Jakarta – Kementerian Pertahanan membantah kontrak pembelian kapal perusak kawal rudal dengan galangan Damen Schelde Belanda merugikan PT PAL yang hanya kebagian nilai proyek 3 persen dari kesepakatan pengerjaan 25 persen di Indonesia dari kontrak 220 juta dollar AS.
Sekretaris Jendral Kemhan Marsekal Madya Eris Herryanto seusai pertemuan General Border Committee RI-Malaysia di Jakarta, Kamis (20/12), menjelaskan, pihaknya mengirim 250 teknisi PT PAL ke Belanda untuk ikut dalam pembuatan kapal PKR tersebut.
“Tidak bisa dihitung dari nilai uang yang diterima PT PAL sebesar 3 persen dari 220 juta dollar AS. PT PAL dengan 250 teknisinya juga terlibat dalam pembangunan kapal di Belanda. Itu nilainya besar, tidak bisa dihitung semata dari pengerjaan berapa dollar AS di Surabaya.” Kata Eris.
Dia mengatakan pemilihan galangan Damen Schelde sesuai prosedur. Damen Schelde mengalahkan Rosoboron dari Rusia dan Orizonte dari Italia. Sekjet Kemhan mengakui, dengan nilai anggaran 220 juta dollar AS baru bisa membeli kapal sebagai platform dan meriam permukaan sehingga belum dilengkapi peluncur rudal dan tabung torpedo.
Anggota Komisi I DPR, Tubagus Hasanudin, mengkritik pembelian kapal perang kawal rudal (PKR) dari Damen Schelde yang menurut dia penuh keganjilan. “Kapal sejenis dengan harga 220 juta dollar AS dari Orizonte sudah dilengkapi peluncur rudal dan torpedo. Italia juga setuju 100 persen membangun kapal PKR tersebut di galangan PT PAL Surabaya sehingga transfer teknologi lebih besar skalanya yang diterima Indonesia, “ kata Hasanudin.
PKR yang dipesan Tanpa Persenjataan
Kementerian Pertahanan membeli kapal jenis Perusak Kawal Rudal (PKR) tanpa dilengkapi dengan peluncur rudal dari galangan kapal Damen Schelde Belanda. Pembelian kontrak pertama dan dilanjutkan dengan kontrak kedua memang tidak dilengkapi peluncur rudal dan torpedo karena faktor keterbatasan anggaran, dan pengadaan alutsista berlanjut dianggarkan pada periode berikutnya, seperti yang dikatakan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.
Beberapa pengamat militer sempat mempertanyakan transparansi pembelian PKR yang dibuat oleh galangan kapal Damen Schelde dan PT PAL tersebut, karena menurutnya harga pembelian PKR ini cukup mahal namun tanpa persenjataan. Bahkan pembelian ini dibandingkan-bandingkan dengan penawaran kapal korvet dari Italia sebelumnya dengan harga yang hampir sama namun sudah termasuk persenjataannya.
Namun Menhan membantah jika penawaran kapal korvet dari Italia lebih murah, karena Indonesia juga ditawari termasuk "bonus" hibah 2 fregat bekas kelas Mistral dan membutuhkan biaya perbaikan yang besar.
Di kesempatan lain, Panglima TNI, Laksamana Agus Suhartono mengatakan program alutsista sampai 2024 diupayakan bertahap, khususnya pemenuhan untuk tahun 2010-2014 sebesar 40 persen atau sekitar Rp 150 triliun. Sebagian sudah dipenuhi dan mudah-mudahan bisa tercapai MEF (Minimum Essential Force), ujarnya.
Sumber : KOMPAS
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Jumat, 21 Desember 2012
Kemhan Libatkan 250 Teknisi dalam Proyek PKR di Belanda
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Kapal berteknologi tercanggih TNI AL saat ini, KRI Klewang-625, terbakar di dermaga Pangkalan TNI AL Banyuwangi, Jawa Timur. Hingga berita i...
-
Masih ingat dengan drone combatan yang tengah dirancang Indonesia? Ya siapalagi kalo bukan Drone Medium Altitude Long Endurance Black Eagle....
-
Sistem pertahanan Indonesia diciptakan agar menjamin tegaknya NKRI, dengan konsep Strategi Pertahanan Berlapis. SISTEM Pertahanan Indonesi...
-
Perusahaan tekstil dan garmen, PT Sri Rejeki Isman (Sritex) di Sukoharjo, Jawa Tengah sudah tersohor di seluruh dunia karena kualitas kain d...
-
Kementerian Pertahanan saat ini menunggu kedatangan perangkat alat sadap yang dibeli dari pabrikan peralatan mata-mata kondang asal Inggris,...
-
PT Pindad (Persero) telah mampu memproduksi produk militer kelas dunia. Mengadopsi teknologi dan ilmu dari Eropa dan NATO (North Atlantic T...
-
Pengakuan soal ketangguhan Tentara Nasional Indonesia di hadapan militer dunia lainnya seakan tak habis-habis. Setelah kisah Kopaska AL ata...
-
10 WNI yang diculik kelompok Abu Sayyaf atau Abu Sayyaf Group diduga ada di Pulau Jolo, Filipina Selatan. Lokasi itu selama ini memang menja...
-
Konflik SARA di Ambon pernah sangat mengerikan. Situasi semakin buruk saat gudang senjata Brimob dijarah. Sejumlah anggota TNI maupun Polri ...
Jahanan emang belanda, udah untung di menangin tender, malah sok sok berkuasa, makanya jangan pernah kompromi dengan belanda,udh tau hatinya kayah rubah banyak nipu aja!
BalasHapusMending kita lebih lagi mendekatkan diri dengan rusia, udh terbukti dari dulu rusia tidak pernah mengkhianati kita.Emg, gk bener juga ini!
Kita hrs mawas diri utk mendapatkan ilmu perkapalan memang mahal harganya, hanya saja perlu membentuk tim bayangan para tehnisi utk tranfer ilmu dr tim utama ke tim bayangan dan dengan begitu akan didapatkan keahlian tehnisi kita semakin berlipat. Utk mengkoordinasikan dr Dephan dlm pembentukan tim bayangan, tim bayangan hrs dibentuk setiap ToT dg luar negeri dan lebih praktis serta terkoordinir.
BalasHapus