Menjelang berakhirnya masa operasi pengejaran kelompok teroris kelompok Santoso dengan sandi Camar Maleo IV di Poso, Sulawesi Tengah, Sabtu (9/1/2016), ratusan personel BKO TNI mulai ditarik turun dari gunung.
700 personil TNI dari berbagai batalyon di Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Utara yang dipulangkan tersebut sejak Oktober 2015 mendukung polisi dalam perburuan kelompok teroris Santoso pada operasi Camar Maleo IV.
Hari ini, Kamis (7/1/2016), pasukan itu dipulangkan dengan truk-truk TNI menuju Korem 132 Tadulako di Palu. Mereka meninggalkan lokasi untuk selanjutnya dikembalikan ke wilayah kesatuan masing-masing.
Operasi ini melibatkan sedikitnya 1.700 personel gabungan yang terdiri dari 1.000 personel Polri dan 700 personel TNI.
Kepala Polres Poso AKBP Ronny Suseno mengatakan, selain 700 personel TNI, juga terdapat 300 personel Brimob yang merupakan perbantuan dari Mabes Polri yang juga telah ditarik untuk alasan serupa.
"Iya memang betul, 700 personel TNI sudah ditarik dan dipulangkan. Sementara, 700 personel Brimob yang dipertahankan bertugas mengisi kekosongan TNI untuk melakukan fungsi penyekatan antara kelompok teroris dan peemukiman masyarakat yang berbatasan dengan hutan di Kecamatan Poso Pesisir Bersaudara," ungkap dia.
Selama tiga bulan pelaksanaan operasi Camar Maleo IV yang melibatkan 1700 personel gabungan TNI-Polri, pasukan ini tidak berhasil mencapai target utama yaitu untuk menangkap Santoso aliae Abu Wardah yang disebut masih berada di dalam kawasan hutan pegunungan.
Meskipun demikian, setidaknya operasi Camar Maleo IV mencatat keberhasilan menangkap tujuh kurir dan simpatisan kelompok teroris Santoso. Mereka juga mengamankan perayaan Natal 2015 dan perayaan tahun baru 2016 di Poso. (Kompas)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Kamis, 07 Januari 2016
Operasi Camar Maleo IV, Teroris Santoso Masih Belum Tertangkap
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
"Bangkitnya Teknologi Nuklir Indonesia" Tahun ini di bawah Dirut baru Dr.Ir.Yudiutomo Imardjoko, BatanTek tidak hanya bisa ...
-
Indonesia tidak akan lagi membeli jet tempur Sukhoi dari Rusia, fokus kedepan hanya untuk F-16 dari AS, Marsekal Eris Herryanto mengatakan k...
-
Rencana Amerika Serikat (AS) menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang, membawa implikasi ...
-
Kejujuran 11 prajurit Kopassus mengakui kesalahan, menembak empat tahanan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cebongan Sleman, Yogyakarta, mendat...
-
Banyak orang yang menunggu kapan pesawat R-80 yang merupakan pengembangan dari pesawat N250 buatan Bacharudin Jusuf Habibie, atau yang lebih...
-
Berdiri di podium selama dua jam, mantan presiden RI ketiga, BJ Habibie terus memaparkan problematika di Indonesia. Mulai dari hal kecil hin...
-
10 Pesawat angkut Hercules type H 16 Pesawat tempur coin Super Tucano ( 4 sudah datang) 16 Pesawat latih Grob G120TP 6 Pesawat lati...
-
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan pemerintah sedang menunggu kepastian hibah kapal selam dari Rusia . "Saat ini kami me...
seperti yang sudah terjadi dipapua tni dan polri harus memakai kendaraan alat berat seperti ,tank , panser, dan hellicopter tanpa awak, untuk keselamatan,
BalasHapus