Guna memenuhi kebutuhan senjata, PT Pindad sudah mampu membuat dan memproduksi sendiri senapan untuk digunakan anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam menjalankan tugasnya. Meski demikian, sebagian besar produksinya tersebut masih memiliki sejumlah kekurangan saat digunakan.
Kekurangan itu dirasakan hampir semua prajurit TNI, di antaranya kekuatan konstruksi senapan, kurang fleksibelnya senapan saat menembak, dan tidak kompatibel dengan perangkat-perangkat pendukung lainnya. Kejadian itu berlangsung karena minimnya komunikasi antara TNI sebagai pengguna dengan PT Pindad selaku produsen.
Agar Indonesia tidak serta merta membeli produk-produk asing, seorang perwira Komando Pasukan Khusus (Kopassus) terdorong untuk merancang sendiri senapan khusus yang diperuntukkan bagi pasukan elite. Keinginan tersebut timbul saat Kopassus berhadapan dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM), di mana kelompok tersebut memiliki sejumlah senjata yang dapat menandingi TNI.
"Saya sebagai perwira staf yang bertugas membantu komandan dan memberikan saran pada pimpinan dalam mengambil keputusan. Menurut saya senapan yang cocok bagi satuan khusus adalah senapan yang memiliki spesifikasi SCAR (Special Combat Assault Rifle)," ujar Letda Ade Kusnadi seperti dikutip dari Majalah Baret Merah, Selasa (14/7).
Ade menambahkan, senapan jenis SCAR sangat cocok digunakan bagi pasukan elite, sebab senapan ini memilik banyak kelebihan, yakni bobot yang ringan, serta rail pikatini yang kompatibel dengan asesoris senapan. Bahannya yang anti korosi juga membuatnya mudah berganti laras, ditambah berganti kaliber dari 5,56 mm menjadi 7.62 mm.
Atas pandangan itu, dia sempat mendesain senapan dengan kode GPAR (Senapan Serbu Serbaguna) seri I. Namun karena masih memiliki sejumlah kekurangan, dia kembali menciptakan GPAR Sei II yang diklaim memiliki kelebihan dari segi konsep, filosofi maupun fungsi senapan itu sendiri.
"Senapan ini dapat ditembakkan secara satu per satu maupun otomatis dengan sistem gas operated yang terbukti cocok untuk kondisi wilayah Indonesia."
GPAR Seri II ini dirancangnya selama tiga bulan dengan mengambil SCAR buatan FN Belgia. Senapan buatannya mengadopsi kaliber 9 m, namun belum mengadopsi laras dan magasen SS produksi pindad.
Walau masih berupa prototipe, senapan rancangan Letda Ade Kusnadi layak diacungi jempol. Bukti seorang prajurit Kopassus tak cuma bisa menembakkan senjata, tetapi juga merancang sebuah senapan serbu. (Merdeka)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Rabu, 15 Juli 2015
Ini SCAR, senapan serbu canggih rancangan perwira Kopassus
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
AH-64E Apache Untuk Indonesia merupakan tipe terbaru walau bukan tercanggih (AH-64D Longbow sebagaimana dimiliki Angkatan Darat Singapura) ...
-
Kejutan menyenangkan datang di akhir tahun 2013 ini. Sejumlah pengadaan alutsista yang termaktub dalam MEF terus berlangsung, bahkan di perc...
-
Mantan Presiden dan Menristek BJ Habibie angkat bicara soal rencana pengembangan bersama jet tempur canggih antara Indonesia dan Korea Selat...
-
6 Polwan cantik yang merupakan presenter NTMC POLRI, Rabu (2/3) pagi mengikuti kegiatan latihan menembak yang berlangsung di Lapangan Tembak...
-
Mayor Agus Harimurti Yudhoyono Brigif Linud 17 Kostrad mendapatkan penghormatan, menjadi pasukan AD pertama yang menggunakan Ba...
-
Kapal perang Australia memasuki wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) kembali terjadi sejak pertengahan Desember silam di mana t...
-
Hasil raker Komisi I dengan Menhan dan Panglima TNI membahas Perubahan APBN 2013 dan RAPBN 2014 yang dilakukan secara tertutup, Senin (10/6/...
-
Densus 88 menerima pelatihan, dukungan perbekalan dan operasional yang luas dari Kepolisian Federal Australia. Namun muncul bukti yang sema...
-
Produsen otomotif asal Rusia, OJSC KAMAZ melebarkan sayapnya hingga ke Indonesia. Penghasil truk yang jawara di reli Dakar (Dakar Rally) ini...
-
Ekspedisi Belanda tiba di Nusantara pada 1596. Kapal-kapal Belanda menyusul, hingga terbentuk The Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC). ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar