KRI dr Suharso menjadi salah satu KRI yang diutus untuk membantu evakuasi korban asap di Banjarmasin |
Sesuai instruksi presiden melalui Mabes TNI, selanjutnya Mabes TNI AL langsung bertindak cepat untuk mengerahkan 3 KRI-nya yang langsung bergerak menuju Banjarmasin. Rencananya, ada beberapa kapal lagi yang dikerahkan ke Sumatera dalam misi yang sama.
Berdasarkan keterangan yang diterima Jurnal Maritim dari Dinas Penerangan Angkatan Laut (Dispenal) diperoleh keterangan bahwa kegiatan dengan misi sosial ini akan melibatkan Lanal dan Pemda setempat.
“Kita akan menunggu dan terus berkoordinasi dengan Pemda dan Lanal setempat dalam prosesi evakuasi korban asap di Banjarmasin ini. Kemungkinan 3 KRI itu selama beberapa hari berada di sana,” ungkap Kadispenal Laksma TNI M. Zainudin saat dihubungi Jurnal Maritim beberapa saat lalu.
Kegiatan yang tergolong sebagai Operasi Militer Selain Perang (OMSP) itu sejatinya sudah dijelaskan secara detail dalam UU No. 34 tahun 2004 tentang TNI. Sebelumnya, TNI AL khususnya Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) sudah membuka posko bantuan asap di Mako Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Kolinlamil yang merupakan Kotama operasi dalam bidang pembinaan yang berkedudukan langsung di bawah Kasal, menjadi Kotama yang paling sibuk akhir-akhir ini dalam rangka evakuasi korban asap. Pasalnya KRI yang diutus seluruhnya berada di bawah binaan Kolinlamil baik Satlinlamil Jakarta maupun Satlinlamil Surabaya.
Sedangkan dalam bidang operasional, Kolinlamil berkedudukan langsung di bawah Panglima TNI, sehingga mempunyai tugas pokok membina kemampuan sistem angkutan laut militer, membina potensi angkutan laut nasional untuk kepentingan pertahanan negara, melaksanakan angkutan laut TNI dan Polri yang meliputi personil, peralatan dan perbekalan, baik yang bersifat administratif maupun taktis strategis serta melaksanakan bantuan angkutan laut dalam rangka menunjang pembangunan nasional.
Semoga upaya yang dilakukan oleh TNI AL iini dapat meringankan korban bencana asap yang setiap hari semakin bertambah. Sampai dengan berita ini diturunkan, tercatat sudah 10 orang meninggal dunia akibat gangguan saluran infeksi pernapasan. (Jurnal Maritim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar