KEPALA Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Madya TNI Marsetio
mengungkapkan TNI AL perlu melakukan penyesuaian untuk menjawab
perkembangan lingkungan strategis yang dinamis dan sulit diprediksi
seperti yang terjadi saat ini. Menurutnya, kondisi ini berpengaruh
langsung terhadap pelaksanaan tugas dan pembangunan TNI AL. Karenanya
TNI AL terus berupaya untuk memenuhi Minimum Essential Forces (MEF) alat utama sistem senjata (alutsista).
Kondisi
yang dimaksud Marsetio seperti perkembangan situasi kawasan regional
tentang Laut China Selatan, penyelesaian wilayah perbatasan yang
berpotensi konflik, dan situasi kondisi nasional terkait perkembangan
politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Marsetio yang
baru saja dilantik menjadi KSAL berkomitmen melanjutkan kebijakan yang
telah digariskan oleh KSAL yang lama Laksamana TNI Soeparno sesuai visi
TNI AL, Panglima TNI dan arahan Presiden SBY.
"Terwujudnya TNI
AL yang handal dan disegani sesuai dengan perkembangan strategis dan
kebijakan komando atas. Prioritas pembangunan TNI AL guna mendukung TNI
AL yang handal dan disegani, antara lain, meneruskan validasi
organisasi, modernisasi alutsista melalui pengadaan, revitalisasi,
rematerialisasi, relokasi dan penghapusan guna mencapai percepatan Minimum Essential Force (MEF),"kata Marsetio dalam acara Pisah Sambut Kepala Staf Angkatan Laut di Mabes TNI AL Jakarta, Rabu (2/01).
Dalam mewujudkan MEF dilakukan melalui peningkatan kemampuan mobilitas TNI AL, peningkatan kemampuan satuan tempur (stiking force) dan penyiapan pasukan siaga (standby force). "Untuk penanganan bencana alam, tugas-tugas perdamaian dunia dan keadaan darurat lainnya,"ujarnya.
Pembangunan
MEF ini diimplementasikan dalam tiga renstra hingga tahun 2024 dengan
proyeksi pada pencapaian MEF yang mencakup organisasi, personel dan
alutsista sesuai dengan alokasi anggaran pertahanan. Sementara
percepatan pencapaian MEF di bidang alutsista diprioritaskan pada
penggantian alutsista yang kondisinya tidak layak pakai, serta pemenuhan
kebutuhan untuk pelaksanaan tugas-tugas mendesak.
Sumber : Jurnas
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Kamis, 03 Januari 2013
KSAL: TNI AL Harus Kuat dan Disegani
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
"Bangkitnya Teknologi Nuklir Indonesia" Tahun ini di bawah Dirut baru Dr.Ir.Yudiutomo Imardjoko, BatanTek tidak hanya bisa ...
-
Banyak orang yang menunggu kapan pesawat R-80 yang merupakan pengembangan dari pesawat N250 buatan Bacharudin Jusuf Habibie, atau yang lebih...
-
Ketika Indonesia mulai serius membangun armada pesawat tempur Sukhoi, datanglah godaan dari Amerika Serikat yang menawarkan pesawat tempur ...
-
Rencana Amerika Serikat (AS) menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang, membawa implikasi ...
-
Di Era tahun 60an TNI AU/AURI saat itu pernah memiliki kekuatan udara yang membuat banyak negara menjadi ‘ketar ketir’, khususnya negara-ne...
-
Keterlibatan Indonesia dalam pembuatan pesawat tempur KFX/IFX dengan Korea Selatan, menjadi sebuah lompatan bersejarah bagi Indonesia. Hal ...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Perancis menawarkan pembuatan pesawat tempur Rafale di Malaysia, jika negara Jiran itu mau memilih Rafale sebagai pesawat tempur baru mereka...
-
Secara resmi Perang Dingin antara Amerika Serikat (AS) dengan Uni Sovyet - kini Rusia, sudah berakhir dua dekade lalu. Perang dua kekuatan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar