Sebagian besar wilayah Indonesia adalah laut. Ironisnya, kesadaran pemerintah untuk menjaga kedaulatan dan potensi laut sangat minim.
“Boleh dikatakan kesadaran maritim Indonesia itu hampir nol, “ujar Laksamana Muda (pur) Robert Mangindaan, mantan penasihat militer Indonesia untuk PBB dalam seminar yang diadakan program Paska Sarjana Kajian Stratejik Intelijen Universitas Indonesia di UI Salemba, Jakarta kemarin (12/06).
Robert adalah pensiunan intelijen TNI Angkatan laut yang juga pernah berkarir di Badan Intelijen Strategis (Bais) TNI.
Selain Robert, pemateri lainnya adalah Andi Widjajanto Phd, staf pengajar Kajian Stratejik Intelijen UI dan Melda Kamil Ariadno Phd pakar hukum laut UI.
Menurut Bob, panggilan akrab Robert, penataan alur laut kepulauan Indonesia masih sangat rancu. Bahkan, Indonesia tidak memiliki sistem penginderaan kapal yang dikelola secara mandiri. “Kalau ada kapal melintas di Selat Malaka, yang sebagian masuk alur laut kepulauan Indonesia bagian barat, itu radar controlnya di Changi, Singapura dan otomatis bisa diakses di Tokyo hingga San Fransisco,” katanya.
Indonesia juga tidak punya kewibawaan jika ada kapal asing negara lain dengan seenak hati melintas di wilayah laut nasional. “Saat saya masih dinas aktif, ada sebuah delegasi angkatan laut negara lain, mereka minta izin melintas tapi juga membawa armada pesawat tempurnya sekaligus. Bagi mereka itu normal mode,” ujarnya.
Perampokan dan kriminalitas di laut, lanjut Bob, juga subur di wilayah laut Indonesia. “Kalau TNI AL operasi, misalnya tiga bulan, bisa bersih. Tapi setelah itu muncul lagi, karena anggaran operasinya memang terbatas,” katanya.
Kapal asing yang masuk wilayah Indonesia juga tak bisa dikontrol air limbahnya atau dalam dunia maritim disebut air balas.”Itu dimainkan oleh oknum-oknum, untuk kepentingan bisnis,”ujar pengajar mata kuliah Dasar Intelijen di program Kajian Stratejik Intelijen UI itu.
Belum lagi, jika biota biota laut asli Indonesia terancam dengan adanya kapal asing. “Jika ada minyak atau oli yang tertumpah. Bagaimana sistem kontrolnya ? Biota laut kita bisa mati,” katanya.
Andi Widjajanto, pembicara kedua memaparkan, Indonesia harus segera membenahi sistem keamanan di laut. Terutama karena kompetisi dua negara besar yakni Amerika Serikat dan China yang berebut pengaruh di laut. “Kita mau memihak raksasa yang mana, atau kita mau benar-benar bebas aktif dengan resiko ya laut kita dilalui dan dimanfaatkan secara bebas oleh perpanjangan dua kekuatan itu,” katanya. (Jpnn)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Rabu, 12 Juni 2013
Mengenaskan, Alur Laut Indonesia “Diatur” Negara Lain
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
- Kelebihan Pesawat Airbus A400M Yang Akan Di Beli TNI AU
- Kapal Patroli Hiu Dihadang Kapal Coast Guard Malaysia Di Perairan Indonesia
- Prajurit Kopassus TNI, Lebih Takut Pelatih daripada Setan
- KRI Banda Aceh-593 dan KRI Halasan-630 Ikuti Pameran Maritim di Malaysia
- Mabes TNI Beri Penjelasan Terkait Mobil TNI Angkut Logistik di Acara Prabowo-Sandi
Berita Populer
-
TNI bersama Kementerian Pertahanan (Kemhan) sepakat memilih pesawat tempur generasi kelima Sukhoi (Su-35) buatan Rusia, sebagai pengganti pe...
-
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro tiba tiba menyampaikan kabar mengejutkan terkait kontrak pengadaan tiga kapal selam Changbogo buatan ...
-
Yahudi dan Israel Merasa Disudutkan Indonesia Kelompok pendukung Israel dan Yahudi menilai, Indonesia kerap menyudutkan mereka. Menurut mere...
-
by Narayana ( JKGR ) Jakarta, Medio Maret 2014….Pukul 23.45 wib Malam telah beranjak larut, ketika saya merapihkan setumpuk dokumen yan...
-
"Inisiator Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) Situs Gunung Padang berpikir untuk melaporkan temuan ini ke TNI-Polri." Inisiator Ti...
-
Pihak inteljen Kodam, sambung Hardiono, masih melakukan pendeteksian kebangkitan PKI di wilayah Jateng dan DIY. Pangdam menambahkan memang ...
-
PT Pindad (Persero) akan meluncurkan 2 panser Anoa varian terbaru pada awal November 2014 di acara Indo Defence 2014 di JIExpo Kemayoran, Ja...
-
Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko menerima Bintang Kehormatan DKAT (Darjah Kepahlawanan Angkatan Tentera) dari Pemerintah Malaysia, Sen...
-
Ketua Komisi Satu DPR Mahfudz Siddiq menyatakan, tawaran 10 unit kapal selam dari Rusia kepada Indonesia, merupakan hal menarik dan perlu di...
-
TNI Angkatan Laut saat ini memiliki kapal selam sebanyak 12 unit. Alutsista itu, diparkir di wilayah Surabaya, Jawa Timur. “Kita memang ada ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar