Pelaku industri radar kemaritiman berpendapat Indonesia masih memerlukan banyak radar untuk mendukung kegiatan di kawasan maritim.
"Kita butuh macam-macam radar untuk awasi kemaritiman, untuk wilayah coastal, kita butuh coastal radar, untuk di pelabuhan kita butuh radar yang didesain untuk pelabuhan," ujar Ir. Beno Kunto Pradekso, M.Sc, MEE, selaku direktur salah satu perusahaan radar kemaritiman dalam diskusi yang diselenggarakan Ikatan Alumni Program Habibie (IABIE) di Jakarta, Sabtu (20/12).
Kemudian, lanjut Beno, untuk kebutuhan kapal sendiri Indonesia masih membutuhkan marine radar. Lalu untuk kebutuhan cuaca, dibutuhkan radar cuaca untuk memprediksi berapa besar ombak, kecepatan arus dan arah angin.
"...dan itu semua, basic teknologinya, itu sudah kita kuasai. Cuma sekarang kita butuh banyak pihak untuk membangun teknologi radar untuk kemaritiman Indonesia," kata dia.
Menurut Beno, pengetahuan para insinyur Indonesia mengenai pembuatan radar sebenarnya cukup untuk mengembangkan varian radar yang dibutuhkan itu. Hanya saja, keterbatasan jumlah insinyur menjadi hambatan tersendiri.
"Dari daftar-daftar knowledge radar yang kita miliki, sebetulnya kita bisa membuat varian radar yang dibutuhkan di Indonesia. Ini yang enggak mungkin dikerjakan kita sendiri," kata Beno.
"Rencana kita, kita akan ke universitas-universitas di Indonesia dan sudah kita lakukan untuk lebih mendorong pembuatan radar untuk Indonesia ini. Jadi ini lebih kita dahulukan dibanding komersialisasinya. Karena orangnya juga enggak banyak, jadi lebih kita fokuskan ke arah situ," tambah dia.
Beno mengungkapkan, melalui upaya ini juga diharapkan akan terjadi duplikasi pengetahuan dari pelaku industri radar pada kalangan akademisi.
Di samping itu, menurut dia, pembuatan radar di Indonesia juga terganjal masalah komponen dasar yang belum bisa diproduksi sendiri, misalnya chip.
"Kalau komponen dasar, seperti chip nya itu, memang harus didatangkan dari luar. Kita belum bisa membuat chip. Tetapi desainer chip di Indonesia pun ada. Cuma pabrik chip nya belum ada," kata dia.
Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Deputi Menteri Koordinator Kemaritiman, Dr. Ridwan Jamaluddin, menilai kekurangan yang selama ini muncul soal radar ialah tak ada kesinambungan antara riset, litbang dan industri.
Menurut dia, riset mengenai radar tela banyak dilakukan hanya saja, tak berujung pada wujud radar yang dibutuhkan.
"Yang kurang dari kita, kesinambungan dari riset, litbang sampai ke industri yang saya kira harus kita benahi bersama-sama. Jadi yang harus kita lakukan saat ini adalah mengupayakan perencanaan sampai jadi barangnya," kata dia yang juga sebagai Deputi Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam BPPT. (Antara)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Senin, 22 Desember 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Ambisi Besar Sang Jenius Mantan Presiden RI BJ Habibie berencana menghidupkan kembali pesawat N250 yang sempat dipensiunkan oleh Pemerintah...
-
Dalam pidato perdananya sebagai Presiden, Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi berulang kali menegaskan visi pemerintahannya lima tahun ke d...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Penyerangan Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta menggunakan senapan serbu AK-47. Diketahui anggota Kopassus ini baru saja berlatih di Gunung ...
-
Ketua Komisi Satu DPR Mahfudz Siddiq menyatakan, tawaran 10 unit kapal selam dari Rusia kepada Indonesia, merupakan hal menarik dan perlu di...
-
Hacker Indonesia berhasil mematikan situs http://asis.gov.au hingga status 404 Not Found. Sasaran berikutnya adalah situs http://asio.gov.au...
-
Ketua Payuguban Pelaku Pertempuran Lima Hari di Semarang Soedijono (90) mengaku kecewa pada banyaknya kasus korupsi di negeri ini. ...
-
Siapa yang tidak kenal dengan Rafale? Pemerhati dunia militer, khususnya dunia aviasi militer pastilah mengenal sosok pesawat tempur andalan...
-
Mungkin belum banyak yang tahu kalau ada sebuah perjanjian maha penting yang dibuat Presiden I RI Ir Soekarno dan Presiden ke 35 AS John F...
-
Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Marsetio mengatakan segera mengirim tim teknis ke Rusia untuk memastikan Indonesia akan memb...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar