Upaya pemerintah dalam memberantas illegal fishing di perairan Indonesia masih menemui berbagai macam kendala. Mulai dari mahalnya biaya BBM hingga alat yang kalah canggih dengan pelaku pencurian ikan adalah dua di antaranya.
"Kendala yang dihadapi TNI khususnya pengerahan laut untuk selesaikan illegal fishing, laut kita sangat luas. Kalau kita lihat peta kelihatannya sedikit, sempit begitu. Tapi begitu masuk di lautan luar biasa luasnya. Kendala pertama pasti bahan bakar," kata Panglima TNI Jenderal Moeldoko di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (22/12/2014).
Moeldoko mengingatkan, dengan luas laut Indonesia persoalan bahan bakar selalu menjadi keniscayaan. Ia mencontohkan, dalam sebuah operasi laut selama satu jam yang dilakukan TNI AL, membutuhkan bahan bakar yang biayanya hingga ratusan juta rupiah.
Mencari tempat kejadian perkara (TKP) pencurian hingga mempersiapkan kekuatan pengejaran juga membutuhkan waktu. Hal ini menjelaskan mengapa menindak kapal pencuri ikan tidak bisa cepat.
"Untuk kapal jenis fregate Rp900 juta itu baru sampai di ZEE. Kalau kejadiannya di ujung berung sana, berapa itu, enggak sampai-sampai," kata dia.
Posisi kapal TNI AL yang tersebar di garis perbatasan terluar negara atau di alur laut kepulauan Indonesia (ALKI) juga menjadi kendala tersendiri. Pasalnya, keberadaan pencuri ikan biasanya di luar area tersebut.
"Begitu kita bergeser di sana, mereka bermain lagi di tempat lain. Mungkin radar mereka lebih canggih dari kita, kecepatan kapal juga tinggi, itu tergantung yang jaga di lapangan."
"Sehingga enggak seperti yang kita bayangkan, ada laporan illegal fishing di titik-titik ini, saat itu juga diambil, enggak bisa. Perlu ruang dan waktu menyiapkan kekuatan. Kalau satuan udara kita melihat illegal fishing di situ, pesawat tempur juga enggak boleh main tembak kapal pencuri ikan, enggak cocok," tutup dia. (Sindo)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Masih ingat dengan drone combatan yang tengah dirancang Indonesia? Ya siapalagi kalo bukan Drone Medium Altitude Long Endurance Black Eagle....
-
Kapal berteknologi tercanggih TNI AL saat ini, KRI Klewang-625, terbakar di dermaga Pangkalan TNI AL Banyuwangi, Jawa Timur. Hingga berita i...
-
Sistem pertahanan Indonesia diciptakan agar menjamin tegaknya NKRI, dengan konsep Strategi Pertahanan Berlapis. SISTEM Pertahanan Indonesi...
-
Perusahaan tekstil dan garmen, PT Sri Rejeki Isman (Sritex) di Sukoharjo, Jawa Tengah sudah tersohor di seluruh dunia karena kualitas kain d...
-
Kementerian Pertahanan saat ini menunggu kedatangan perangkat alat sadap yang dibeli dari pabrikan peralatan mata-mata kondang asal Inggris,...
-
Sebuah video yang menggambarkan Detasemen Khusus (Densus) 88 menyiksa beberapa orang yang diduga tertuduh teroris beredar di dunia maya. Vi...
-
PT Pindad (Persero) telah mampu memproduksi produk militer kelas dunia. Mengadopsi teknologi dan ilmu dari Eropa dan NATO (North Atlantic T...
-
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul mengatakan jajaran Kodam XVII Cenderawasih dan Polda Papua...
-
PEKANBARU - Rektor Universitas Paramadina, Anis Baswedan, menegaskan Indonesia membutuhkan sosok pemimpin berkarakter kuat untuk keluar dari...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar