Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri mengirimkan tim khusus ke Turki untuk melacak keberadaan 16 warga negara Indonesia (WNI) yang hilang di negara itu.
"Sudah ada tim dari Indonesia yang ke sana untuk membantu pihak keamanan Turki (mencari WNI yang hilang)," kata Juru Bicara Kemlu RI Arrmanatha Nasir di Jakarta, Senin.
Menurut Arrmanatha, kasus hilangnya belasan WNI di Turki bukanlah perkara mudah untuk diatasi sehingga pencarian keenam belas WNI itu membutuhkan kerja sama yang baik antar-banyak pihak.
Dia mengatakan tim khusus yang dikirim ke Turki akan memberikan latar belakang 16 WNI kepada otoritas dan pihak berwenang di Turki untuk memudahkan pencarian.
"Turki bukan negara kecil. Turki itu luasnya 770.000 kilometer persegi, di sana banyak pegunungan dan area yang cukup sulit. Jadi, apabila ada orang yang tidak ingin dicari atau diketahui keberadaannya, itu gampang bersembunyi di sana," ujar dia.
Pihak Kemlu pun menegaskan tidak ingin berspekulasi tentang alasan atau tujuan 16 WNI itu memisahkan diri dari rombongan tur, dan upaya pencarian memang masih berlangsung sampai sekarang.
"Kemlu enggan berspekulasi apa tujuan dari 16 WNI sengaja memisahkan diri. Termasuk dugaan bahwa kelompok ini masuk menuju Suriah untuk bergabung bersama ISIS," kata dia.
"Semua masih dalam proses investigasi. Kami juga belum tahu apa motif mereka memisahkan diri. Kita tak mau berspekulasi karena masih dalam proses investigasi," lanjut Arrmanatha.
Sementara itu, Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (PWNI-BHI) Kemlu RI Lalu Muhammad Iqbal menyampaikan bahwa sampai sekarang belum ada anggota keluarga dari 16 WNI yang hilang di Turki yang melaporkan tentang kehilangan.
"Sampai hari ini kita belum menerima pengaduan dari keluarga keenam belas WNI yang hilang di Turki," kata dia.
Senada dengan Arrmanatha, Iqbal mengatakan pihak Kemlu belum mengetahui penyebab hilangnya 16 WNI di Turki, dan belum bisa memastikan kabar tentang kepergian para WNI itu ke Suriah untuk bergabung dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
"Kami dari Kemlu belum bisa melompat ke kesimpulan bahwa mereka akan ke Suriah. Bahkan, kami belum bisa memutuskan apakah kasus ini ada hubungannya dengan radikalisasi atau tidak," ujar dia.
Sejauh ini, Interpol Indonesia telah menyurati sejawatnya di Turki terkait pencarian terhadap 16 WNI yang menghilang pada 24 Februari 2015 di negeri tersebut.
"Kami sudah menyurati interpol Turki," kata Ses National Central Bureau (NCB) Interpol Indonesia, Brigjen Setyo Wasisto.
Menurut dia, surat tersebut telah dilayangkan ke Interpol Turki minggu lalu, namun belum ada jawaban.
Sebelumnya, 24 WNI pergi berwisata ke Turki menggunakan biro jasa perjalanan Smailing Tour. Kemudian 16 diantaranya memisahkan diri dari rombongan.
Keenam belas WNI itu sebagian besar berasal dari Surabaya dan Surakarta. Begitu tiba di bandara di Istanbul, 16 WNI itu memisahkan diri dari kelompok tur dan tidak ikut ke tempat wisata yang telah direncanakan.
Ini nama-nama 16 WNI yang hilang di Turki
Konsulat Jenderal RI di Istanbul, Turki, merilis 16 WNI yang hilang di negeri itu sewaktu berwisata, sedangkan sejumlah rumor menyebutkan mereka kemungkinan bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengingat Turki berbatasan dengan baik Irak maupun Suriah, dua negara yang bagian besar wilayahnya dikuasai ISIS.
"Dari informasi yang diterima, kasus seperti ini bukan yang pertama kali terjadi, dan ditangani oleh Kepolisian Istanbul," demikian keterangan tertulis KJRI Istanbul, Jumat sore.
KJRI Istanbul juga menyebutkan bahwa ke-16 WNI itu sebagian besar berasal dari Surabaya, Jawa Timur, sedangkan sisanya enam orang berasal dari Surakarta, Jawa Tengah.
Berikut ke-16 orang WIN hilang di Turki tersebut:
1. Utsman Mustofa Mahdamy asal Surakarta
2. Sakinah Syawie M. Tafsir asal Surakarta
3. Tsabitah Utsman Mahdamy asal Surabaya
4. Salim Muhamad Attamimi asal Surabaya
5. Fauzi Umar Salim asal Surakarta
6. Hafid Umar Babher asal Surakarta
7. Soraiyah Cholid asal Surabaya
8. Hamzah Hafid asal Surabaya
9. Utsman Hafid asal Surakarta
10. Atikah Hafid asal Surakarta
11. Jusman Ary asal Surabaya
12. Ulin Isnuri asal Surabaya
13. Humaira Hafshah asal Surabaya
14. Urayna Afra asal Surabaya
15. Aura Kordova asal Surabaya
16. Dayyan Akhtar asal Surabaya
Sumber : Antara
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Senin, 09 Maret 2015
Indonesia kirim tim ke Turki cari WNI yang hilang
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
TNI AL terus berbenah memperbaiki armada kapal perang mereka agar semakin disegani dan berwibawa. TNI AL harus memutar otak di tengah keterb...
-
Masih ingat dengan drone combatan yang tengah dirancang Indonesia? Ya siapalagi kalo bukan Drone Medium Altitude Long Endurance Black Eagle....
-
Kapal berteknologi tercanggih TNI AL saat ini, KRI Klewang-625, terbakar di dermaga Pangkalan TNI AL Banyuwangi, Jawa Timur. Hingga berita i...
-
Dogfight adalah bentuk pertempuran antara pesawat tempur, khususnya manuver pertempuran pada jarak pendek secara visual. Dogfighting perta...
-
Kementerian Pertahanan saat ini menunggu kedatangan perangkat alat sadap yang dibeli dari pabrikan peralatan mata-mata kondang asal Inggris,...
-
Sistem pertahanan Indonesia diciptakan agar menjamin tegaknya NKRI, dengan konsep Strategi Pertahanan Berlapis. SISTEM Pertahanan Indonesi...
-
Konflik SARA di Ambon pernah sangat mengerikan. Situasi semakin buruk saat gudang senjata Brimob dijarah. Sejumlah anggota TNI maupun Polri ...
-
Mayor Agus Harimurti Yudhoyono Brigif Linud 17 Kostrad mendapatkan penghormatan, menjadi pasukan AD pertama yang menggunakan Ba...
-
PT Pindad (Persero) telah mampu memproduksi produk militer kelas dunia. Mengadopsi teknologi dan ilmu dari Eropa dan NATO (North Atlantic T...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar