Apakah yang dimaksud Radar Pasif? Mengapa sering disebut sebagai sistem radar yang mampu menjejak pesawat “siluman” (stealth)?
Radar (Radio Detecting And Ranging) adalah sebuah peralatan elektronik yang umumnya digunakan untuk memantau suatu wilayah udara untuk kepentingan pengamatan dan pengendalian lalu lintas udara. Meskipun demikian radar juga digunakan untuk keperluan pengamatan cuaca, lalu lintas kapal laut dan bahkan mengamati kecepatan lalu lintas darat.
Prinsip kerja radar konvensional adalah memancarkan gelombang radio ke angkasa dan menangkap kembali pantulan akibat mengenai benda terbang. Besarnya sinyal pantulan dikenal dengan nama Radar Cross Section (RCS). Pesawat terbang konvensional akan menghasilkan RCS sesuai ukurannya, namun pada pesawat modern, khususnya pesawat militer generasi terkini memiliki nilai RCS kecil atau bahkan sangat kecil sehingga sulit terdeteksi radar konvensional sehingga disebut pesawat “Siluman”.
Kemampuan menjadi “Siluman” atau Stealth ini dihasilkan oleh pengembangan teknologi airfoil/airframe, material dan avionik pesawat. Teknologi airfoil/airframe menggunakan desain bentuk yang mengurangi pantulan radar. Teknologui material menggunakan penyerapan gelombang radar sehingga mengurangi pantulan sampai tidak memantul sama sekali.
Tehnologi avionik yang mengurangi pancaran elektromagnetik atau mengganggu pancaran elektromagnetik lawan. Jika teknologi ini digunakan pada pesawat tak berawak (UAV) maka akan sangat ampuh, ukuran UAV yang kecil dan tidak tertangkap radar akan menyulitkan untuk mengantisipasi ancaman, terelbih bila pesawat UAV memiliki kemampuan penyerang di samping pengintai berkemampuan tinggi.
Untuk menghadapi pesawat-pesawat yang sulit dideteksi maka dikembangkan peralatan “penjejak pasif” (passive sensor) atau radar pasif. Cara kerjanya adalah dengan menerima semua frekuensi elektromagnetik yang dipancarkan oleh pesawat dan UAV. Meliputi gelombang komunikasi, data link, radar altimeter, radar cuaca, radar early warning, radar deteksi, peralatan navigasi, transponder IFF, GPS, ADSB, dan aneka pancaran gelombang elektromagnetik yang terpancar atau diterima oleh pesawat tadi.
Diketahui prinsip radar pasif yang menggunakan 3-4 peralatan sensor penerima pada suatau jarak tertentu sanggup menggunakan prinsip triangulasi untuk menentukan posisi, ketinggian, kecepatan dan arah pergerakan sasaran yang di deteksi. Dengan makin canggihnya teknologi maka radar pasif makin peka dan makin canggih. Peralatan ini bisa menjadi alat deteksi, alat analisis, dan pengumpul data elektronis. Bisa menjadi alat Electronic Intelligent, Electronic Support Measures, dan Signal Intelligence.
Keuntungan menggunakan radar pasif adalah antara lain mampu mendeteksi sasaran secara tiga dimensi pada jarak 400-600 km tanpa diketahui sasaran (senyap) karena tidak memancarkan sinyal radar, mampu juga mendeteksi emisi di daratan dan lautan secara senyap, handal terhadap jammer, bekerja secara rahasia, relatif murah dan mudah dirawat, mudah diintegrasikan, mudah dilakukan alih teknologi, serta sangat ampuh bila digabungkan dengan sensor radar pertahanan udara aktif yang sudah ada.
Kemampuan pertahanan udara yang mengandalkan radar aktif akan sangat terdongkrak dengan dilengkapi sistem radar pasif, sehingga tidak saja pesawat konvensional bisa lebih mudah tertangkap radar namun juga pesawat non konvensional berkemampuan stealth, termasuk pesawat tanpa awak dan rudal jelajah bisa terdeteksi dan bisa dilumpuhkan sedini mungkin. (Angkasa)
Artikel ditulis oleh : Kol. Pnb Agung “Sharky” Sasongkojati
Baca juga artikel "Ceko Tawarkan teknologi radar Pasifnya kepada Indonesia"
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Sabtu, 09 November 2013
Radar Pasif Pencari Jejak UAV hingga Pesawat Siluman Dari Jarak 600 km
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Di Era tahun 60an TNI AU/AURI saat itu pernah memiliki kekuatan udara yang membuat banyak negara menjadi ‘ketar ketir’, khususnya negara-ne...
-
Rusia mengharapkan Indonesia kembali melirik pesawat tempur sukhoi Su-35, pernyataan ini diungkapkan Wakil Direktur "Rosoboronexport...
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Tentara Nasional Indonesia (TNI) berencana menambah armada kapal selam untuk mendukung pertahanan laut. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), L...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Rencana Amerika Serikat (AS) menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang, membawa implikasi ...
-
Oleh : Brigjen TNI Bambang Hartawan, M.Sc Berangkat dari sejarah, ide sering berperan sebagai kekuatan pendorong di belakang suatu tra...
-
Ribuan senjata serbu SS2 V5C pesanan Kopassus sedang diproduksi oleh PT Pindad. Untuk tahap awal, Kopassus akan mendapatkan 1000 pucuk SS2...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar