"Presiden Jokowi menilai proses penenggelaman kapal asing masih lambat"
Panglima TNI Jenderal Moeldoko memberikan penjelasan mengenai lambatnya penindakan terhadap kapal asing pencuri ikan atau illegal fishing.
Menurut dia, proses itu berjalan lambat bukan karena tidak ada penindakan, tapi proses hukum yang menjadi dasar penindakan membutuhkan waktu yang lama.
Anggota TNI AL dari KRI Todak saat melakukan pengawasan saat meneggelamkan tiga Kapal Ikan berbendera Vietnam di Perairan Tarempe, Kepri, Penjelasan itu disampaikan Moeldoko menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo yang menilai proses penenggelaman kapal illegal fishing masih lambat.
Sebab menurut Jokowi dari lima ribu kapal asing pencuri ikan, baru empat unit yang ditenggelamkan dan terakhir dua kapal ditenggelamkan.
"Semua lewat proses hukum, jadi kami ikuti proses hukum yang berlaku baru dieksekusi. Tidak bisa kita bertemu kapal asing yang mencuri ikan langsung kita tembak, nanti dunia internasional marah. Kita harus patuhi hukum internasional," kata Moeldoko di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa, 23 Desember 2014.
Moeldoko mengklaim, TNI sudah sejak lama melakukan aksi penenggelaman kapal-kapal asing yang melakukan pencurian ikan di wilayah laut Indonesia, namun aksi itu memang jarang diketahui publik.
Baru di pemerintahan Jokowi aksi-aksi penenggelaman kapal illegal fishing mulai diekspose ke publik. "Karena kami tidak ingin nantinya pemerintah dapat komentar negatif dan diprotes oleh negara lain," ujar Panglima.
Dia menegaskan, TNI tidak bisa gegabah dalam menindak para kapal-kapal illegal fishing tersebut. Akan tetapi TNI tegas dan konsisten dalam menjaga perairan Indonesia. Moeldoko meminta semua pihak agar memahami kondisi tersebut.
"Kami tegas dan tak main-main, tapi juga tak boleh ngawur. Tapi dengan tegas Panglima mematuhi Presiden," tegas Moeldoko. (VivaNews)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Selasa, 23 Desember 2014
Penenggelaman Kapal Asing Lambat, Ini Penjelasan Panglima TNI
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Masih ingat dengan drone combatan yang tengah dirancang Indonesia? Ya siapalagi kalo bukan Drone Medium Altitude Long Endurance Black Eagle....
-
Kapal berteknologi tercanggih TNI AL saat ini, KRI Klewang-625, terbakar di dermaga Pangkalan TNI AL Banyuwangi, Jawa Timur. Hingga berita i...
-
Sistem pertahanan Indonesia diciptakan agar menjamin tegaknya NKRI, dengan konsep Strategi Pertahanan Berlapis. SISTEM Pertahanan Indonesi...
-
Kejujuran 11 prajurit Kopassus mengakui kesalahan, menembak empat tahanan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cebongan Sleman, Yogyakarta, mendat...
-
Kementerian Pertahanan saat ini menunggu kedatangan perangkat alat sadap yang dibeli dari pabrikan peralatan mata-mata kondang asal Inggris,...
-
Perusahaan tekstil dan garmen, PT Sri Rejeki Isman (Sritex) di Sukoharjo, Jawa Tengah sudah tersohor di seluruh dunia karena kualitas kain d...
-
PT Pindad (Persero) telah mampu memproduksi produk militer kelas dunia. Mengadopsi teknologi dan ilmu dari Eropa dan NATO (North Atlantic T...
-
Bahwa partisipasi prajurit Kopassus dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB merupakan kesempatan yang sangat berharga dan sekaligus tantangan...
-
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul mengatakan jajaran Kodam XVII Cenderawasih dan Polda Papua...
banyak alasan.. Biasanya kalau koar koar seperti jagoan..
BalasHapus