Perwakilan Indonesia dan Papua Nugini (PNG) kembali menggelar sidang ke-30 Joint Border Committee (JBC). Sidang ini dalam rangka menindaklanjuti hasil pertemuan dan sidang-sidang sebelumnya yang pernah digelar antarperwakilan kedua negara dalam rangka pengelolaan perbatasan negara.
“Forum JBC ini merupakan forum bilateral yang sangat strategis bagi Indonesia dan PNG dalam rangka mengelola perbatasan atau wilayah negara masing-masing,” kata Direktur Jenderal (Dirjen) Pemerintahan Umum (PUM) Saut Situmorang selaku pimpinan delegasi RI kepada wartawan Jurnal Nasional di Jakarta, Kamis (26/9).
Dalam sidang JBC kali ini, kata Saut Situmorang, delegasi dari Indonesia terdiri dari sejumlah kementerian/lembaga terkait, diantaranya Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertahanan, Kementerian Keuangan, Kementerian Perhubungan, Kementerian Pertanian, Kementerian Kesehatan, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Hukum dan HAM. Selain itu, terdapat juga perwakilan dari Mabes TNI, Mabes Polri, Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP), Badan Intelijen Negara (BIN), dan Pemerintah Provinsi Papua. Sementara, delegasi PNG dipimpin oleh Vice Minister for Inter-Governmental Relation PNG Hon Joseph Singu MP.
Tujuan utama sidang ke-30 JBG RI-PNG ini, kata Saut Situmorang, untuk membahas dan merumuskankebijakan serta langkah bersama terkait dengan kerja sama perbatasan dan penanganan masalah perbatasan kedua negara.
“Sidang ke-30 JBC RI-PNG ini akan membahas 10 provisional agenda,” kata Saut Situmorang.
Sebelumnya, lanjutnya, telah dilaksanakan sidang organ-organ di bawah JBC. Diantaranya, Border Liason Meeting (BLM), Joint Sub Committee on Security Matters (JSCSm), dan Joint Technical Sub Committee on Survey, Demarcation and Mapping (JTSCSDM). Hasil-hasil persidangan organ itu rencananya akan disahkan dalam sidang JBC.
Sidang JBC selama ini, kata Saut Situmorang, telah menghasilkan beberapa capaian penting serta memberikan kontribusi terhadap hubungan bilateral kedua negara yang sangat harmonis, dan kerja sama kawasan perbatasan yang baik. Beberapa kerja sama yang telah dilakukan di kawasan perbatasan antara lain kerja sama penanganan keamanan perbatasan, perdagangan lintas batas, manajemen Pos Lintas Batas yang menangani pelintas batas tradisional, kerja sama di bidang kesehatan, perhubungan, dan kerja sama di bidang lingkungan hidup.
“Hasil penting lain yang dicapai tahun ini adalah telah ditandatanganinya Basic Agreement on Border Arrangement pada 17 Juni 2013 lalu di Jakarta, di hadapan para kepala negara ketika kunjungan kenegaraan Perdana Menteri PNG ke Indonesia,” ujarnya. (Jurnas)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Jumat, 27 September 2013
RI-PNG Mantapkan Kerja Sama Kawasan Perbatasan Negara
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
"Bangkitnya Teknologi Nuklir Indonesia" Tahun ini di bawah Dirut baru Dr.Ir.Yudiutomo Imardjoko, BatanTek tidak hanya bisa ...
-
Banyak orang yang menunggu kapan pesawat R-80 yang merupakan pengembangan dari pesawat N250 buatan Bacharudin Jusuf Habibie, atau yang lebih...
-
Rencana Amerika Serikat (AS) menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang, membawa implikasi ...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Di Era tahun 60an TNI AU/AURI saat itu pernah memiliki kekuatan udara yang membuat banyak negara menjadi ‘ketar ketir’, khususnya negara-ne...
-
Ketika Indonesia mulai serius membangun armada pesawat tempur Sukhoi, datanglah godaan dari Amerika Serikat yang menawarkan pesawat tempur ...
-
Keterlibatan Indonesia dalam pembuatan pesawat tempur KFX/IFX dengan Korea Selatan, menjadi sebuah lompatan bersejarah bagi Indonesia. Hal ...
-
Perancis menawarkan pembuatan pesawat tempur Rafale di Malaysia, jika negara Jiran itu mau memilih Rafale sebagai pesawat tempur baru mereka...
-
Secara resmi Perang Dingin antara Amerika Serikat (AS) dengan Uni Sovyet - kini Rusia, sudah berakhir dua dekade lalu. Perang dua kekuatan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar