Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Pertahanan, Mayor Jenderal Hartind Asrin, mengaku terinspirasi peristiwa penangkapan tokoh-tokoh Partai Komunis Indonesia oleh Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD).
Mantan atase pertahanan Indonesia di Malaysia itu berkata, peristiwa di sekitar Gerakan 30 September 1965 membantunya menyusun kurikulum bela negara untuk anak-anak di tingkat pendidikan anak usia dini (PAUD).
Menurut Hartind, anak-anak di tingkat PAUD harus sudah mendapatkan pelatihan bela negara karena mereka memiliki daya ingat yang baik.
"Long term memory mereka sangat bagus. Contohnya saya sendiri," ujarnya di Jakarta, Rabu (6/1).
Menurutnya, prinsip bela negara telah tertanam di benaknya sejak sepuluh pasukan RPKAD (kini Komando Pasukan Khusus) mengepung dan menangkap tetangga rumahnya di Rengat, Indragiri Hulu, Riau, dekade 1960-an silam.
"Papa saya dulu adalah mayor polisi di Brimob (Brigade Mobil). Papa saya tangkap tetangga di sebelah rumah saya yang PKI," tuturnya.
Sebelum penangkapan itu, menurut cerita Hartind, sepuluh anggota RPKAD terjun payung ke kampungnya.
Bersama pasukan elite TNI Angkatan Darat itulah, Hartind dan ayahnya membantu operasi penangkapan tetangganya yang disebutnya sebagai tokoh partai komunis.
"Itulah inspirasi saya untuk membuat kurikulum yang betul-betul tepat untuk anak-anak PAUD," ucapnya.
Hartind yang kini berbintang dua itu lahir 23 Februari 1960. Ketika Gerakan 30 September meletus, usianya belum genap enam tahun.
Adapun, Hartind mengatakan penyusunan kurikulum bela negara belum selesai. Ia berkata, prosesnya telah mencapai 85 persen.
Untuk menyempurnakan kurikulum bela negara khusus PAUD, ia berencana berdiskusi dengan. (CNN)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Kamis, 07 Januari 2016
Penyusun Kurikulum Bela Negara Terinspirasi Penangkapan PKI
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
"Bangkitnya Teknologi Nuklir Indonesia" Tahun ini di bawah Dirut baru Dr.Ir.Yudiutomo Imardjoko, BatanTek tidak hanya bisa ...
-
Indonesia tidak akan lagi membeli jet tempur Sukhoi dari Rusia, fokus kedepan hanya untuk F-16 dari AS, Marsekal Eris Herryanto mengatakan k...
-
Rencana Amerika Serikat (AS) menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang, membawa implikasi ...
-
Kejujuran 11 prajurit Kopassus mengakui kesalahan, menembak empat tahanan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cebongan Sleman, Yogyakarta, mendat...
-
Banyak orang yang menunggu kapan pesawat R-80 yang merupakan pengembangan dari pesawat N250 buatan Bacharudin Jusuf Habibie, atau yang lebih...
-
Berdiri di podium selama dua jam, mantan presiden RI ketiga, BJ Habibie terus memaparkan problematika di Indonesia. Mulai dari hal kecil hin...
-
10 Pesawat angkut Hercules type H 16 Pesawat tempur coin Super Tucano ( 4 sudah datang) 16 Pesawat latih Grob G120TP 6 Pesawat lati...
-
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan pemerintah sedang menunggu kepastian hibah kapal selam dari Rusia . "Saat ini kami me...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar