Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyatakan, TNI terus berupaya untuk mencapai kekuatan pokok minimum (minimum essential force/MEF) persenjataan. Meski masih kurang, angggaran yang diterima dari pemerintah selama ini diterima dengan lapang dada.
Hal ini dinyatakan Ryamizard menanggapi pertanyaan seputar kenaikan pagu anggaran TNI tahun 2015. "Minimal, itu harus dicapai dulu (MEF), bahkan kalau bisa ditingkatkan sampai maksimal," kata Ryamizard seusai Rapat Pimpinan Kementerian Pertahanan di Jakarta, Rabu (17/12).
Selama ini menurutnya, TNI tidak pernah meminta pemerintah menambah anggaran tahunan. Tentara selalu menerima dengan lapang dada berapapun dana yang diberikan. Meski begitu, ia mengatakan pemerintah terus berupaya meningkatkan pagu anggaran militer.
Meski masih kekurangan, TNI saat ini berada di urutan 19 besar tentara dunia. Jadi menurutnya, kondisi ideal pertahanan Indonesia sebenarnya hampir tercapai.
Ryamizard mengingatkan, seberapa hebat pun alutsista yang Indonesia punyai, negara harus menyadari hakekat ancaman yang paling nyata. Mantan kepala staf angkatan darat ini menyebut terorisme, penyakit menular, perompakan, pencurian ikan dan masalah intelejen sebagai ancaman serius.
"Bahaya terorisme di Australia terbukti, ini ancaman yang berulang. Alutsista itu seharusnya diarahkan ke situ," ujarnya.
Sementara itu Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Mayjen TNI Ediwan Prabowo mengatakan, MEF merupakan kebutuhan TNI yang paling dasar untuk mempertahankan kedaulatan negara. Namun saat ini MEF masih jauh dari batasan minimum yakni baru mencapai 38 persen. "Mudah-mudahan, melalui renstra (rencana strategi) ke depan, alutsista bisa bertambah lagi," katanya.
Melihat daftar belanja TNI, Angkatan Udara dan Angkatan Laut memiliki pengeluaran yang lebih besar dibandingkan Angkatan Darat. Ediwan menjelaskan, hal tersebut disebabkan harga beli pesawat dan kapal tempur yang memang lebih mahal dibandingkan alat tempur darat. (CNN)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Kamis, 18 Desember 2014
Kekuatan Pokok Minimum Senjata TNI Baru 38 Persen
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
"Bangkitnya Teknologi Nuklir Indonesia" Tahun ini di bawah Dirut baru Dr.Ir.Yudiutomo Imardjoko, BatanTek tidak hanya bisa ...
-
Banyak orang yang menunggu kapan pesawat R-80 yang merupakan pengembangan dari pesawat N250 buatan Bacharudin Jusuf Habibie, atau yang lebih...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Rencana Amerika Serikat (AS) menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang, membawa implikasi ...
-
Di Era tahun 60an TNI AU/AURI saat itu pernah memiliki kekuatan udara yang membuat banyak negara menjadi ‘ketar ketir’, khususnya negara-ne...
-
Secara resmi Perang Dingin antara Amerika Serikat (AS) dengan Uni Sovyet - kini Rusia, sudah berakhir dua dekade lalu. Perang dua kekuatan...
-
Perancis menawarkan pembuatan pesawat tempur Rafale di Malaysia, jika negara Jiran itu mau memilih Rafale sebagai pesawat tempur baru mereka...
-
Komandan Satgas Indo FPC (Force Protection Company) XXVI D-2/UNIFIL, Mayor Inf Wimoko, didampingi seluruh staf Satgas menerima kedatangan T...
-
Mantan Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Kerjasama Indonesia dan China, J. Stapleton Roy, menganggap Indonesia bisa jadi pemimpin dunia....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar