berani apa tidak,” pungkas Raswari. (JMOL)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Indonesia tidak akan lagi membeli jet tempur Sukhoi dari Rusia, fokus kedepan hanya untuk F-16 dari AS, Marsekal Eris Herryanto mengatakan k...
-
Di Era tahun 60an TNI AU/AURI saat itu pernah memiliki kekuatan udara yang membuat banyak negara menjadi ‘ketar ketir’, khususnya negara-ne...
-
Rusia mengharapkan Indonesia kembali melirik pesawat tempur sukhoi Su-35, pernyataan ini diungkapkan Wakil Direktur "Rosoboronexport...
-
Kejujuran 11 prajurit Kopassus mengakui kesalahan, menembak empat tahanan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cebongan Sleman, Yogyakarta, mendat...
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Vietnam baru saja kehilangan salah satu pahlawan perangnya, Jenderal Vo Nguyen Giap. Ratusan ribu orang mengantar kepergian Vo Nguyen Giap, ...
-
Mayor Agus Harimurti Yudhoyono Brigif Linud 17 Kostrad mendapatkan penghormatan, menjadi pasukan AD pertama yang menggunakan Ba...
-
Ambisi Besar Sang Jenius Mantan Presiden RI BJ Habibie berencana menghidupkan kembali pesawat N250 yang sempat dipensiunkan oleh Pemerintah...
-
Tentara Nasional Indonesia (TNI) berencana menambah armada kapal selam untuk mendukung pertahanan laut. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), L...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar