Media Australia terus menyoroti kepemimpinan Perdana Menteri Tony Abbott dalam penanganannya terkait tumpahan minyak Montara di Laut Timor pada Agustus 2009 yang sampai sekarang masih terus ditutup-tutupi.
“Media Australia tidak hanya mengeritik Tony Abbott soal pencemaran di Laut Timor tersebut,karena dampaknya sudah mulai dirasakan oleh masyarakat pesisir di kepulauan Nusa Tenggara Timur,” kata Ferdi Tanoni,Ketua Yayasan Peduli Timor Barat (YPTB) dalam keterangan tertulisnya kepada Jurnal Maritim (20/2).
Ferdi mengatakan, media-media besar di Australia seperti The Sydney Morning Herald, The Daily Telegraph, The Australian, The Canberra Times dan The Age Melbourne dalam sepekan terakhir selalu meluncurkan tulisan dalam nada kritik yang sama “West Timor Awaits Abbott Montara Response,” (Timor Barat Menunggu Tanggapan Abbott soal Montara).
Dalam pemberitaan-pemberitaan tersebut, diterangkan bahwa sejak petaka polusi minyak lepas pantai terbesar di Australia terjadi pada 21 Agustus 2009, masyarakat pesisir di Timor bagian barat NTT yang berhadapan langsung dengan Laut Timor, telah mengalami penyakit yang aneh dan kerugian yang sangat besar karena dampak dari pencemaran tersebut telah menghancurkan industri perikanan dan rumput laut mereka.
Pria yang dikenal sebagai pemerhati masalah Laut Timor itu menilai Tony Abbott telah menutup mata dan telinganya terhadap penderitaan orang-orang yang berada di halaman belakang Australia. Ia mendesak pemerintah pusat tidak membisu dengan persoalan ini.
“Masalah pencemaran Laut Timor ini jauh lebih besar skalanya dibandingkan dengan kasus hukuman mati yang dijatuhkan terhadap dua warga Australia dalam kasus Bali Nine,” tegas Ferdi.
Ia menambahkan, petaka tumpahan minyak Montara bukan saja telah membunuh ratusan ribu mata pencaharian masyarakat miskin di pesisir kepulauan Nusa Tenggara Timur, tetapi lebih dari itu telah menciptakan penyakait-penyakit aneh yang membawa pada kematian rakyat Indonesia yang setiap hari berinteraksi dengan perairan di sekitar Laut Timor.
Kuasa Hukum yang ditunjuk YPTB, Greg Phelps, menyebutkan bahwa dirinya telah menulis surat langsung kepada Perdana Menteri Tony Abbott pada tanggal 24 November 2014 lalu meminta agar segera diadakan pertemuan darurat untuk membahas warisan dari petaka Montara 2009 itu.
“Namun, sampai saat ini saya tidak pernah menerima jawaban atas surat yang mendesak bantuan pemerintah Australia untuk menyelesaikan kewajiban dari PTTEP AA (operator kilang minyak Montara asal Thailand, red) terhadap dampak tumpahan minyak Montara di perairan Indonesia,” Ucapnya di salah satu media Australia.
Greg mengatakan, dibalik kemiskinan dan keterpencilan korban Montara merupakan hasil tindakan tercela bangsa Australia karena telah bersekongkol dengan pencemar guna membatalkan tanggung jawab perusahaan.
Sementara itu, Pemerintah Indonesia melalui Menteri Lingkungan Hidup, Balthazar Kambuaya, pada tanggal 24 September 2014 telah menyurati Pemerintah Australia untuk meminta kerja sama dalam menyelesaikan masalah tersebut, namun hingga saat ini tidak ada tanggapan dari Tony Abbott.
YPTB berkedudukan di Kupang, NTT tengah mempersiapkan gugatannya ke Pengadilan Australia terkait dengan tuntutan ganti rugi masyarakat yang terkena dampak dari pencemaran minyak di Laut Timor tersebut. (JMOL)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Minggu, 22 Februari 2015
Pencemaran Laut Timor, LSM Minta Pemerintah Desak PM Tony Abbott
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Ambisi Besar Sang Jenius Mantan Presiden RI BJ Habibie berencana menghidupkan kembali pesawat N250 yang sempat dipensiunkan oleh Pemerintah...
-
Dalam pidato perdananya sebagai Presiden, Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi berulang kali menegaskan visi pemerintahannya lima tahun ke d...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Penyerangan Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta menggunakan senapan serbu AK-47. Diketahui anggota Kopassus ini baru saja berlatih di Gunung ...
-
Ketua Komisi Satu DPR Mahfudz Siddiq menyatakan, tawaran 10 unit kapal selam dari Rusia kepada Indonesia, merupakan hal menarik dan perlu di...
-
Hacker Indonesia berhasil mematikan situs http://asis.gov.au hingga status 404 Not Found. Sasaran berikutnya adalah situs http://asio.gov.au...
-
Ketua Payuguban Pelaku Pertempuran Lima Hari di Semarang Soedijono (90) mengaku kecewa pada banyaknya kasus korupsi di negeri ini. ...
-
Siapa yang tidak kenal dengan Rafale? Pemerhati dunia militer, khususnya dunia aviasi militer pastilah mengenal sosok pesawat tempur andalan...
-
Mungkin belum banyak yang tahu kalau ada sebuah perjanjian maha penting yang dibuat Presiden I RI Ir Soekarno dan Presiden ke 35 AS John F...
-
Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Marsetio mengatakan segera mengirim tim teknis ke Rusia untuk memastikan Indonesia akan memb...

Tidak ada komentar:
Posting Komentar