Ketua Fraksi Partai Gerindra DPR RI Ahmad Muzani menyesalkan kembali terulangnya konflik horizontal yang mengatasnamakan agama di Aceh Singkil beberapa hari lalu. Peristiwa di Aceh Singkil terjadi menyusul peristiwa Tolikara, Papua.
Di mata Muzani, berulangnya konflik horizontal menunjukkan kurangnya koordinasi antara pemerintah, aparat keamanan dan penegak hukum. Seharusnya potensi konflik bisa diantisipasi agar tak terjadi.
"Ini berulang-ulang, dari Tolikara ke Aceh, saya kira koordinasi harus betul-betul serius, BIN, kepolisian, TNI harus koordinasi secara sungguh-sungguh tentang potensi-potensi itu supaya kejadian sejenis tidak terulang," kata Muzani di Kompleks Parlemen DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (15/10).
Anggota Komisi I ini menyayangkan konflik horizontal semacam itu tak diantisipasi sehingga merembet ke wilayah lain. Padahal jika kejadian serupa terulang, justru akan menghabiskan banyak energi.
"Jangan menyelesaikan di sini tumbuh masalah di sebelah, energi habis menghadapi problem serupa yang terulang," tuturnya.
Jika sistem koordinasi tak diperbaiki, Muzani khawatir pemerintah dianggap gagal menangani konflik di tanah air. Dia berharap ada koordinasi yang kuat antara pemerintah dengan aparat keamanan, sehingga kegagalan mengantisipasi bisa dikurangi.
"Ada kerja yang salah sementara ini menurut saya yakni koordinasi, ada kerja yang salah, kalau nanti itu berlanjut berarti ada kegagalan, tapi saya belum menganggap itu kegagalan, sementara ini koordinasi enggak cakep," tutupnya. (Merdeka)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Kamis, 15 Oktober 2015
Konflik Aceh Bukti Kurang Koordinasi Antara BIN, TNI dan Polisi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
- Kelebihan Pesawat Airbus A400M Yang Akan Di Beli TNI AU
- Kapal Patroli Hiu Dihadang Kapal Coast Guard Malaysia Di Perairan Indonesia
- Prajurit Kopassus TNI, Lebih Takut Pelatih daripada Setan
- KRI Banda Aceh-593 dan KRI Halasan-630 Ikuti Pameran Maritim di Malaysia
- Mabes TNI Beri Penjelasan Terkait Mobil TNI Angkut Logistik di Acara Prabowo-Sandi
Berita Populer
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Indonesia tidak akan lagi membeli jet tempur Sukhoi dari Rusia, fokus kedepan hanya untuk F-16 dari AS, Marsekal Eris Herryanto mengatakan k...
-
TNI bersama Kementerian Pertahanan (Kemhan) sepakat memilih pesawat tempur generasi kelima Sukhoi (Su-35) buatan Rusia, sebagai pengganti pe...
-
Pihak inteljen Kodam, sambung Hardiono, masih melakukan pendeteksian kebangkitan PKI di wilayah Jateng dan DIY. Pangdam menambahkan memang ...
-
Di Era tahun 60an TNI AU/AURI saat itu pernah memiliki kekuatan udara yang membuat banyak negara menjadi ‘ketar ketir’, khususnya negara-ne...
-
Mayor Agus Harimurti Yudhoyono Brigif Linud 17 Kostrad mendapatkan penghormatan, menjadi pasukan AD pertama yang menggunakan Ba...
-
Rusia mengharapkan Indonesia kembali melirik pesawat tempur sukhoi Su-35, pernyataan ini diungkapkan Wakil Direktur "Rosoboronexport...
-
TNI Angkatan Laut saat ini memiliki kapal selam sebanyak 12 unit. Alutsista itu, diparkir di wilayah Surabaya, Jawa Timur. “Kita memang ada ...
-
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro tiba tiba menyampaikan kabar mengejutkan terkait kontrak pengadaan tiga kapal selam Changbogo buatan ...
-
Yahudi dan Israel Merasa Disudutkan Indonesia Kelompok pendukung Israel dan Yahudi menilai, Indonesia kerap menyudutkan mereka. Menurut mere...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar