Sebagai gerbang jantung maritim Asia, sikap, situasi, dan arah politik Indonesia selalu menjadi perhatian dunia. Sorotan ini bertambah tatkala perdagangan berbasis laut (seaborne trade) kian dibutuhkan untuk memenuhi ekonomi dunia di era globalisasi.
Oleh karena, sadar atau tidak, Indonesia merupakan bagian penting dalam kelancaran sistem tersebut. Maka tidak heran ketika Presiden Joko Widodo memperkenalkan Poros Maritim Dunia, hal ini ditanggapi serius oleh masyarakat internasional, terutama terkait definisi dan objektif poros maritim yang Indonesia maksud.
Sepanjang sejarah maritim, tercatat beberapa negara yang berkuasa di dunia maritim. Ada yang perlahan berkurang kemudian tenggelam dominasinya, beberapa tetap berkuasa hingga saat ini, dan tidak sedikit pula muncul aktor baru yang mendominasi industri maritim walau faktanya mereka adalah negara kontinental.
Terdapat empat domain yang dipahami secara umum sebagai bidang utama dalam menjamin keberlangsungan sistem perdagangan maritim, yaitu teknologi, keuangan, regulasi, dan politik. Dari kesemuanya, telah bercokol negara yang mendominasi masing-masing bidang tersebut.
Di sebelah barat ada Inggris yang menguasai maritim dari aspek legal, politik, dan finansial. Meskipun beberapa mungkin beranggapan bahwa era Pax Britannica telah usai, namun Inggris masih memiliki kontrol kuat di dunia maritim melalui finansial dan regulasi maritim, dan dengan demikian memiliki posisi berpengaruh dalam politik.
Kemudian di Pasifik Barat ada Amerika yang mendominasi maritim dari aspek militer. Sejak Perang Dunia kedua hingga hari ini, seluruh Sea Lines of Communications (SLOCs) dikuasai oleh kekuatan laut Amerika. Dominasi ini mampu menjamin keberlangsungan sistem maritim, atau dengan kata lain, ekonomi dunia.
Lalu di utara Asia ada Korea Selatan yang menjadikan industri galangan kapal sebagai sentral perekonomian mereka. Sejak memutuskan beralih fokus pada industri tersebut di tahun 1950an, Korea Selatan kini berhasil meraih status sebagai raksasa galangan kapal.
Poros-poros lainnya seperti Denmark dengan Maersk Group yang mengontrol 15% kapasitas kapal kontainer global, Singapura dengan Port of Singapore Authority (PSA) yang merupakan salah satu operator pelabuhan terbesar di dunia, atau Filipina yang terkenal sebagai pemasok pelaut terbesar dalam industri pelayaran global sejak hampir tiga dekade ini.
Dengan situasi yang sudah well-established demikian, dimanakah Indonesia ingin menempatkan diri sebagai poros maritim? (JMOL)
Penulis : Amelia Rahmawaty,Tenaga analis di FKPM. Lulus Cum Laude dari jurusan Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran pada tahun 2013. Di tahun 2010, menjadi salah satu perwakilan Indonesia untuk 7th United Nations Youth Assembly di UN Headquarters, New York City.
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Minggu, 12 Juli 2015
Dimanakah Peluang Poros Maritim RI
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
AH-64E Apache Untuk Indonesia merupakan tipe terbaru walau bukan tercanggih (AH-64D Longbow sebagaimana dimiliki Angkatan Darat Singapura) ...
-
Kejutan menyenangkan datang di akhir tahun 2013 ini. Sejumlah pengadaan alutsista yang termaktub dalam MEF terus berlangsung, bahkan di perc...
-
Mantan Presiden dan Menristek BJ Habibie angkat bicara soal rencana pengembangan bersama jet tempur canggih antara Indonesia dan Korea Selat...
-
6 Polwan cantik yang merupakan presenter NTMC POLRI, Rabu (2/3) pagi mengikuti kegiatan latihan menembak yang berlangsung di Lapangan Tembak...
-
Kapal perang Australia memasuki wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) kembali terjadi sejak pertengahan Desember silam di mana t...
-
Ekspedisi Belanda tiba di Nusantara pada 1596. Kapal-kapal Belanda menyusul, hingga terbentuk The Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC). ...
-
Mayor Agus Harimurti Yudhoyono Brigif Linud 17 Kostrad mendapatkan penghormatan, menjadi pasukan AD pertama yang menggunakan Ba...
-
Setelah pesanan pasti empat dari delapan pesawat tempur kontra penyusup EMB-314 Super Tucano diserahkan kepada TNI AU, Embraer Brazil bernia...
-
Hasil raker Komisi I dengan Menhan dan Panglima TNI membahas Perubahan APBN 2013 dan RAPBN 2014 yang dilakukan secara tertutup, Senin (10/6/...
-
Densus 88 menerima pelatihan, dukungan perbekalan dan operasional yang luas dari Kepolisian Federal Australia. Namun muncul bukti yang sema...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar