Hal inilah yang dilakukan prajurit Kostrad yang ditugaskan dalam tim penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di Riau. Mereka berpatroli di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) dengan naik gajah.
Selama bertugas, tim juga melakukan pemadaman api yang membara di tengah kawasan TNTN. Gajah yang digunakan berpatroli adalah gajah jinak yang disebut tim gajah playing squad di bawah koordinasi Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau bersama WWF Riau.
Dengan satwa bongsor ini, tim Kostrad pun melakukan patroli di atas badan gajah. Mereka berkeliling ke kawasan hutan yang sulit dijangkau dengan kendaraan.
Tim memasuki kawasan hutan yang dikenal sebagai lokasi konservasi gajah liar. Untuk berpatroli bersama gajah dengan jarak tempuh 20 km menghabiskan waktu minimal 3 jam.
"Ini pengalaman kami pertama yang tak terlupakan naik gajah sampai berjam-jam lamanya. Kami bisa memasuki kawasan hutan yang selama ini sulit dijangkau," kata Komandan Regu (Danru) Sersan Kepala (Serka) Dian Syaifullah, Minggu (25/10) seperti dikutip siaran pers Kostrad.
Dalam patroli ini, setidaknya ada 7 ekor gajah flying squad yang dikerahkan. Pasukan Kostrad pun naik di atas gajah bisa sampai 3 orang.
Tentunya, mereka pun dipandu pawang (mahod) yang selama ini mendampingi gajah-gajah yang sudah jinak tersebut.
"Lumayan juga capek naik gajah itu, pinggang sakit. Karenakan selama di atas kita harus ngangkang," kata Dian sambil tersenyum.
Mereka mengaku selama ini memang pernah naik gajah, tapi di kebun binatang. Itu pun kalau naik gajah paling lama 10 menit.
"Sekarang kita naik gajah sampai 3 jam, lumayan pegel. Ini pengalaman berharga selama bertugas di Riau bisa berpatroli dengan gajah di kawasan hutan," kata Serka Dian Syaifullah. (Merdeka)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar