Design KFX/IFX C-103 Conventional Wing Dual Engine |
Informasi ini penulis peroleh dari website Aviation Week yang diterbitkan pada tanggal 29 Desember 2014 lalu. Namun kebenaran informasi ini masih perlu dipertanyakan karena belum ada informasi resmi dari Pemerintah Korea Selatan dan Indonesia. Satu-satunya sumber yang menyebutkan informasi ini hanya dari Aviation Week saja.
Jika informasi ini benar adanya maka bisa disebutkan bahwa project jet tempur KFX/IFX yang dikembangkan Korea Selatan bekerjasama dengan Indonesia ini kembali akan tertunda dan kemungkinan baru bisa dilanjutkan pada tahun 2016 nanti. Padahal project jet tempur KFX/IFX ini dijadwalkan akan memasuki fase EMD (Enginering Manufacturing Design) pada tahun 2015 ini. Belum disapprove-nya anggaran full scale development project jet tempur KFX/IFX ini, akan membuat project ini tertunda untuk kedua kalinya setelah sebelumnya juga tertunda selama 2 tahun pada akhir tahun 2012 lalu.
Anggaran Di Aprove Departemen Keuangan, namun Belum di Approve Parlemen Korea
Anggaran untuk full scale development project jet tempur KFX/IFX ini sebenarnya sudah disetujui oleh Departemen Keuangan Korea Selatan sebesar 8.6991 trillion won ($7.9171 billion). Anggaran ini akan digunakan untuk melanjutkan project jet tempur KFX/IFX yang telah lama tertunda. Anggaran ini akan dipakai untuk full scale development KFX/IFX, dimana ADD sudah memilih menggunakan design C-103 dual engine sebagai basisnya.
Meski sudah mendapatkan persetujuan dari departemen Keuangan Korea Selatan, anggaran ini baru bisa digunakan setelah mendapat persetujuan dari parlemen Korea Selatan. Sayangnya isu yang beredar parlement Korea Selatan belum memberikan persetujuan dan baru bisa memberikan persetujuan pada bulan Desember 2015 nanti. Artinya harus menunggu sekitar 12 bulan lagi sehingga anggaran ini bisa disetujui oleh parlement Korea Selatan.
Namun kebenaran informasi ini harus diteliti lebih jauh karena sejauh ini belum ada komentar dan informasi resmi apapun terkiat ini dari Pemerintah Korea Selatan dan Indonesia. Semoga saja ada berita baik dibaliknya dan kita berharap bahwa belum disetujuinya anggaran full scale development ini tidak akan menunda fase EMD (Enginering Manufacturing Design) yang akan dimulai pada tahun 2015 ini.
Boeing, Airbus dan Korean Airlines Bersatu Menyodorkan Proposal Design KFX/IFX Baru
Dalam informasi yang diterbitkan oleh Aviation Week tersebut juga disebutkan bahwa DAPA (Defense Acquisition Program Agency) pada tanggal 23 Desember 2014 lalu sudah meminta pihak yang berminat untuk memasukkan proposal rancangan KFX/IFX. DAPA sendiri adalah lembaga pemerintah Korea yang mengurusi pengadaan di departemen pertahanan Korea.
Sebagai respon atas permintaan itu, dikabarkan Airbus dan Boeing bekerjasama dengan mengandeng partner local Korean Airlines untuk memasukkan proposal design baru untuk project jet tempur KFX/IFX. Boeing, Airbus dan Korean Airlines bersatu untuk bersaing dengan Lockheed Martin yang menggandeng Korea Airspace Industries (KAI) sebagai partner lokalnya. Namun DAPA mengharapkan proposal yang akan dimasukkan oleh Boeing-Airbus-KAL harus lebih murah dari design C-103 KFX yang diajukan oleh ADD Korea Selatan.
Dalam proposal yang akan dimasukkan, pihak Boeing, Airbus dan Korean Airlines dikabarkan mengajukan Advanced Super Hornet sebagai basis project jet tempur KFX/IFX. Pesawat tempur Advanced Super Hornet sendiri adalah pengembangan dari pesawat tempur Amerika Super Hornet dengan penambahan weapon pod dan conformal tanks. Dengan demikian jika informasi ini benar adanya, maka akan ada persaingan antara Lockheed Martin – KAI yang mengusung design KFX C-103 dengan Boieng-Airbus-KAL dengan mengusung Advanced Super Hornet sebagai basis pengembangan jet tempur KFX/IFX.
Namun masih menjadi pertanyaan besar adalah kebenaran informasi ini, mengingat belum ada informasi resmi apapun terkait ini dari pemerintah Korea Selatan dan Indonesia. Selain itu menjadi pertanyaan juga apakah design Advanced Super Hornet bisa lebih murah untuk digunakan di project jet tempur KFX/IFX ini. Selain itu masih tentunya menjadi catatan besar apakah Amerika Serikat akan bersedia memberikan design pesawat tempur Advanced Super Horner untuk digunakan dalam project jet tempur KFX/IFX ini.
Penulis sendiri berkeyakinan bahwa design C-103 KFX yang sudah disetujui oleh ADD, ROKAF dan Indonesia beberapa waktu lalu akan tetap menjadi design yang dipilih untuk dikembangkan dalam project jet tempur KFX/IFX ini.
Indonesia dan Korea Sudah Tandatangani Project Agreement Fase EMD (Enginering Manufacturing Design)
Sebagai mana kita ketahui bersama bahwa pada tanggal 6 Oktober 2014 yang lalu, pemerintah Indonesia dan Korea Selatan sudah menandatanngani Project Agreement sebagai awal dimulainya fase EMD project jet tempur KFX/IFX ini. Dalam agreement yang ditandatangani tersebut, disebutkan bahwa share dalam fase ini akan ditanggung sebesar 80% oleh Korea dan 20% oleh Indonesia.
Salah satu kesepakatan yang dibuat adalah Pihak Indonesia dan Korea Selatan akan membentuk Joint Program Management Office (JPMO) untuk melaksanakan Project Agreement (PA) tersebut termasuk mengawasi Korean Industial Participant (KIP) dan Indonesian Industial Participant (IIP), penganggaran serta pengeluaran/belanja, kompetensi, tugas dan fungsi. Seluruh rincian tugas dari JPMO harus disepakati bersama oleh pihak Indonesia dan Korea Selatan sebelum EMD Phase dimulai. Jika ada perselisihan antara para pihak yang tidak dapat diselesaikan, maka disepakati akan diselesaikan oleh Joint Committee yang beranggotakan High Level Position dari kedua negara.
Dalam Project Agreement tersebut juga disebutkan bahwa akan dibangun 6 unit prototype pesawat tempur KFX/IFX dimana 1 unit akan diberikan ke Indonesia dan 5 unit akan tetap berada di Korea Selatan. Proses pembuatan keenam prototype tersebut akan dilaksanakan di Korea Selatan dengan melibatkan test pilot dan engineer Indonesia secara aktif. Keenam prototype tersebut akan menjalani flight test di Korea Selatan dengan melibatkan engineer dan test pilot Indonesia secara aktif. Selanjutnya 1 unit prototype akan diberikan ke Indonesia untuk dilakukan test dan evaluasi lanjutan.
Untuk Tahun 2014 yang lalu, kedua negara sudah mencairkan anggaran untuk kelanjutan studi project jet tempur KFX/IFX ini. Korea Selatan menyediakan anggaran sebesar $19 Juta dan Indonesia menyediakan dana sebesar $5 Juta, sehingga secara total anggaran untuk kelanjutan project jet tempur KFX/IFX ini pada tahun 2014 lalu adalah sekitar $25 Juta. Namun belum ada kabar untuk anggaran ditahun 2015 ini, terlebih adanya isu belum diaprovenya anggaran full scale development project jet tempur KFX/IFX ini.
Apa Sikap Indonesia Jika Project Jet Tempur KFX/IFX Kembali Tertunda?
Sebelum menjawab pertanyaan itu, harap diingat kembali bahwa belum bisa dipastikan kebenaran informasi belum diapprovenya anggaran full scale development project jet tempur KFX/IFX seperti yang sudah saya sebut diatas. Namun jika kita berandainya, kira kira langkap apa yang harus dilakukan oleh pemerintah Indonesia jika project jet tempur KFX/IFX ini kembali harus tersendat karena masalah anggaran yang belum di approve parlement Korea.
Sulit memang untuk menjawab pertanyaan ini, namun kita berharap pemerintah Indonesia akan membuat langkah bijak serta mendesak pemerintah Korea Selatan untuk terus melakukan langkah aktif demi kelancaran project ini. Kita serahkan saja kepada pemerintah untuk mengambil langkah yang dianggap perlu sebagai langkah antisipasi kedepannya agar kepentingan modernisasi militer Indonesia dalam project ini bisa terlindungi. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa pemerintah Indonesia memiliki harapan besar pesawat tempur Indonesia akan diperkuat oleh pesawat tempur KFX/IFX dimasa datang. (Analisismiliter)
Tutup saja proyek tdk jelas tersebut. Korea jelas2 tdk ada niatan baik dan serius akan proyek tersebut. Ambil uangnya dan cari pihak lain utk kerjasama selanjutnya, dan minta ganti kerugian materiil atas ketidkseriusan oleh pihak2 yg terkait.
BalasHapusAlternatif ikut tfx(turki).Korea sebenarnya gua gk yakin sama itu negara.soalnya,kalo AL blh lah,tapi untuk AD sama AU masih harus berpikir panjang.(tdk untuk menghina ya,hanya argumen)
BalasHapusOh berita lama. gue kira berita baru lagi.
BalasHapusSUMANY 9 Februari 2015 13.36
BalasHapusTutup saja proyek tdk jelas tersebut. Korea jelas2 tdk ada niatan baik dan serius akan proyek tersebut. Ambil uangnya dan cari pihak lain utk kerjasama selanjutnya, dan minta ganti kerugian materiil atas ketidkseriusan oleh pihak2 yg terkait.
Balas
ridwan lubis 9 Februari 2015 21.35
Alternatif ikut tfx(turki).Korea sebenarnya gua gk yakin sama itu negara.soalnya,kalo AL blh lah,tapi untuk AD sama AU masih harus berpikir panjang.(tdk untuk menghina ya,hanya argumen)
Balas
ALWAN'BATUBARA NAMORA 9 Februari 2015 22.24
Oh berita lama. gue kira berita baru lagi.
Balas
Link kepostingini
SUMANY 9 Februari 2015 13.36
BalasHapusTutup saja proyek tdk jelas tersebut. Korea jelas2 tdk ada niatan baik dan serius akan proyek tersebut. Ambil uangnya dan cari pihak lain utk kerjasama selanjutnya, dan minta ganti kerugian materiil atas ketidkseriusan oleh pihak2 yg terkait.
Balas
ridwan lubis 9 Februari 2015 21.35
Alternatif ikut tfx(turki).Korea sebenarnya gua gk yakin sama itu negara.soalnya,kalo AL blh lah,tapi untuk AD sama AU masih harus berpikir panjang.(tdk untuk menghina ya,hanya argumen)
Balas
ALWAN'BATUBARA NAMORA 9 Februari 2015 22.24
Oh berita lama. gue kira berita baru lagi.
Balas
Link kepostingini
F35 aja yang bisa take off stoll di kri lpd indonesia , lihat di yuotube f35 milik indonesia take off stoll pertikal di kapal induk usa
BalasHapus