Ratusan personel TNI mengikuti apel pasukan pemukul reaksi cepat sebelum mengikuti latihan di Mako Armada Timur, Dermaga Ujung, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (24/3/2015). | Foto : Antara/Zabur Karuru |
Ribuan personel TNI antara lain Kopassus - Kopassus (AD), Marinir - Kopaska (AL) dan Paskhas (AU) yang dikerahkan dalam latihan operasi militer yang tergabung dalam Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) tersebut sejak 22 Maret hingga 15 April 2015 mendatang.
Koordinator KontraS, Hariz Azhar, mengatakan, jumlah tersebut dirasa sangat berlebihan dan jelas membuat takut masyarakat setempat.
"Ya kalau ada orang Poso bilang senang dengan adanya TNI di sana, ya orang itu tidak tinggal di desa yang dipakai latihan TNI. Kalau yang tinggal di desa yang dipakai latihan sudah merasa terbatasi aktivitas mereka, takut", ujar Haris Azhar di Kantor KontraS, Jalan Borobudur, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, 23 Maret 2015.
Kepala Biro Riset KontraS, Puri Kencana Putri, mengatakan, pada saat yang bersamaan juga digelar operasi Camar Maleo 2015 yang dilakukan oleh Polda Sulawesi Tengah. Operasi tersebut dilakukan untuk membekuk jaringan teroris Santoso.
"Operasinya nih hampir bersamaan, tujuannya untuk membekuk jaringan Santoso dan organisasi Mujahidin Indonesia Timur," kata Puri.
KontraS juga menambahkan, kurang lebih 600 personel Brimob dan 400 personel dari jajaran Polda Sulawesi Tengah, termasuk di dalamnya Polres Poso, Parigi, Moutong, Tojo Unauna, Morowali serta Sigi, dikerahkan dalam operasi, mulai dari 26 Januari hingga 26 Maret 2015 itu. (VivaNews)
ya semua itu hanya org poso yg tau, tp dibanding masyarakat para teroris poso sebenarnya jauh lebih takut dengan latihan gabungan tersebut. apapun yang di buat pemerintah itu semua punya tujuan baik untuk masa depan NKRI setidaknya tidak untuk sekarang tapi dampaknya dimasa yang akan datang. ingat kata soekarno "Perjuanganku melawan emperialisme kolonial sudah usai, tapi perjuanganmu akan lebih berat lagi karena engkau akan melawan bangsamu sendiri. maju terus NKRI.
BalasHapusKontras adalah penjual bangsa, karena pembunuhan di poso semakin meningkat ttp tdk ada reaksi dan konflik sosial didukung oleh kontras krn senang dg kisruh nya NKRI. Kontras sdh mendpt honor dr negara asing utk itu Anak2 bangsa hrs mengawasi kegiatan kontras kalau2 didanai oleh negara asing, kalau benar didanai asing dg kegiatan yg menentang kebijakan pemerintah dan dpt dilaporkan keapara yg berwewenang........
BalasHapusKontras=asing.. ngapain mreka bawa/punya senjata.. nyatanya banyak aparat mati tertembak. Ga ada salahnya mreka dbrondong.
BalasHapuskontras brengsek pembela kejahatan
BalasHapuskontras brengsek pembela kejahatan
BalasHapusKontras, Imparsial, Komnas HAM itu parasit dalam negara mereka memanfaatkan demokrasi dmn kebebasan berbicara menjadi aturan tertinggi, saat ada anggota TNI terbunuh di Papua mrk diam, saat ada OPM terbunuh mrk blg TNI melanggar HAM
BalasHapusBajingan emg....tp skrg rakyat sdh tw siapa yg tulus utk negeri dan siapa yg munafik, lihat aja saat kasus Cebongan, ketua Komnas HAM mpe dilindungi PM cz hampir dihajar massa yg geram
Kontras, Imparsial, Komnas HAM itu parasit dalam negara mereka memanfaatkan demokrasi dmn kebebasan berbicara menjadi aturan tertinggi, saat ada anggota TNI terbunuh di Papua mrk diam, saat ada OPM terbunuh mrk blg TNI melanggar HAM
BalasHapusBajingan emg....tp skrg rakyat sdh tw siapa yg tulus utk negeri dan siapa yg munafik, lihat aja saat kasus Cebongan, ketua Komnas HAM mpe dilindungi PM cz hampir dihajar massa yg geram
Kontras, Imparsial, Komnas HAM itu parasit dalam negara mereka memanfaatkan demokrasi dmn kebebasan berbicara menjadi aturan tertinggi, saat ada anggota TNI terbunuh di Papua mrk diam, saat ada OPM terbunuh mrk blg TNI melanggar HAM
BalasHapusBajingan emg....tp skrg rakyat sdh tw siapa yg tulus utk negeri dan siapa yg munafik, lihat aja saat kasus Cebongan, ketua Komnas HAM mpe dilindungi PM cz hampir dihajar massa yg geram
kontras mata2 barat kali y?....hobinya ngerecokin TNI...kalo anggota TNI yg tewas dibunuh koq mereka diem tenang2..aja...wah musuh dalam selimut ini bahaya kayaknya perlu kita demo ini...
BalasHapus