Sebuah helikopter milik TNI AD jatuh di wilayah Pujungan, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, sekitar pukul 11.00 Wita, Sabtu.
Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Kabupaten Nunukan, Octavianto di Nunukan, Sabtu, membenarkan bahwa telah terjadi kecelakaan pesawat milik TNI AD di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia itu.
Namun, ia belum dapat memastikan jumlah korban akibat kecelakaan tersebut. Octavianto mengutarakan, ia juga belum mengetahui kronologis peristiwa itu.
Ia mengatakan menerima informasi kejadian tersebut sekitar pukul 12.00 Wita dan saat ini evakuasi sedang dilakukan.
"Ada korban tapi jumlahnya belum kami ketahui. Saat ini sedang dilakukan evakuasi," jelasnya.
Ia menambahkan, helikopter tersebut sedang mengangkut logistik bagi prajurit pengamanan perbatasan Indonesia-Malinau dari Kota Tarakan, Kalimantan Utara.
Kepala Basarnas ini juga mengaku belum dapat memberikan keterangan lebih lengkap sehubungan belum mendapatkan data akurat dari tim yang berada di lokasi kejadian.
Dugaan Penyebab Helikopter TNI AD Jatuh di Kalimantan Utara
Kapuspen TNI Laksamana Muda, Iskandar Sitompul mengungkapkan dugaan awal penyebab jatuhnya Helikopter MI-17 milik TNI Angkatan Darat di daerah Kecamatan Baku Hulu, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara.
Menurutnya, secara tiba-tiba helikopter kehilangan power (tenaga) hingga akhirnya jatuh dan menyebabkan 13 orang tewas serta 6 mengalami luka bakar.
Helikopter tersebut membawa 21 penumpang yakni 13 orang warga sipil dan 8 anggota TNI. "Seluruh korban sudah ditemukan, yang selamat sudah dibawa ke rumah sakit terdekat," katanya.
Pihaknya akan segera melakukan investigasi terkait penyebab insiden nahas tersebut. Terutama soal mendadak hilangnya tenaga (power) helikopter yang baru dibeli 2-3 tahun lalu. "Kita akan segera kirim tim untuk investigasi masalah itu. Apakah ada masalah teknis atau yang lainnya," ujar dia.
Helikopter itu berangkat dari Tarakan, Kalimantan Utara, sekitar pukul 09.09 WITA pagi tadi menuju perbatasan Malaysia dengan mengangkut 1.800 Kg logistik untuk keperluan pembangunan pos perbatasan di Long Bulan atau daerah Tunjungan, Malinau melalui pos Apauping.
Seharusnya Helikopter MI-17 tiba di pos Apauping pada 10.06 WITA, tetapi hingga pukul 10.10 WITA pesawat belum mendarat.
6 Korban Selamat Terlempar dari Heli Saat Akan Jatuh
Enam orang selamat dalam peristiwa jatuhnya Helikopter Mi-17 milik TNI AD di sekitar Pospamtas Bulan di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, sekira pukul 10.45 Wita. Mereka berada di dekat pintu, dan terlempar sebelum heli jatuh kemudian terbakar.
"Korban selamat enam orang berada di dekat pintu, mereka terlempar dari dalam heli," ujar Pangdam VI/Mulawarman Mayjen TNI Dicky Wainal Usman, Sabtu (9/11/2013).
Korban selamat kini menjalani perawatan di Tarakan setelah dievakuasi lewat udara sore tadi. Menurutnya, mereka mengalami luka bakar, namun seluruhnya sadarkan diri. "Luka bakar cukup serius, dua ringan. Yang selamat dua TNI, empat sipil. Mereka sadar semua," terangnya.
Dicky belum berani memastikan jumlah korban tewas, namun menurut manifest, heli mengangkut 19 orang. Sebanyak 10 orang di antaranya merupakan pekerja bangunan yang akan membangun pospamtas. "Diperkirakan (tewas) 13 orang, tapi belum pasti, besok kita lihat lagi setelah dievakuasi," jelas Dicky.
Dia menerangkan, awalnya heli mengangkut sembilan orang dari Tarakan menuju Desa Apoping, Kecamatan Bahau Ulu, Kabupaten Malinau. Heli lalu mendarat mengangkut 10 pekerja bangunan, dan kembali terbang menuju perbatasan. "Tidak jauh (dari Desa Apoping ke perbatasn) sekitar 20 menit menggunakan heli," ujarnya.
Saat akan mendarat di helipad yang letaknya sekira 30 meter dari pospamtas, baling-baling belakang heli terus berputar. Nahas, heli lalu jatuh dan terbakar. Investigasi akan dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti kecelakaan tersebut. "Saya kira ada masalah, cuaca mungkin, sehingga baling-baling terus berputar. Akan dilakukan investigasi untuk mengetahui penyebab pasti," terangnya.
Dia memastikan kondisi helikopter masih dalam keadaan laik terbang. Helikopter buatan Rusia tersebut baru dioperasikan pada 2010 lalu untuk pengamanan perbatasan. Kodam VI/Mulawarman memiliki dua helikopter serupa, satu lagi berada di Balikpapan. "Heli cukup baik, tahun 2010 baru dioperasikan," pungkasnya.
Sumber : Antara | OkeZone
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Sabtu, 09 November 2013
Helikopter Mi-17 TNI AD jatuh di Malinau
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Di Era tahun 60an TNI AU/AURI saat itu pernah memiliki kekuatan udara yang membuat banyak negara menjadi ‘ketar ketir’, khususnya negara-ne...
-
Rusia mengharapkan Indonesia kembali melirik pesawat tempur sukhoi Su-35, pernyataan ini diungkapkan Wakil Direktur "Rosoboronexport...
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Tentara Nasional Indonesia (TNI) berencana menambah armada kapal selam untuk mendukung pertahanan laut. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), L...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Rencana Amerika Serikat (AS) menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang, membawa implikasi ...
-
Oleh : Brigjen TNI Bambang Hartawan, M.Sc Berangkat dari sejarah, ide sering berperan sebagai kekuatan pendorong di belakang suatu tra...
-
Ribuan senjata serbu SS2 V5C pesanan Kopassus sedang diproduksi oleh PT Pindad. Untuk tahap awal, Kopassus akan mendapatkan 1000 pucuk SS2...
Ironis.. Niat utk zero accident di 2013 ternoda. Turut berduka utk para korban serta keluarga yg ditinggalkan.
BalasHapusDitunggu hasil investigasi penyebab kecelakaan. Kita kehilangan aset terbaik, yaitu para prajurit (dan sipil) serta alutsista. Mudah2an hal ini menjadi perhatian utk TNI untuk memastikan semua alutsista yg ada bisa digunakan dengan baik dan tidak akan ada korban lagi.
TNI beli rongsokan dari rusia biar bisa dikorup rame2x. Gue dah dari dulu ga setuju heli butut jadul kayak gini. mending Chinook, taanggung ini mah.
BalasHapusMenyedihkan, lebih baik beli pesawat rongsokan buat para pejabat korupsi
BalasHapusMenyedihkan
BalasHapus