KRI Bung Tomo-357 |
Penerangan Satgas Maritim TNI Kontingen Garuda (Konga) XXXVIII-H/UNIFIL 2015 dalam keterangan pers dari Lebanon yang diterima Antara di Surabaya, Sabtu, melaporkan, predikat itu diberikan tim inspeksi dari PBB yang melaksanakan Contingent Owned Equipment (COE) Inspection atau inspeksi terhadap peralatan/kelengkapan yang dimiliki Kapal Republik Indonesia (KRI) Bung Tomo-357.
Tim inspeksi dari PBB telah melaksanakan COE Inspection kepada Satgas Maritim TNI Konga XXVIII-H/UNIFIL 2015 pada Rabu (7/10) dengan melakukan serangkaian pengetesan dan pengecekan peralatan/perlengkapan serta material lainnya.
Mereka melakukan pengecekan itu untuk menilai ada-tidaknya kesesuaian dengan standar yang telah ditetapkan PBB.
Komandan KRI Bung Tomo-357 Kolonel Laut (P) Yayan Sofiyan, S.T. selaku Dansatgas Maritim TNI Konga XXVIII-H/UNIFIL menyambut dan mendampingi secara langsung terhadap tim inspeksi dari PBB dalam pelaksanaan inspeksi.
Inspeksi diawali dengan beberapa pertanyaan yang dilayangkan kepada Komandan KRI dan perwira staf yang hadir mendampingi.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut berkaitan dengan vessel capability and equipment, termasuk di dalamnya adalah "performance standard" dari masing-masing sub-kategori sesuai dengan check list yang sudah disiapkan.
Kegiatan tersebut merupakan inspeksi pertama sejak KRI Bung Tomo-357 tiba di Beirut dan Inchop pada tanggal 30 September 2015 yang rencananya dilaksanakan inspeksi secara berkala setiap tiga bulan sekali selama berada dan bergabung dalam Satgas Maritim TNI Kontingen Garuda.
Tim inspeksi dari PBB yang datang adalah CDR Gerhard Sender (Germany Navy) Deputy MAROPS UNIFIL selaku COE Inspector dan LTCDR Suad Delgen (Turkey Navy) Marops-Plan SO.
Setelah proses pemeriksaan administrasi selesai, kegiatan dilanjutkan pemeriksaan COE untuk mengecek perlengkapan dan peralatan yang ada di KRI Bung Tomo-357.
Pengecekan itu antara lain dengan pemeriksaan fisik sistem dan peralatan ke setiap bagian, mulai dari anjungan, Pusat Informasi Tempur (PIT), ruang akomodasi, ruang kesehatan, kamar mesin dan Main Control Room (MCR).
Hasil dari inspeksi tersebut menyatakan bahwa perlengkapan dan peralatan yang ada di KRI Bung Tomo-357 telah sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan oleh United Nations Security Council untuk menjadi peace keeper di Lebanon.
Inspeksi diakhiri dengan penulisan hasil observasi tim pada Verification Inspection Worksheet diikuti penandatanganan COE Inspector, COE Team Member dan ship representative.
Dansatgas mengatakan satu hari sebelumnya pihaknya menerima kedatangan tim COE Inspector dari Regional Air Safety Officer (RASO), Anatoli, yang didampingi Riad Haran Rabbani (Second Chief RASO), Mirwais Mohammad dan Youssef Mouammar dari Chief Airfield Management Unit.
Dari hasil Inspeksi, Helikopter NBO-105/NV-414 dinyatakan memenuhi persyaratan untuk mendukung kegiatan Satgas Maritim TNI Kontingen Garuda di Lebanon.
Satuan tugas Maritim TNI Kontingen Garuda XXVIII-H/UNIFIL juga menerima sosialisasi HIV/AIDS oleh Kinhara selaku Konsultan HIV/AIDS yang bertugas di Staff HIV/AIDS Training Officer UNIFIL.
Dari keseluruhan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh inspektor PBB tidak ditemukan hal-hal yang dapat menghambat tugas-tugas yang akan diemban Satgas Maritim TNI Konga XXVIII-H/UNIFIL Lebanon, sehingga KRI Bung Tomo-357 dan Helly BO NV-414 meraih predikat "Perfection".
Di Surabaya (9/10), Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi menggelar tasyakuran bersama prajurit TNI AL Wilayah Timur, sebagai bentuk rasa syukur atas sukses International Maritim Security Symposium (IMSS), Sail Tomini, Surya Bhaskara Jaya (SBJ), peringatan HUT ke-70 TNI tahun 2015, dan kedatangan KSAL dari Tanah Suci.
Antara
Kita boleh bangga, tapi jgn berlebihan...krn menurut sy, jika kita berlebihan, kita akan tampak dungu. Apapun adanya, KRI BUNG TOMO adlh buatan luar negeri NB: Inggris. Kita blm layak berbangga hati kalau kita hanya dalam posisi pengguna dan bukan pembuat, pasti yg layak berbangga hati adlh pembuatnya. Berapapun kita bisa beli alutsista canggih, kita sampai kapanpun blm layak utk berbangga hati, kecuali kelak kita sdh mampu memmbuat alutsista canggih dan tdk segan2 utk menggunakan sendirj.
BalasHapusSebagai anak negeri, sy sgt malu berbangga diri hanya dg menggunakan alutsista buatan asing, secanggih apapun. Contohlah China, apapun kualitas alutsista buatan dlm negeri, mereka tdk ada rasa segan menggunakannya.
Ada pepatah: "Anak SMA Indonesia lebih bangga memakai dan membeli HP Branded dg harga selangit sbg sarana aktualisasi diri, sebaliknya anak SMA Jepang lebih bangga berkarya membuat HP sendiri apapun hasilnya". Malu dung ahhhhh....