Kehadiran dua unit C01 Rafale B (kursi tandem/double seater) itu untuk memberi alternatif sumber pengadaan calon pengganti F-5E/F Tiger II di Skuadron Udara 14, yang berasal dari dasawarsa ’80-an. Dua C01 Rafale B dan
satu pesawat terbang transport Airbus A400M mendarat di Pangkalan Udara
Utama TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, kemarin (23/3).
Ada beberapa pabrikan yang tengah mengadu strategi untuk mematangkan tawarannya kepada Indonesia, yaitu JAS39 Gripen (SAAB AB/Swedia), Eurofighter Typhoon (Eurofighter/konsorsium Eropa Barat), F-16 Fighting Falcon Block 60 (Boeing/Amerika Serikat), dan Sukhoi Su-35 Flanker-Berkut (Rusia).
Dari semua alternatif itu, cuma dua yang bermesin tunggal, yaitu JAS39 Gripen dan F-16 Fighting Falcon Block 60 serta tiga merek dan tipe yang memakai sayap delta dikolaborasikan dengan sayap kanard di depan (JAS39 Gripen, Eurofighter Typhoon, dan C01 Rafale).
Dari sisi dimensi fisik, Sukhoi Su-35 Flanker-Berkut yang paling bongsor sementara JAS39 Gripen paling kompak namun memiliki rasio daya angkat beban maksimum paling besar.
Sukhoi Su-35 Flanker-Berkut juga yang banyak membakar BBM saat mengudara sementara JAS39 Gripen yang paling efisien dalam hal ini tanpa mengurangi performansi dan kecanggihannya.
Di ASEAN belum ada operator C01 Rafale yang dibuat dalam beberapa varian, yaitu C01 Rafale B, C01 Rafale C, dan C01 Rafale M yang didedikasikan bagi penempatan di kapal induk.
India merupakan calon operator C01 Rafale
terbesar di Asia, setelah tercapai kesepakatan pembelian 178 unit dari
Dassault Aviation, tahun lalu, dengan 128 unit dibuat di India.
Sampai saat ini, tender terbuka akan pengadaan calon pengganti F-5E/F Tiger II itu belum diumumkan secara resmi. C01 Rafale semula tidak pernah disebut-sebut sampai akhirnya mereka hadir setelah tampil dalam Langkawi International Maritime and Aerospace 2015, di Malaysia.
Pada kesempatan demonstrasi terbang di Jakarta kali ini, ketiga penerbang tempur TNI AU, yang duduk di kursi kedua C01 Rafale itu adalah Mayor Penerbang M Yunus (Skuadron Udara 14), Mayor Penerbang Haris dan Mayor Penerbang Agus Dwi (Skadron Udara 15).
Kedua skuadron udara itu bermarkas di Pangkalan Udara Utama Iswayudi, Madiun, Jawa Timur.
Selama
penerbangan demonstrasi selama kurang dari satu jam terbang itu, Yunus,
Haris, dan Dwi diberi kesempatan mencoba menerbangkan pesawat canggih
dengan beberapa manuver, sampai merasakan kebolehan C01 Rafale B dalam fitur "melihat" dan "mengunci" target di udara.
Dengan
begitu, mereka dapat merasakan, mengetahui dan menguji kemampuan
tempurnya secara langsung sebagai pembanding dengan pesawat tempur TNI
AU saat ini.
Komandan Pangkalan Udara Utama TNI AU
Halim Perdanakusuma, Marsekal Pertama TNI Sri Pulung, beserta jajaran
menyaksikan langsung penerbangan demonstrasi itu dari apron Pusat
Operasi (Base Ops) pangkalan udara itu.
Demonstrasi udara C01 Rafale B dilaksanakan dalam tiga sortie, dengan waktu sekitar 45 menit tiap sortie.
Rute terbang mereka dari landas pacu pangkalan udara itu menuju ke
selatan di atas Pelabuhan Ratu, Jawa Barat, dan dan kembali ke Pangkalan
Udara Utama TNI AU Halim Perdanakusuma. (Antara)
lanjutin juga pembuatan pespur lfx lapan exprimen jet tempur indonesia, mesin turbin turbo fan versi yuotube.
BalasHapus